Holla:)
Dari sini tiap chapter memang lebih aku perpendek dengan mengurangi 1000 word. Soalnya satu judul dengan banyak perjalanan bikin jengah juga, apalagi pusing liat satu chap yang kepanjangan.
Terimakasih atas kunjungannya, kalau kalian suka Vote ya, jangan lupa komentarnya.
Grazie!
Conan
_______________________________________
Paginya Cornelia sebenarnya sudah mau berangkat pulang ke Italia. Tapi sepupu-sepupu tengilnya meminta agar tetap tinggal dan mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama diruang rekreasi Mansion Mamorin. Merasa merindukan saat-saat seperti ini.
Ibunya Cissy juga melarang Cornelia untuk segera pulang. Cissy menjadi sedikit imut setelah tadi malam Cornelia merengek minta tidur dengan Mommanya. Itu aneh bagi Cissy. Tentu saja, sedari kecil Cornelia selalu minta ditemani ayahnya saat tidur, ada apa-apa bilang pada ayahnya, malah Cornelia terkesan takut dengan Cissy. Tapi kini semuanya berubah haluan pada Cissy. Cissy sebenarnya malu-malu memanjakan Cornelia walau sebenarnya dalam hatinya dia benar-benar senang, rasanya sudah lama dia menginginkan ini, saat dia dekat dengan putrinya.
Kehidupan Cissy saat muda sebagai putri bangsawan membuatnya menjadi angkuh dan hidup serba berkelas, membuatnya membawa etiket itu sampai si keluarganya sekarang. Biasanya para bangsawan tidak bertanggung jawab atas anak mereka, mereka akan menyerahkannya pada pengurus mereka. Tapi Cissy lama-lama tidak tahan lagi. Dia yang setiap harinya memberikan Cornelia pada pengasuh tidak tahan melihat si kecil mungil itu, dia ingin anaknya berada dalam pelukannya dan mengasihinya. Tapi dia tidak tahu caranya, dan saat kesempatan ini ada, saat Cornelianya mau bersamanya, Cissy akan menahannya, dia akan sangat senang berdekatan dengan Cornelianya.
Tapi hari ini benar-benar menyebalkan. Duta besar Indonesia mendatanginya pagi ini dan memintanya ikut ke pusat riset milik ASEAN di Indonesia. Pusat riset yang meneliti suatu virus asing yang menyerang Brazil akhir-akhir ini, dan mereka kini sedang mencari vaksinnya. Mereka meminta tolong pada Cornelia, mereka bilang ini saatnya bagi Indonesia maju ke kancah internasional.
Cornelia tidak menolaknya, lagian hanya mencari vaksinkan? Selain dapat membanggakan negaranya ini juga akan bermanfaat untuk menolong orang banyak.Hari ini benar-benar melelahkan sepanjang hari. Apalagi dia harus berkerja sendiri.
Cornelia mengendarai mobilnya menuju mansion Mamorin, hari sudah sore dan dia ingin segera istirahat. Ponsel Cornelia berbunyi dan ada sebuah pesan disana.
Cornelia sayang, bisa tolong jemput Mao dan Choco di tempat kursus piano mereka? Bibi benar-benar sibuk sekarang, please?.
Cornelia melempar ponselnya ke jok mobilnya, bibinya benar-benar membuat Cornelia geram. Dia benar-benar lelah sekarang, dia baru saja keluar dari mobil setibanya dirumah dari rumah sakit. Sekarang hampir jam delapan malam dan Cornelia benar-benar lelah.
Akhirnya Cornelia masuk ke mobil lagi dan pergi ketempat les piano Choco dan Mao.
Bibinya Loui adalah adalah anak paling tua dari kakeknya Abby Mamorin dan neneknya Aisyiah Mamorin. Biar Cornelia jelaskan. Kakeknya Abby memiliki empat orang anak.
Yaitu;1. Anak pertamanya adalah bibi Loui yang sudah janda, suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat bersama dengan anak satu-satunya dan sang menantu. Tapi Loui tidak sendiri, Ada cucu laki-lakinya Charles atau biasa dipanggil Choco yang menemaninya, Choco secara ajaib selamat dari kecelakaa itu. Lalu Myrtle atau biasa dipanggil Mao si anak perempuan cantik adalah salah seorang korban kecelakaan pesawat yang selamat, dia tidak mempunyai sanak saudara dan saat kecelakaan pesawat itu Mao dan Choco bergandengan tangan bersama dalam pingsan mereka. Tidak tau bagaimana ceritanya Mao akhirnya diadopsi Loui sebagai cucu. Tapi walaupun sudah menikah Bibinya masih memakai nama Mamorin pada dirinya dan anak cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORNELIA : Sweet Enemy [COMPLETE]
Romance#1 Cinta, selalu ada kisah tentang air mata. Dan kisah yang ini selalu sama dengan novel-novel romance yang pernah kalian baca, selalu sama, dan selalu ada air mata. . . . . Gillien Alecta Alcael. "Berlarilah padaku saat tak ada seorangpun yang bisa...