Sekolahku

1.5K 83 2
                                    

        Pagi ini aku berjalan seperti biasanya menuju sekolah tercinta dimana aku menaruh harapan banyak di dalamnya.
Aku merasakan sejuknya pagi ini, burung-burung bertengger dalam sarangnya, angin pagi membuat siapa saja ingin memejamkan mata lalu menghirup udara yang belum aku jumpai motor berisikan bensin knalpot yang merusak udara itu.

Aku bersiap memasuki ruang kelasku, kelas XI IPS 3 yang aku cintai. Kata orang anak IPS itu tidak sepintar anak IPA , IPA itu lebih terpandang dari IPS, dan saat ini detik ini aku ingin membantah pandangan salah itu .

Menurut pendapatku, mau IPA mau IPS semuanya sama , kedua jurusan tersebut justru saling melengkapi, tanpa IPA kehidupan taakan berjalan begitupun sebaliknya .
Jika IPA mampu membuat makanan-makanan baru hasil fermentasi, maka IPS bertugas mencari letak strategis untuk melakukan perdagangan
benar begitu?

yang pasti tidak ada pandangan yang membeda-bedakan IPA dengan IPS dari benakku semuanya sama, sama-sama punya tujuan belajar . Aku pun tak pernah merendah diri karena masuk IPS, mata pelajaran IPS justru mengajariku banyak hal akan hubungan bersosialisasi, belajar tentang kebumian, dan mengatur perekonomian yang akan kita pakai dalam kesehariannya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucapku sambil berjalan menuju tempat duduk paling depan dimana aku menempatinya, terlihat sudah ada beberapa pasang mata yang menatap dan beberapa mulut yang menjawab salamku tadi. Diantaranya ada Shafira teman sebangkuku , dia tipe orang yang tidak banyak bicara sama sepertiku namun tak menghalanginya untuk dapat peringkat lima besar di kelas, ada Husna teman sebelah kanan bangkuku yang bertubuh subur dan selalu bermimpi untuk menjadi istri dari Iqbal CJR wkwk , ada Alvia si hobi baper, ada Hilya yang hobinya ngaca, ada Nadhifa yang menurutku wanita tercantik di kelas.

Setelah menyimpan tasku, dan disambutnya aku dengan senyum oleh Shafira teman sebangku ku, aku beralih menuju Nadhifa si pemegang kunci lemari buku GLS (Gerakan Literasi Sekolah) untuk mengambil salah satu buku dari sekian banyaknya karangan, ku ambil buku berjudul Fatimah AzZahra, Sang anak Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang berjiwa tangguh dan pemberani itu .

Kubaca dan kusimak baik-baik beberapa pesan yang terkandung di dalamnya, Aku sampai senyum-senyum sendiri mendapati beberapa kisah percintaan Fatimah dengan Ali, kadang juga tertawa membaca kisah lucu si kecil Hasan dan Husain . Lagi-lagi aku bermimpi untuk mempunyai kisah keluarga seperti mereka, semoga saja aku dapat membangunnya di surga meski tidak di dunia.

Bel telah berbunyi menandakan bahwa waktu pelajaran akan segera dimulai, Sosiologi adalah mata pelajaran favoritku, ingin sekali aku memperdalam ilmu tentang kemasyarakatan itu.

Selain penulis akupun bermimpi untuk menjadi guru sosiologi, modal pembahasan yang akan ditulis adalah sesuatu yang baru yang terjadi di masyarakat

seperti gejala sosial, kelompok-kelompok sosial, akulturasi (percampuran budaya) , westernisasi (Mengikuti budaya barat) yang sangat marak di kalangan anak muda, dan masih banyak lagi ilmu sosiologi yang dapat dibuat bahan karangan menulis.

"Puasa gak Syil?" Tanya Shafira disebelahku mengingat hari ini hari senin , waktunya puasa sunnah, aku hanya menggeleng menjawab pertanyaannya barusan

"Aku lagi datang tamu Fir." Fira mengangguk-angguk penuh mengerti dan kembali sibuk dengan handponenya, tak lama seorang pria paruh baya datang memasuki kelas, siapa lagi kalau bukan Pak Rusdi guru sosiologi yang sepertinya sudah sangat siap mengajar.

Anak-anak siap serempak menyiapkan buku mereka dengan rapi , namun ada pula yang masih sibuk bergurau, kedatangan seorang guru tak lantas membuat suasana kelas hening, semuanya sama saja. Penuh bisikan kecil dan tawaan, meski merasa kesal dengan kebisingan, pada akhirnya semua akan terasa sepi dan membuat rindu ketika mereka telah lulus dan sibuk dengan urusannya masing-masing.

Goresan Pena Arsyila (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang