Ikhlas

650 54 0
                                    

"Benar kata pepatah, bahwa daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Begitupun hati yang rapuh tak seharusnya menyalahkan takdir"

      Benar, cinta dalam diamku tak seberuntung kisah cinta Sayyidina Ali dan Sayyaidatina Fatimah.
Pengharapanku, pengharapan semu yang palsu. Aku benci hati ini, mengapa diriku harus mengenalnya?
Andai saja hati dapat menjaga, andai saja syaitan tidak datang menggoda 😭
Pemandangan yang baru saja terjadi terus menghantui pemikiranku, senyum bahagianya tersimpan jelas di memoryku.

Ku percepat langkahku, aku ingin cepat sampai rumah. Aku ingin merebahkan tubuhku lelah, aku ingin menggoreskan bait lukaku. Aku tidak boleh menangis, Arsyila tidak punya sifat cengeng.

Perasaan itu terus menghantuiku, Ya Allah.
Pria itu sudah memilih wanita lain. Lagi dan lagi ku tarik napasku kasar, mencoba menghilangkan rasa yang terus bergelut di dadaku.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ku buka pintu perlahan, suasana nampak sepi. Sepertinya nenek belum juga pulang dari pasar.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar, ku lempar tasku kesembarang tempat. Entahlah, aku sedang tidak bersemangat hari ini. Lalu, ku hentakan tubuhku kasar ke atas ranjang sambil menatap dinding-dinding langit yang putih.

Allah telah memenuhi janjinya, siapapun yang berharap pada selain Allah akan Ia jauhkan mereka dari perkara tersebut, agar mereka sadar bahwa tidak ada yang lebih menyakitkan daripada berharap kepada selain Allah.

Ku coba menerawang wajahnya, wajah lugu yang pertama kali aku kenal, wajah yang siapapun akan tergejolak hatinya karena rindu.
Ku ingat-ingat suaranya, suara itu. Suara yang membuat siapapun jatuh cinta karena lantunan ayat-ayat syahdu.

Dadaku kembali sesak, semakin sesak. Ku tarik napas panjang sambil memukul dadaku kasar. Air mata yang semula mampu ku tahan, kini telah jatuh dari sarangnya. Aku membenci saat seperti ini, aku ingin kembali pada masa itu.
Masa di mana cinta belum ku kenal sebagai sebuah hasrat yang menggelora, masa di mana teman menjadi satu-satunya tempat bermain, tempat memuaskan nafsu bahagia.

Duhai hati, biarkan aku pergi.
Pergi bersama perasaan yang mati, perasaan yang tak akan pernah kembali.
Kecuali--
Bila ia datang menghampiri.

Hari ini aku goreskan pena ku melalui lembaran buku kaku, seperti es yang membeku.
Juga seperti hatiku, yang kian merana karena berharap pada cinta.
Cinta yang tak semestinya, cinta yang membuatku melupakan sang pencipta.
Hari ini aku ceritakan..
Tentang cerita yang semu, yang tak mungkin menyatu.
Tentang cinta seorang penulis amatir, yang jatuh cinta kepada seorang penyair syahdu yang membuat semua orang teriak getir.
Tentang cinta seorang remaja bodoh, pemalu, dan kaku seperti boneka salju, yang jatuh cinta kepada seorang yang pintar, inergik, dan bijaksana sepertinya.
Seorang remaja yang sedang merasakan kepedihan, seorang remaja yang hatinya tersayat pedih, seorang remaja yang salah menaruh harapannya.
💔💔💔💔

Ku pejamkan mataku beberapa saat sebelum nenek mengetuk pintu "Arsyila makan dulu, sambil menunggu adzan isya." Nenek membuka pintu kamar perlahan.

"Iya nek." aku beranjak dari kasur ke dapur untuk mengambil sepiring nasi, lalu beranjak menuju ruang tv,

"Tumben kamu jam segini tidur." ucap nenek yang pandangannya masih tertuju ke layar tv

"Ngantuk." nenek kali ini tak lagi menjawab pernyataanku, sebenarnya aku sedang tidak nafsu makan.

Tidak lama setelah hampir saja aku selesai makan, adzan sudah berkumandang merdu. Ku simpan piringku di dapur sambil mengambil air wudhu. Setelah berwudhu, ku langkahkan kakiku ke kamar untuk melaksanakan sholat isya.

Rakaat demi rakaat telah aku laksanakan, hatiku sudah bertekad untuk tidak lagi mengenal cinta kepada manusia kecuali kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam, kepada para keluarga, dan sahabatnya, kecuali kepada seseorang yang dengan beraninya datang bersungguh-sungguh untuk menghitbahku.

Selesai berdoa, ku lipat kembali sajadah dan mukenaku. Ku rebahkan tubuhku, sambil menatap layar ponselku 20 chat dan 2 pesan baru, ku buka ROHIS

Kak AlFarizi: Assalamu'alaikum, jangan lupa besok ada pengajian.
Nadhifah: Wa'alaikumussalam ok siap
Khanza: Wa'alaikumussalam ok ok a siap 86

Aku malas melanjutkan percakapan sebenarnya, langsung saja ku tulis Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh aku pasti datang, tapi aku memang tidak berani langsun saja membalas siap, takut sesuatu terjadi.

Dua pesan lainnya ku buka, tertulis nama Nadhifa.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh?"
"Arsyila, kamu tidak apa-apa kan? Kelihatannya tadi sore kamu buru-buru sekali pergi?"

Mendapat pertanyaan tersebut aku tersenyum, langsung ku ketik pesan untuknya,

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, tidak apa-apa Nadhifa. Aku hanya sedikit pusing dan lelah"

Tak lama selang waktu beberapa menit Nadhifa menjawab,

"Syukurlah" Namun aku memilih untuk tidak menjawabnya lagi, ku terbangun, dan langsung melangkahkan kakiku menuju lemari buku pelajaran. Ku periksa satu persatu bukuku, ternyata satu dari empat mata pelajaran besok ada tugas, geografi.

1. Mengapa Indonesia kaya akan sumber daya alam?
2. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe persebaran flora dan Fauna di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud Urbanisasi?
4. Mengapa Indonesia masih disebut negara berkembang, sedangkan sumber daya Indonesia lebih melimpah jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya?
5. Mengapa pendidikan menjadi salah satu contoh adanya kualitas penduduk?

Ku tulis kata demi kata yang ku mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,

1. Karena Indonesia berada di tengah-tengah garis katulistiwa.
2. Tipe flora: Hutan musim, hutan hujan tropis, hutan bakau.
Tipe Fauna: Fauna asiatis, fauna australis, fauna peralihan.
Hutan musim adalah di mana tumbuhan berkembang pada musim-musim tertentu, hutan hujan tropis adalah di mana tubuhan berkembang lebih banyak pada saat musim hujan, hutan bakau adalah di mana tumbuhan berkembang di perairan.

Fauna asiatis adalah tipe fauna yang hanya ada di benua Asia, tipe australis adalah tipe fauna Australia yang juga menyebar di Indonesia karena terjadinya pencairan es di kutub pada abad-abad yang lalu, dan sedangkan tipe peralihan ini adalah hewan asli yang berasal dari Indonesia, contohnya: Komodo, burung Maleo, babi Rusa, Anoa, dll.
3. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya.
4. Karena Indonesia tidak memiliki tenaga kerja ahli yang dapat mengelola sendiri sumber daya alam.
5. Karena tanpa adanya pendidikan, sebuah negara tidak akan berkembang jika tidak di dasari dengan ilmu.

Selesai sudah pertanyaan demi pertanyaan, ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelah berwudhu, aku melaksanakan sholat witir.

Selesai sholat witir, ku rebahkan tubuhku ke kanan menghadap kiblat. Ku ucapkan doa sambil menadahkan tangan. Seusai berdoa, ku pejamkan mataku perlahan.

Berharap melupakan kejadian tadi, walau hanya beberapa jam. Tapi, itu baik bagiku. Atau juga biarkan rasa itu mati, tak hadir kembali, terhempas pergi, pergi bersama hati yang telah lama menanti. Aku benci..

Hati ini milik Allah, maka akan ku serahkan semuanya kepada Allah.

Publikasi, 19 November 2017.
Don't miss it next 😚

Goresan Pena Arsyila (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang