Karena aku percaya padamu

4.4K 446 5
                                    

Jaejoong tertidur saat lelah menangis,  menangisi hidup nya yang ia rasa tidak berguna lagi. Tanpa Jaejoong ketahui, seorang namja tampan melihat nya tidur dengan wajah tanpa ekspresi.

"Apa dia menyakiti mu juga? Sama sepertiku?" Yunho, namja itu. Meskipun Yunho berusaha mengabaikan rasa ini, tapi Yunho merasa tidak bisa mengabaikan namja cantik ini. Ada rasa ingin melindungi dari dalam dirinya saat mendengar isakan namja cantik itu dari balik pintu tadi. Melihat bekas sisa air mata yang ada di sekitar mata indah namja itu.

Yunho memberanikan menyentuh wajah halus Jaejoong yang sedang tertidur hingga membuat empunya terbangun.

Jaejoong terkesiap melihat namja yang hendak membunuh nya tadi ada di depan nya. Apa dia berubah pikiran dan akan membunuh ku jika aku lengah? Batin Jaejoong.

"Sudah ku bilang aku tidak akan membunuh mu," ujar Yunho seolah bisa membaca pikiran Jaejoong.

"Ahjussi bisa membaca pikiran ku?" tanya Jaejoong polos.

"Aku bisa membaca tatapan mu itu, dan jangan panggil aku ahjussi, panggil aku hyung," ujar Yunho. Yunho hanya memberikan panggilan seperti itu pada orang orang terdekat nya saja. Tapi Yunho berpikir kalau Jaejoong lebih baik memanggil nya hyung.

"Ah.. Begitu, siapa nama ahjus eh hyung?" tanya Jaejoong berani.

"Kau sangat berani rupanya, dari sekian banyak tawanan ku hanya kau yang berani menatap ku dan bertanya nama ku," ujar Yunho terkekeh kecil.

"Apa semua tawanan mu akan kau bunuh dengan keji? Dengan senjata senjata mengerikan itu? Dan apakah aku termasuk calon mayat mayat itu?" tanya Jaejoong tanpa rasa takut seolah siap menerima semua itu.

"Kenapa sedari tadi kau mengucapkan seolah olah kau siap mati? Kau tidak ingin hidup?" tanya Yunho pada Jaejoong yang menatap pinggiran ranjang dengan tatapan kosong.

Yunho biasanya akan marah kalau dia berbicara orang itu tidak menatap nya. Tapi entah kenapa pada Jaejoong dia membiarkan.

"Untuk apa aku hidup jika tiap hari ku hanya di isi oleh kesakitan. Kesakitan jiwa maupun fisik. Orang itu... Orang itu jahat, " ujar Jaejoong dengan nada tertahan di dada nya.

"Park Janghoon, dia Appa mu?" tanya Yunho mengorek informasi dari Jaejoong.

"Ya, dia Appa ku. Tapi dia tidak pernah menganggap ku anak nya setelah bercerai dengan Umma ku," jelas Jaejoong.

Yunho diam membiarkan Jaejoong bercerita. Sepertinya Jaejoong memang butuh seseorang untuk menceritakan masalah nya.

"Perusahaan Umma, warisan dari mendiang Haraboji di ambil alih Appa. Aku tidak mengerti waktu itu jadi aku memilih diam, aku juga mengalah pada saudara ku, tentang segala hal," jelas Jaejoong.

"Dimana Umma mu?" tanya Yunho merasa prihatin dengan Jaejoong. Meski dia bos mafia yang di segani, tapi jika itu berhubungan dengan keluarganya maka dia tidak akan tinggal diam. Dia tau rasanya tidak memiliki keluarga.

"Setelah bercerai dengan Appa dan seluruh aset di ambil alih Appa, Umma pergi di usir dan aku tidak pernah melihat nya lagi," jawab Jaejoong.

Yunho merasa kasihan pada Jaejoong, rasa ingin melindungi semakin tumbuh. Ingin dia menjadikan tawanan nya ini sebagai adik nya. Karena dia percaya, Jaejoong yang memiliki latar belakang keluarga yang hampir sama dengan nya, kehilangan anggota keluarga yang di cintai nya.

"Kau tau, kita sama sama kehilangan orang yang kita cintai di dunia ini? Kalau kau kehilangan Umma mu, aku kehilangan kedua orang tua dan bahkan adik ku yang masih sangat kecil," ujar Yunho tanpa ekspresi di wajahnya tapi tak ada yang tau kalau batin Yunho menangis.

"Kau menceritakan hal pribadimu padaku? Padahal aku hanya orang asing, " tanya Jaejoong pada Yunho yang menceritakan masa lalu kelam nya. Jaejoong merasa tidak pantas mendengar itu karena dia di sini hanya tawanan. Dia hanya orang asing yang di pungut Yunho dari rumah korban nya.

"Kau bukan orang asing, kau anggota kami. Kau lulus tes anggota kami. Apa kau mau bergabung dengan kami? Aku tau organisasi kami ini organisasi pendosa tapi aku melakukan ini untuk orang tua ku. Mereka semua harus membayar mahal untuk kematian orang tua ku dan orang orang terdekat ku," jawab Yunho.

Jaejoong menatap langsung mata Yunho yang penuh akan tekad dan ambisi. Tatapan terluka akan masa lalu membuatnya luluh dan menyetujui permintaan Yunho.

"Kenapa kau mau menjadikan aku anggota mu?" tanya Jaejoong lagi.

"Karena aku percaya pada mu, dan jangan buat kepercayaan ku padamu hilang karena pengkhianatan," ujar Yunho.

Jaejoong merasa terhormat di terima sebagai anggota di sini, bukan tawanan. Jaejoong bertekad akan membalas semua yang di lakukan orang yang ia sebut Appa dulu. Dan.. Dia akan mencari Umma nya, begitulah tekad Jaejoong.

"Kau bersedia?" Tanya Yunho lagi.

"Ya, aku mau jadi anggota mu hyung," ujar Jaejoong dengan semangat membuat Yunho terkekeh gemas dengan sikap Jaejoong. Sudah lama dia tidak berekspresi lebih seperti ini kecuali pada Jaejoong saat ini setelah kematian keluarga nya. Ah, dan satu orang lagi sebenarnya.

"Kita belum berkenalan, aku Jung Yunho ketua organisasi ini," Yunhi mengulurkan tangan nya.

"Aku Kim Jaejoong," jawab Jaejoong dengan senyuman menawan nya. Yah, Jaejoong sepakat dengan dirinya sendiri kalau dia tidak akan menggunakan marga orang itu lagi. Jaejoong membalas jabatan tangan Yunho. Ada desiran aneh yang menjalar dalam darah nya. Desiran yang nyaman dan menyenangkan entah apa.

"Baiklah Kim Jaejoong, aku senang kau tidak menggunakan marga sialan itu dan juga aku akan mengenalkan mu pada anggota lain," ujar Yunho.

Yunho beranjak dari duduk nya dan di ikuti Jaejoong di belakang nya.

Di kantor terdapat beberapa orang berlalu lalang dengan tugas masing masing. Di dalam mansion yang terlihat agak seram ini di bagi dalam beberapa bagian.

Ada bagian rumah utama untuk tempat tinggal pemimpin Blood Hunter. Lalu sayap kanan dan kiri untuk kantor dan pavilium untuk tempat tinggal anggota Blood Hunter.

Kebanyakan orang yang bekerja pada Blood Hunter merupakan orang yang bebas tidak terikat apapun. Tidak memiliki rumah dan keluarga. Meski ada beberapa yang memiliki keluarga, bos mereka tidak mempermasalah kan.

Melihat kedatangan bos mereka lantas anggota yang tadi sedang sibuk bekerja langsung berhenti dan membungkuk memberi hormat pada sang ketua.

"Aku akan memberi pengumuman, mulai hari ini Jaejoong akan membantu kalian di sini jadi bantu dia," ujar Yunho lebih menjurus ke perintah.

"Ne bos," balas mereka bersamaan.

Yunho mengangguk dan pergi di ikuti Jaejoong yang setia mengikuti Yunho.

"Aku akan mengenalkan mu dengan seseorang. Dia orang yang istimewa. Dulu hanya dia sumber kebahagiaan ku. Aku mencintai  dan menyayangi nya sepenuh hatiku. Kuharap kau bisa mengenal nya dengan baik," ujar Yunho lebih panjang.

Entah kenapa hati Jaejoong terasa sakit. Rasa tidak rela jika Yunho mencintai orang lain. Padahal ia tidak memiliki hak atas Yunho. Yunho adalah penolong nya sepantas nya dia merasa seperti seorang budak yang dibebaskan oleh sang majikan. Dia harus bersyukur.

Jaejoong mengikuti Yunho menuju sebuah lapangan yang luas. Yunho melihat sekeliling hingga mata nya menangkap seseorang yang sedang berlatih di sana.

"Sayang.. kemarilah..." teriak Yunho pada orang di sana. Dan yang merasa di panggil menoleh dan senyuman terpasang dengan indah di wajah nya. Berlari ke arah Yunho dan memeluk Yunho mesra. Jaejoong hanya menatap pemandangan di depan nya dengan tatapan sendu.

"Aku merindukan mu..." ujar seseorang itu lalu mencium pipi Yunho membuat Yunho tersenyum gemas dan mencium balik pipi orang itu.

"Jae, kenalkan dia--" ucapan Yunho terhenti saat tidak mendapati Jaejoong di samping nya.

"Kemana dia?" Monolog Yunho mencari cari kemana Jaejoong.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Lanjut gak nih? Kurang lebih gini lah cerita nya. Votement and follow me OK?

The Blood HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang