Suara pintu terkunci terdengar dan seketika lampu lampu itu menyala. Karam merasakan silau setelah beberapa saat menyesuaikan diri ia menatap siapa yang menyalakan lampu.
"Hei, lama tak jumpa," ucapnya dengan seringaian mengerikan diwajahnya.
"K-KAU?!" pekik Karam hingga sebuah hantaman mengenai belakang kepalanya dan semuanya gelap.
.
.
"Aku mengantuk, kapan dia bangun,"
Sebuah suara percakapan membuat Karam terbangun dari pingsannya. Membuka matanya membuat kedua orang yang sedang bercengkerama itu menyadari kalau tawanan mereka sudah siap eksekusi.
"Tidurmu nyenyak?"
Karam ingin menyalak tapi mulutnya tertutup dengan perekat hanya bisa melemparkan tatapan tajamnya.
"Kudengar kau menginginkan Yunho ku Karam-ssi. Bahkan dengan berpakaian layaknya jalang seperti ini, cih" desis Jaejoong. Ya, seseorang yang mengunci pintu dan menyalakan lampu adalah Kim Jaejoong.
"Hmmpppp hhmmpp!"
"Apa? Aku tidak dengar," ucap Jaejoong sambil mendekatkan telinganya kearah Karam.
"Kau harus membuka perekat itu sayang," ucap Yunho dari belakang Jaejoong.
"Ah iya juga ya," sahut Jaejoong lalu sekali sentakan ia melepas perekat itu kasar membuahkan pekikan kesakitan dari Karam.
"Lepaskan aku sialan!" umpat Karam menatap nyalang kearah Jaejoong namun sama sekali tidak membuat Jaejoong takut malah membuat namja cantik itu menyeringai kearahnya.
"Woa santai bung. Tentu saja aku akan melepaskanmu. Tapi kau harus melihat pertunjukan kami dulu," ucap Jaejoong sambil beranjak dari depan Karam menuju lemari disudut ruangan.
"Awalnya aku tidak membutuhkanmu, tapi melihat mu berusaha menggoda Yunho ku membuatku berpikir sekikit penonton akan lebih menyenangkan."
"Apa maksudmu? Yoo Eunho-ssi apa maksud namja jalang itu," Karam rupanya masih tidak mengerti situasi lantas bertanya kepada Yunho yang hanya diam. Namun satu kata yang dilontarkan Karam membuat Yunho naik pitam.
"Siapa yang kau bilang namja jalang? Dirimu sendiri?" balas Yunho dengan nada dingin.
"Kau tidak tau siapa aku? Yah, aku sangat yakin kau memang anak dari Park Janghoon dan Park Gyuri. Kalian sama sama serakah, sama sama gila harta, yang pasti kalian sama sama bodoh,"
"Hyung, kalau kau terus mengajaknya ngobrol pertunjukan kita tidak akan mulai mulai," ucap Jaejoong jengah dari arah sudut ruangan.
"Baiklah sayang, silahkan dimulai," balas Yunho pada Jaejoong.
"Here we go," ucap Yunho didepan Karam dengan seringaian khas dirinya.
Jaejoong menyeringai senang setelah Yunho menyingkir dari pandangan Karam dan kini Karam fokus pada dirinya yang membuka lemari kayu tua yang sudah lapuk itu.
"Kita lihat siapa ini," heboh Jaejoong setelah membuka lemari itu menampakkan sepasang orang yang sudah diikat sedemikian rupa dengan posisi berdiri dengan plester menutup mulut mereka.
"APPA! UMMA!" pekik Karam.
Ya, kedua orang itu adalah Park Janghoon dan Park Gyuri yang sudah Jaejoong sandera sebelumnya bahkan sebelum Karam datang.
Kedua orang tua itu tersadar kalau ada Karam didepan mereka meski cukup jauh lantas memberontak hendak melepas ikatan mereka, namun ikatan itu sangat kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Hunter
Hayran KurguJung Yunho, ketua mafia yang paling di segani di Korea bahkan Asia. Memiliki dendam besar pada orang yang telah membunuh orang tua bahkan adik nya yang masih berusia 2 tahun. Yunho harus masuk kedalam dunia gelap nan menjijikkan demi menuntaskan has...