Suatu Permulaan

7K 530 3
                                    

One day

“Bunuh dia sekarang! Aku tidak akan mengampuni mu lagi!” ujar seseorang. “T-tuan, tolong lepaskan saya saya mohon,” ujar seseorang yang sudah tersudut dengan darah yang ada di sekujur tubuhnya.
“Melepaskan mu?Agar kau bisa melaporkan ku ada Park bajingan itu? Cih,” ledek namja yang di mintai ampun dengan seringaian tajam nya.
Orang tadi mendongak kan kepalanya lalu bersujud di bawah namja yang merupakan bos dari kelompok itu. “S-aya berjanji tidak akan membeberkan ini pada tuan Park kalau an---,” ‘DOR’ ucapan namja tadi terhenti saat kepala nya di tembak oleh bos mafia itu.
“Urus dia,” ujar sang bos langsung di angguki anggota lain nya dan beranjak pergi tanpa melihat mayat orang yang barusan dia bunuh.
“Ini baru awal Park, dan mari kita mulai,” batin namja bos mafia itu dengan seringai mengerikannya.

Other Side
“APA? DIA MATI SETELAH TERTANGKAP?!” tanya seseorang dengan emosinya. “Ne, tuan kami menemukan mayat nya didalam tanah kosong pinggir kota setelah melacak GPS nya tuan,” ujar orang di line sebrang.
“Dasar tidak berguna! Lanjutkan tugasmu dan laporkan padaku!” ujar nya lalu menutup sambungan telpon tanpa mendengar jawaban bawahannya.
“Pendosa itu sudah mulai bergerak,” geram namja tadi atau Mr Park, pengusaha otomotif terbesar ke tiga di Korea. Dulunya perusahaan ini bergerak dengan baik, semenjak kepemilikan di ambil alih. Perusahaan ini mulai lemah.

“Appa kenapa?” tanya seorang namja cukup manis pada ayah nya. “Ah, kau sudah pulang Karam? Appa baik baik saja, kembalilah ke kamarmu,” ujar Mr Park pada putra nya. Karam mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Tak lama kemudian, seorang namja cantik masuk.
“Aku pulang,” ujar namja cantik itu. “Kau!!! Dasar anak sialan! Kemana saja kau?! HAH!” marah Mr Park pada namja cantik itu.
“A-appa mianhae, aku baru selesai membuat tugas ku,” jelas namja cantik itu. “Kau selalu saja beralasan, masuk kamar mu Park Jaejoong!” perintah Mr Park. Dan namja cantik itu, Park Jaejoong hanya menangguk menuruti perintah Appa nya.
Di kamar Jaejoong
Jaejoong masuk ke dalam kamar nya, lalu duduk di ranjang nya sambil memejamkan mata. Tak lama, air mata turun dari kedua mata indah nya. Dia menangis. Lalu matanya menatap figura foto di meja nakas samping ranjang nya.
“Umma.. Bogoshiposeo. Umma eodiseo?” lirih Jaejoong pada foto Umma nya. Mengelus nya dengan lebut berharap ada usapan lembut membalasnya. Tapi itu semua mustahil, itu hanya foto. Tidak nyata.
“Umma, aku ingin ikut dengan mu. Tolong jemput aku, aku ingin bersama mu,” lirih Jaejoong dengan air mata menetes makin deras. Semakin lama menjadi isakan kecil di dalam kamar yang tidak terlalu besar itu.

Suasana di persembunyian kaum mafia yang paling di takuti di daratan Asia, Organisasi gelap Blood Hunter sedang melakukan rapat.
“Apa yang bisa kau laporkan kali ini Yoochun,” ujar Jung Yunho, ketua mafia organisasi Blood Hunter.
“Park Janghoon sudah mengetahui kematian anak buah nya karena kita bos, juga anggota kita sudah mulai menyebar untuk memantau apa yang dia lakukan,” ujar salah satu tangan kanan bos mafia itu.
“Bagus, lakukan dengan bersih dan tenang, kalian mengerti?!” teriak bos mereka.
“KAMI MENGERTI BOS,” ujar seluruh anggota serempak membuat Yunho menyeringai. ‘Semua yang di lakukan harus ada konsekuensi nya’ batin Yunho.
“Baiklah, malam ini kita akan menyerbu rumah Park sialan itu!” perintah mutlak dari sang bos.
“SIAP!!” seru anggota yang lain.

Tepat pukul 10 malam, anggota Blood Hunter sudah mengepung rumah Park Janghoon untuk pembalasan.
Yunho masuk dengan mudahnya ke dalam rumah lewat pintu depan. Tidak sulit untuk seorang Jung Yunho memecah sebuah kode gampangan seperti itu.
Para maid yang masih berlalu lalang nampak terkejut dengan kehadiran banyak pria dengan setelan pakaian serba hitam. Mata Yunho tak sengaja menatap namja cantik yang terdiam membatu, tidak berteriak ataupun lari. Yunho menarik namja itu dia berpikir namja itu bukan salah satu maid dan tak lama orang yang dia cari muncul dengan wajah pucat dan seorang yeoja dan namja remaja di belakang nya.
“Wah.. Lama tidak bertemu Park, bagaimana kabarmu?” tanya Yunho berbasa basi. “Apa maumu Jung Yunho, jangan ganggu keluarga ku! Pergi kau dan bawa anggota sampah mu itu. Jangan pernah kembali ke hadapan ku!” bentak Mr Park mengancam. Namun ancaman itu tidak berguna untuk Yunho.
“Pergi? Dan jangan ganggu keluarga mu? Apa kau bodoh? Setelah apa yang kau lakukan pada keluarga ku lima tahun lalu?” tanya Yunho dengan nada mengejek.
“Itu bukan urusan mu! Pergilah sebelum aku menelpon polisi,” ancam Mr Park mulai takut pada Yunho dan  bawahan Yunho yang mulai maju ke depan. Tapi dengan cepat Mr dan Mrs Park mengeluarkan pistol dari saku belakang celananya lalu menembak anggota Blood Hunter. Dan beberapa anggota terjatuh membuat Yunho geram.
“Senjata ini juga bisa membunuh mu Jung jadi jangan macam macam pada ku!” kecam Mr Park. “Bunuh saja, tapi jangan salahkan aku jika leher namja ini putus,” ujar dingin Yunho meletakkan pisau lipat itu di leher mulus namja yang dia tarik tadi.
“Bunuh saja dia, aku tidak peduli!” ujar Mr Park lalu mengajak istri dan anaknya lari melalui pintu rahasia.
“Kejar mereka!” perintah Yunho.
“Ne bos,” jawab mereka patuh.
“Kau mau membunuhku?”
“…..”
“Kalau kau membunuhku namja tadi tidak akan sedih”
“……”
“Dia bahkan akan sangat senang kalau aku mati, bunuh saja aku”
“Kau tidak akan mati” balas Yunho singkat.
“Kenapa? Aku bahkan sudah putus asa untuk hidup,” lirih namja cantik itu, Jaejoong.
"Kau ikut kami, kau tawanan kami sekarang," ujar dingin Yunho.
"Bawa dia," tambah Yunho mendorong tubuh Jaejoong ke arah bawahan nya.

Jaejoong di bawa ke sebuah tempat seperti mansion yang sangat besar namun tampak seram. Dengan banyak nya tanaman liar merambat di dinding mansion itu. Di tambah suara lolongan anjing serigala dari arah hutan belakang mansion yang menjadi markas besar Blood Hunter.

Jaejoong di masuk kan ke dalam kamar yang biasa untuk tawanan.

"Diam di sini dan jangan coba coba melarikan diri atau tuan Jung tidak akan segan segan menangkap dan membunuh mu," ujar namja tinggi besar dengan banyak tatto di lengan nya membuat Jaejoong meringkuk takut.

Setelah itu pintu tertutup dan di kunci dari luar. Jaejoong hanya bisa pasrah, bahkan kalau dia mati pun dia tidak apa apa. Jaejoong makin sedih saat orang yang dia anggap Appa nya selama ini menyerahkan nya pada mafia yang memburu sang Appa tanpa membelanya sedikit pun.

Jaejoong merindukan Umma nya, satu satu nya orang yang menyayanginya sepenuh hati. Tapi dia tidak tau dimana sang Umma berada. Sejak orang yang mengaku Appa nya menggugat cerai Umma nya lalu menarik semua aset yang seharusnya milik sang Umma. Umma nya seolah di telan bumi. Dia menghilang. Appa nya mengambil hak asuh atas nya. Tetapi Appa nya tidak pernah memperlakukan nya selayak nya anak. Bahkan seminggu setelah perceraian orang tua nya, sang Appa pulang membawa seorang yeoja dan seorang remaja seumuran nya. Dan Appa nya bilang kalau mereka akan jadi Umma dan saudara nya. Tetapi harapan nya untuk punya Umma dan saudara lain hilang sejak Umma dan saudara tirinya suka menyiksanya. Bahkan Appa nya ikut menyiksanya. Apa salah nya?

Jaejoong menangis sesunggukan dan terdengar oleh seseorang di luar pintu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
My New ff dengan cast YunJae. Ada yang minat? Kalo ada Koko lanjutin kalo engga ya.. Koko udahin aja lah hehe Votement dan follow me ya

The Blood HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang