Chapter 29 : Free

4.6K 690 18
                                    

Voment ya, don't be siders!
Happy reading~

Kini Hoseok, SeokJin, dan Namjoon sedang berkumpul di ruang tamu rumah mereka. Entah sejak kapan mereka jadi sering berkumpul seperti itu.

"Aku merasakan ada energi lain di sekolah tadi, maka dari itu aku menyembunyikan bukunya di perpustakaan sekolah." Jin menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Hyung! Kenapa kau ceroboh sekali!?" Hoseok menatap sinis pada Jin.

"Hei sopanlah! Lagian bukunya tak hilang juga!" Namjoon balas menatap sinis Hoseok.

"Bagaimana jika hilang? Kita akan kesulitan!"

"Kau ini ngotot sekali! Bukunya tak hilang! Mau kupukul dulu kau baru berhenti bicara?!"

"Sudah! Kok kalian jadi berkelahi sih?" Jin mencoba menghentikkan aksi ribut-ributan antara Hoseok dan Namjoon.

"Hmm... Jin hyung aku sedikit bingung akan suatu hal."

"Memangnya apa yang kau bingungkan Hoseok?" Jin bertanya penasaran.

"Jungkook, kau tahu bukan ia masuk ke rumah sakit? Ia bukan dilukai perampok melainkan iblis."

"Dari mana kau mengetahuinya?" Namjoon sungguh terkejut dengan fakta baru tersebut.

"Aku ada di lokasi kejadian waktu itu. Aku menolong mereka, mungkin wajar jika Jungkook cepat sembuh karena ia tak terkena sabit dari iblis tersebut. Namun ia juga terluka walau tak separah Yoongi, jika normalnya akan sedikit lama tapi entah mengapa Jungkook dapat sembuh secepat itu. Aku mencoba melupakannya namun entah mengapa aku selalu penasaran, apakah Jungkook membuat suatu kontrak dengan iblis agar ia dapat sembuh lebih cepat."

"Kalau menurutku sih tidak mungkin, Jungkook itu anak yang polos. Melihat Lucifer saja kurasa dia akan ketakutan, bagaimana mungkin ia mau membuat kontrak dengan iblis lainnya lagi."

"Benar kata Jin, kalau menurutku Jungkook itu sistem imunnya kuat mungkin karena itu ia bisa cepat sembuh. Sudahlah tak usah kau pikirkan, yang terpenting kita harus fokus pada Lucifer."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungkook sedang duduk di meja belajarnya seorang diri, yah tentu saja tak ada siapa-siapa di rumahnya selain dirinya sendiri. Ia jadi teringat sesuatu, ia pun mengambil ponselnya dan membuka galerinya.

"Aku tidak yakin, tapi apakah harus kuberitahu pada Taehyung? Bagaimana jika ini hanya buku sejarahnya Seokjin songsaengnim?" Jungkook terlihat murung, entah mengapa ia merasa sangat kesepian.

"Ada apa? Kenapa kau murung begitu?"

Jungkook menoleh kebelakang, tepat seperti dugaannya orang tersebut adalah Kim Taehyung.

"Aku bosan, kau kenapa kemari?"

"Apakah aku tak boleh melihatmu hm?"

"Tidak, bukan begitu.. hanya saja.." Jungkook menundukkan kepalanya, melihat Taehyung malah semakin membuatnya merasa kacau. Mengingat ia menginginkan kepastian dari Taehyung, mengenai perasaannya terhadap Jungkook.

ᴏɴᴇ ᴄʜᴀɴᴄᴇ • vkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang