1

6.1K 344 1
                                    

Tok tok.

Suara ketukan pintu yang entah sudah berapakali berbunyi.

Aku sudah tahu bahwa itu pasti Ibuku, dia masih tak rela melepaskanku yang akan pergi menemui Ayah di Skandinavia.

Orangtua ku sudah bercerai 10 tahun yang lalu, saat aku masih berumur 11 tahun.

Ah sudahlah lupakan masalaluku yang bisa dibilang menyedihkan itu.

Aku lupa mengenalkan diri.

Namaku Ferallisa K Amabel panggil saja Fee, aku anak pertama dan aku punya satu adik perempuan namanya 'Felina K Amabel'.

Tok tokk.

Okee baik aku lupa Ibuku terus mengetuk pintu sedari tadi, apa Ibu tak lelah? YaTuhan.

"Ada apa bu?" tanyaku polos.

Ibuku melangkah mendekat dan mengelus rambutku pelan.

"Kau yakin akan pergi nak?" tanyanya yang entah sudah keberapa kali.

"Tekat Fee sudah bulat bu, jad-"

"Baiklah... Ibu ijinkan kau pergi" balas Ibuku yang membuatku kaget.

Aku memeluknya erat.

"Terimakasih Bu, tenang saja Fe akan pulang setelah liburan selesai, Fe akan menelpon jika sudah sampai di rumah Ayah" ucapku bersemangat.

Ibuku tersenyum dan mengangguk, aku tahu dia pasti tak sepenuhnya mengijinkanku tapi sungguh Bu aku sangat ingin bertemu dengan Ayah kandungku.

"Ka Fee..." panggil Felina

"Ada apa Fel?" tanyaku

"Aku pasti merindukanmu" sedihnya, oh lihatlah gadis 15 tahun masih saja cengeng.

"Akupun Fel, jaga Ibu yaa. Jangan terlalu sering pulang terlambat, kau masih kecil" ucapku memberi perintah.

"Aku pulang sore karena Kerja Kelompok ka" alasannya.

Aku mencibikkan bibir meledeknya.

"Aishhh kau ini tak percaya" kesalnya.

Aku terkekeh mendengarnya kesal.

Tak lama Ibuku masuk ke dalam kamar.

"Fee.. Bawa mantel ini, negara Ayahmu sangat dingin" ucapnya.

Aku mengangguk seraya tersenyum, mantel yang sangat hangat sepertinya.

"Aku baru melihat mantel ini Bu?" tanyaku.

"Mantel itu pemberian teman Ibu saat masih di Skandinavia dulu, masih bagus sampai sekarang karena tak pernah ibu pakai"

Pastilah tak pernah di pakai karena cuaca di Indonesia sangatlah panas.

Ibuku sebenarnya orang Jerman setelah bercerai dengan Ayahku, Ibuku menikah dengan Pria Indonesia yaitu Reza

Walaupun Reza adalah Ayah tiriku tapi dia menyayangiku seperti Anak kandung tak pernah membedakan Aku dengan Felina.

Ohh sial ,karena terlalu asik bercerita aku hampir saja terlambat.

"Bu penerbanganku dua jam lagi, sepertinya aku pergi sekarang ya" pamitku tergesah-gesah.

"Tunggu dulu kau belum makan Fee" Teriak Ibu di dapur yang ikut tergesah-gesah.

"Nanti saja bu"

Akupun berlari mencari Ayah tiriku, dia pasti sedang di garasi.

"Ayah aku pamit yaa" pamitku.

"Tunggu sayang, Ayah antar saja mobilnya sebentar lagi menyala" ucap Ayah yang sedang memperbaiki Mobil kami yang tiba-tiba mogok.

'Brummmm'

Saat di nyalakan ternyata benar sudah menyala, aku bersyukur kepada Tuhan karena sudah melancarkan rencanaku.

"Sayang, Fel ayo cepatt kita ke bandara" Teriak Ayah.

Felina dan Ibuku terlihat berjalan tergesah-gesah dan segera masuk ke dalam mobil.

Dan Ibuku mengatur nafasnya yang tak teratur.

"tak perlu tergesah-gesah Bu" ucapku seraya menyodorkan minum.

"Terimakasih sayang" ucapnya.

Di perjalanan Felina terus saja mengoceh.

"Kenapa Kaka semangat sekali ingin pergi ke sana? Seperti akan bertrmu jodoh saja" ledeknya.

"Heyy kau anak kecil, tau apa kau tentang jodoh" kesalku.

"Fel tak baik bicara seperti itu pada kaka mu, dia kan akan liburan. Jaga dirimu ya sayang, jangan pernah lupa mengabari kami" ucap Ayah tiriku.

Ahh sungguh dia sangat perhatian.

"Dengar itu bocah tengik, tenang saja Ayah" ucapku.

Felina malah meledekku dengan menjulurkan lidahnya.

Tak terasa akhirnya sampai di Bandara internasional Soekarno-Hatta, dan penerbanganku akan berangkat 30 menit lagi.

Ibuku terus memelukku erat seperti takut tak bertemu aku lagi.

"Ayolah Ibu, jangan menangis aku pasti kembali tenang saja" Ucapku menenangkannya.

"Jaga dirimu ya nak, Ibu sangat menyayangimu sayang" ucapnya menangis dan terus menciumi wajahku.

"Fee sayang Ibu" ucapku seraya memeluk Ibuku lagi.

"Ka Fee, peluk Fel dong" pinta Adikku yang manja ini.

"Kemarilah" titahku dan memeluknya erat sungguh aku sangat menyayanginya.

"Ayah Fee pergi dulu yaa, Jaga Ibu dan Fel ya Ayah" pintaku seraya memeluk Pria yang sangat baik hati ini.

"Pasti sayang, Jaga dirimu ya" ucapnya seraya membalas pelukanku.

Suara pemberitahuan keberangkatan Ke Skandinavia pun terdengar lagi, aku segera melangkah pergi.

Dan tak lupa melambaikan tangan ke arah keluargaku ini.

"Baiklah, Ayo Fee semangat! kau akan menginjak lagi Tempat masa kecilmu!" ucapku bermonolog.

Akupun masuk kedalam pesawat, aku naik kelas Ekonomi, tak ingin menghamburkan uang hanya demi duduk nyaman, yang jelas aku sampai disana dengan selamat pun sudah cukup bagiku.

Perasaanku agak sedikit tak enak sekarang, padahal aku sudah memberitahu Ayah kandungku jauh-jauh hari dan dia dengan senang hati akan menerimaku, tapi entah kenapa hatiku agak sedikit resah.

Ah sudahlah lupakan, aku hanya sedikit parno mungkin.

Entahlah aku selalu terserang ngantuk jika sudah berada di pesawat, dan alhasil sekarang pandanganku sudah melemah dan beberapa detik kemudian aku terlelap.

'Kau Mate-ku!'

*******************************

Hallo semuanya apakabar?
Aku bawa cerita baru nih, semua baru bahkan genrenyapun baru.

Semoga kalian suka.

Ditunggu saran dan kritiknya
Dan yang pasti Vommen nya dong

*Terimakasih~

YOU'RE MY MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang