5

3K 273 2
                                    

Aku masuk kembali ke kamar Logan.
Tapi Logan tak ada di dalam, dia pergi kemana?

"Kau mencariku?" suara Logan tiba-tiba.

Aku kaget dan kesal.
"Kenapa kua hobi sekali mengagetkanku" kesalku.

Dia tersenyum seraya berjalan ke arahku.
Tangannya melingkar tepat di pinggangku dan dagunya dia simpan di atas kepalaku.

Sependek itukah aku?

"Lepaskan aku!" ketusku, aku tak nyaman dengan posisi seperti ini.

"Jujur saja Log, aku tak mengenalmu. Dan ku mohon jaga sikapmu" ucapku memperingatinya.

"Lalu kau mau mengenalku darimana dulu sayang" godanya.

"Aihh kau menyebalkan" kesalku dan melepaskan tangannya paksa dan pergi ke arah jendela.

"Hey jangan melompat!" tahannya.

"siapa yang mau melompat? Aku masih sayang pada nyawaku" balasku dan menatap langit sore yang mulai menjingga.

Dan entah sejak kapan, dia sudah berada di sisiku lagi sekarang.

Dan dia menyodorkan sesuatu.

"Ponselku?" girangku.

"Hanya untuk menelpon Ayah dan Ibumu! Jangan menelpon siapapun selain mereka!" ancamnya.

"Baiklah, terimakasih" ucapku tersenyum sumringah.

Aku segera mencari nomor Ayahku, dan segera aku menekan tombol 'Call'

'Hallo Fee... Sayang kemana saja kau nak?'

'Hallo Ayah.. Maafkan Fee tak mengabari Ayah tapi Fee sekarang sedang berada di rumah orang aneh yang mengaku sebagai werewolf, dan dia bilang bahwa Fee ini Mate nya Ayah.'

'Siapa namanya?'

'Namanya Logan Schwarzenegger, Ayah tolong Fee Ayah' tangisku

'Tenang sayang, Ayah akan segera pergi'

'Ayah akan menjemput Fee?'

'Ayah akan menjemputmu sayang, tapi kau kembali atau tidak itu Ayah tak yakin'

'Ayahh........'

'Tunggulah Ayah'

'tutttt'

Aku menangis setelah mendengar kalimat terakhir dari Ayahku.
'Kau kembali atau tidaknya, Ayah tak yakin?'

Jadi aku tak bisa keluar dari sini?
YaTuhan, aku tak kuat lagi hidup seperti di penjara begini.

Aku menangis sejadi-jadinya.
Dan si Logan itu langsung memelukku.

"Ada apa Fee?" tanyanya.

Fee? Cihh jangan so soan dekat denganku.

"Ini gara-gara kau!! Kenapa aku jadi tawanan mu sekarang? Apa salahku Tuan?!"

"Siapa yang menawanmu? Kau ini Mate-ku!" balasnya

"Cukup! Aku lelah dengan semua ini! Aku menyesal menginjakkan kakiku disini!!" racauku.

'Plakkk'

Dia menamparku, tak terlalu keras namun tetap saja sakit.

"Jaga ucapanmu! Kau memang Mate-ku ! Tapi kau harus ingat dengan ucapanmu itu!!" ucapnya marah seraya menunjukku dengan telunjuknya.

Dan matanyapun berubah menjadi Biru terang.

Apa dia sangat marah sekarang?

Aku menunduk.
"Maafkan aku" ucapku pelan.

Lalu dia pergi keluar dari kamar ini.

Tangisanku semakin menjadi-jadi, karena di tambah okeh rasa sakit fisik yang ku terima barusan.

Sungguh, untuk pertama kalinya aku di tampar.

Aku menangis hingga lelah, dan sekarang aku tertidur, entah dimana aku tidur yang jelas aku terlelap sekarang.

Tiba-tiba tubuhku serasa melayang, dan sekarang tubuhku seperti menghangat.

Entahlah jika sudah sehangat ini aku semakin mendekat ke sumber kehangatan dan tak mau beranjak pergi.
Untuk pertama kalinya aku merasanyaman.

Logan POV

Oh apa yang tadi aku lakukan?
Aku menyakiti Mate-ku, aku ini apa sebenarnya? Seharusnya aku melindunginya bukan malah kasar padanya.

Aku segera kembali ke Kamar untuk melihat keadaan Fee.

Sungguh, aku menyesal.
Dan sekarang aku melihat Ferallisa sedang tertidur di lantai, pipinya merah dan ada jejak-jejak air mata di pipinya.

"Maafkan aku sayang" sesalku dan mengangkat tubuhnya yang ringat ke atas kasur King Size milikku.

Aku menyelimutinya, dia terlihat nyaman dan terus mendekat ke dalam pelukanku.

Aroma musk menusuk hidungku, aku mabuk oleh aromanya yang eksotis ini.

"Maafkan aku, aku menyesal" sesalku seraya mengusap dan mengecup puncak kepalanya.

Aku menyentuh pipinya yang memerah bekas tamparanku tadi,
Bodoh! Memang aku sangat bodoh!
Dan aku mencoba menghapus jejak-jejak air matanya.

Dan aku mengecup pipi dan matanya, dan tak lupa hidungnya.

Dan saat aku akan mencium bibir manisnya, aroma vanilla terhirup, sangat menenangkan dan membuatku semakin ingin mencumbunya lebih dalam lagi.

Dan akhirnya aku mendekap tubuhnya erat, tak ingin aku kehilangannya lagi.

"Selamat malam, sweetheart" bisikku.

**********************

Jangan lupa vomment yaa.

Di tunggu juga sarannya ya :))))

*Terimakasih~



YOU'RE MY MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang