Angin diatas rooftop meniup-niup rambut panjang joohyun hingga sedikit menutupi eskpresi wajah wanita cantik itu. Sedangkan kyuhyun yang dihadapannya diam dengan rambut cokelat ikal yang tersisir karena angin.
"Seo joo hyun... itu margaku jika anda lupa cho uisa."
Kyuhyun tersenyum miris. Sekitar tiga menit yang lalu mereka mengulur jarak setelah joohyun melepaskan pelukan mereka.
"Joo, ayo kita mulai dari awal. Seperti dulu." pandangan kyuhyun melembut.
"Sungguh tidak bisa dipercaya. Anda mengatakan hal pribadi saat bekerja. Cho uisa-"
"Oppa..jangan memanggilku cho uisa-"
"Maaf uisa. Jika itu yang anda harapkan.. saya tidak bisa melakukannya. Saya rasa anda cukup profesional untuk kedisiplinan. Saya akan kembali. Rekan saya sudah menunggu."
Joohyun membalikkan badan kemudian bersiap menuruni tangga. Wanita itu tidak menangis. Bahkan auranya sangat menakutkan jika diusik seseorang.
Seharusnya dia bisa memberikan sedikit pelajaran dengan kata-kata kasar atau beberapa tatto tangan pada pipi kyuhyun. Yah.. setidaknya itu lebih baik. Dibandingkan mendiamkan kyuhyun seperti ini..
pria itu merasa sakit.
"Kau sudah janji denganku jika kau lupa"
Joohyun menoleh pada kyuhyun yang baru saja menaiki lift dan berdiri disampingnya.
"Saya tidak lupa. Namun, apa yang sudah anda lakukan membuat saya muak."
'Ting!'
Joohyun melangkah lebih dulu meninggalkan kyuhyun yang berdiri lesu.
"Aku minta maaf-"
.
.
@departemen
"Seohyun ssui!disinii" itu minho. Pria itu melambaikan tangan pada joohyun yang barusaja memasuki departemen."Mianhe.. aku terlambat."
"Aniaa... bukankah kau ada urusan dengan song uisa? Ah nee, tadi cho uisa bertanya tentangmu. Apa kau sudah bertemu dengannya?"
"Sstt-minho ssui pelankan suaramu" tiffany memperingatkan minho yang cukup berisik.
"Ne..hwang uisa. Ah kajja kita kesana. Sepertinya shim uisa sudah datang." Ajak minho dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mereka sudah bersiap untuk membantu changmin. Diluar ruangan, partnernya kyuhyun masih menerima telfon. Bisa dilihat dari mimik wajah pria itu tidak antusias dengan apa yang sedang dibahas di telfon.
"Nee eomma. Lakukan saja apa yang ingin eomma lakukan. Ada jadwal operasi malam ini. Jangan menungguku."
Kyuhyun mematikan telfon secara sepihak. Menghembuskan nafas lelah dan mulai memasuki ruangan sahabatnya.
Disana berdiri empat orang yang menatapnya dengan macam-macam ekspresi.
"Omo.. cho uisa tampan sekali." Gumam tiffany. Tapi minho yang dapat mendengar dengan baik berbisik balik,
"jangan berharap banyak.. dia sudah menikah nona."
Tiffany yang mendengarnya mendelik kesal pada minho. Minho pura-pura tidak melihat dan memilih untuk menyapa kyuhyun.
"Cho uisa.." ucapnya dengan menunduk.
Kyuhyun yang tidak fokus pada minho mengabaikan sapaan pria itu. Matanya menangkap sosok joohyun yang memilih duduk disamping changmin dan mengambil beberapa laporan px sebulan terakhir.
"Ehm... maaf." Dengan kasar kyuhyun menggeser tempat duduk sahabatnya dan menempatkan diri disamping joohyun menggantikan changmin.
"Yaakk!!" Changmin belum tau siapa yang menarik kursinya menoleh kesamping. O-ow... sepertinya dia salah jika berteriak. Nyatanya seseorang itu adalah kyuhyun, suami wanita yang duduk disampingnya tadi.
"Wae?"
"Aniaa hehehe"
.
@jam makan siang"Bagaimana? Apa dia sudah mau berbicara denganmu?" Changmin menyeruput minuman favoritnya. Kyuhyun juga memesan ice cream favoritnya. Sayangnya pria itu hanya mengaduk-aduknya hingga mencair.
"Dia berubah min-ah...dia berbicara denganku seperti orang asing."
"Dengar, seorang wanita yang pernah tersakiti akan menjadi lebih kuat. Dia sudah banyak belajar dengan takdir yang pernah menghakiminya. Begitupun joohyun.. mungkin ekspresinya sudah tidak sama. Tapi dia tetap joohyun. dia istrimu."
"Mungkin dia sudah tidak percaya tentang status kami. Kau tau, saat pernikahanku dan seulgi... tv internasional semuanya-"
"Hnnn aku memahaminya. Jangan salahkan dirimu. Kau hanya membantu mereka. Bukankah tahun ini akan berakhir?"
"Keundae bagaimana mengakhirinya min-ah...kau tau appanim-"
"Ne... aku tau. Tapi kau harus kyu. Demi joohyun."
"...."
Kyuhyun menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kepalanya nyeri dan berat memikirkan semua masalah ini.
.
.
20.30 KST"Seohyun ssui.. aku pulang dulu ne."
Tiffany melambaikan tangan saat taxi yang dipesannya sudah tiba. Joohyun yang melihatnya tersenyum tipis pada rekannya. Wanita itu kembali melihat jam tangannya. Sudah cukup lama wanita itu menunggu bis untuk pulang. Nampaknya dia akan sampai apartementnya cukup malam.
'Tinnn!' Joohyun melonjak kaget saat mobil silver berhenti disampingnya. Seorang pria turun dari kemudi dan menghampiri dirinya.
"Hmm apakah aku boleh menawarkanmu tumpangan?"
Joohyun sudah tidak bisa menahan tawa saat pria didepannya berbicara kikuk hanya karena menawarinya tumpangan.
"Jangan menyesal" joohyun masuk dan duduk disamping kemudi.
Wanita itu memposiskan dirinya rileks.
"Aku tidak menyangka kau begitu cepat mengambil keputusan..."
"Ne... aku rasa semua akan baik-baik saja."
"Bagaimana dengan keponakanku, apa dia tidak menanyakan appanya?"
"Hnn.. beberapa kali. Tapi sekarang sudah tidak. Sepertinya dia mengerti perasaan eommanya.ah- dia bilang sangat merindukanmu juga aeri"
Pria itu tertawa dan sesekali mengelus kepala joohyun sayang. Banyak hal yang sudah dilewati oleh wanita disampingnya. Dan tidak ada yang bisa mendapatkannya dengan mudah tanpa perjuangan.
"Kapan-kapan aku akan mengajaknya berlibur kalau begitu. Bagaimana?"
"Kenapa aku tidak diajak juga?"
Baiklah joohyun merajuk sekarang.
"Kau tidak boleh melupakan pasienmu jika kau lupa."
Pria itu tertawa melihat ekspresi joohyun. Jarang sekali dia melihat perubahan ekspresi berbeda dari joohyun. Semenjak saat itu.
Tbc
Siapa yang nunggu ff ini? Terima kasih untuk yang sudah menunggu 😘. Jangan lupa tinggalkan jejak yaw (komentar+vote😍) untuk evaluasi author. Tolong bijak dalam berkomentar 😉
Maaf typo bertebaran. Ini udah aku sempetin next sebelum ngerjain kasus pasien baru 😅loh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance"Kau adalah milikku. Bukan untuk gadis lain." -joohyun "Kenapa takdir mempermainkanku?" -kyuhyun