Malam itu pun dilalui Afsheen dan Tristan dengan penuh kedamaian, mengalahkan setiap keramaian yang tercipta.
Tepat pada hari ini keduanya pulang ke Jakarta membawa cerita indah dari Singapore River. Sesampainya di Bandara Changi mereka langsung menuju pesawat dengan perasaan bahagia yang tak bisa diungkapkan.
"Dulu kita di Bandara sebagai orang lain tapi sekarang kita bareng di Bandara sebagai pasangan. Lucu ya kalo dipikir-pikir." ucap Tristan sembari memegang tangan Afsheen menuju pesawat.
"Iya. Dulu tuh setiap ketemu berantem mulu, sekarang malah sayang-sayangan."
"Siapa yang sayang-sayangan?" ledek Tristan
"Ih kan gitu kan, nyebelin deh."
"Haha becanda sayang, jangan manyun dong nanti Tatan sosor nih."
"Dasar bebek mesum. Oh iya masih inget gak sih kamu pernah ngomong kalo ketemu aku itu pertanda buruk and bilang juga kalo aku cewek aneh?"
Flashback on
"Maaf-maaf gue enggak sengaja, lagi buru-buru." ujar Afsheen sambil mengambil tasnya yang jatuh."Shit lo lagi lo lagi. Kayaknya lo demen banget ya tabrak-tabrak gue. Semoga ini bukan pertanda buruk deh buat gue." jawab lelaki itu
"Lo? Jangan kepedean deh, males banget harus ketemu cowok angkuh kayak lo." berlari menuju Vanya dan Arsen .
"Dasar cewek aneh!" teriaknya kepada Afsheen yang sudah berlari.
Flashback off"Oh ya? haha maafin yak, tapi jujur sih sekarang pertanda itu seakan keberuntungan buat aku dan kamu emang cewek aneh yang merollercoasterkan hati aku sampe sekarang, gak ngerti deh." tatap Tristan kepada Afsheen yang saat ini sudah duduk di dalam pesawat.
"Haha sumpah kamu lebay banget Tan hahaha bahasa apaan sih merollercoaster hati? kamu belajar dimana?"
"Emang iya ko, dari yang awalnya aku kesel, sebel sama kamu, terus jatuh cinta, eh cinta beneran, eh makin cinta, eh cintaaaaaaaa banget. Kan nadanya kayak naik roallercoaster kan?" jelas Tristan
"Hahaha kalo roallercoasternya turun gimana?"
"Ya turun aja, yakali roallercoasternya mau nungging."
"Ihhhhhhhhhhhh, Tristan." Afsheen merajuk.
"Haha ihhhhhhh Afsheen." Tristan mengusap-usap kepala Afsheen.
"I love u Sheen." menarik Afsheen ke dalam pelukannya.
"Hmmmm." jawab Afsheen.
"Ko cuman hmmm? gak sayang sama Tatan ya?" manyun Tristan.
Afsheen menggeliat membenarkan posisi duduk dan menatap Tristan lalu dia mendekatkan wajahnya. Tristan yang berada di hadapannya juga menatap mata indah Afsheen yang sedari tadi seperti berbicara.
"I love u too sayang." berkata serius kepada Tristan.
Tristan tanpa sadar mulai mendekatkan bibirnya untuk mengecup Afsheen, namun ketika jarak hanya tiga cm lagi seorang pramugari tiba-tiba memberi pengumuman keberangkatan, yang membuat keduanya tersadar dan salah tingkah karena malu, terlebih Afsheen yang sudah memerah. Padahal hal itu bukan sekali or dua kali dilakukan tapi tetap saja seringkali mereka terjebak permainan sendiri.
"Sini aku pakein beltnya." ucap Tristan.
"Oh i iya." singkat Afsheen yang baru tersadar dari lamunannya.
"Loh pipinya merah ckck" ledek Tristan.
"Ah jinjah? Ah pasti jelek yaa? yahh." Gugup Afsheen.
"Enggak ko, kamu tetep cantik." Tristan mengelus pipi merah Afsheen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Tears [ Completed ]
Romantik(17+) Bagi Afsheen cinta hanyalah sebuah ilusi semata. Dia menyukai kesendirian, kesendirian lah membawanya pada titik kenyamanan. Dia tak percaya bahagianya mencinta atau dicinta, semua hanya angan dan bayangan saja, seolah cinta tak benar-benar a...