Part 23

26 3 0
                                    

Dokter pun keluar dari ruang UGD dan memberitahu Rayhan bahwa Afsheen kecapean dan tekanan darahnya sangat kurang. Dokter juga menyarankan agar Afsheen dirawat untuk sementara waktu.
Rayhan yang mendengar semua itu sontak kaget, teman kecil dia yang selalu disebut little ponny itu kini berbaring lemah di ruangan.
Dan tidak lama suster memindahkan  Afsheen ke ruang rawat inap.

Di sisi lain orang tuanya begitu cemas dengan keadaan Afsheen. Apalagi ibunya yang tengah mengandung besar begitu memikirkan Afsheen.

"Yah, gimana dong yah Afsheen masuk rumah sakit." ucap ibunya yang kini berada di mobil bersama ayah.

"Iya Bu tenang yaa, ibu jangan panik dulu nanti baby-nya kenapa-kenapa."

"Tapi yahh... Ahhhhh awww."

"Aduh apanya yang sakit Bu?"

"Perut yah."

"Coba ibu tenang, tarik nafas panjang."
"Dede yang baik jangan buat ibu sakit ya sayang." sambil mengelus perut ibu.

"Hmmmm udah gak sakit yah hehe."

"Uhh Alhamdulillah, makannya ibu harus rileks ya. Afsheen baik-baik aja. Toh juga ada nak Rayhan yang jagain kan Bu."

"Iyaa yah."

"Dedenya jadi kaget kan Bu." sambil mengusap perutnya kembali.

Di kamar inap, Rayhan memandangi tubuh Afsheen yang lemah dengan jarum infus yang menusuk kulit little ponnynya itu.
Perlahan Rayhan mendekat dan melihat mata Afsheen begitu sembab, diusaplah mata Afsheen seakan tidak mau mata indahnya itu sembab.

"Andai gue tau lo sesedih ini, gue gak akan biarin lo sendirian." ucapnya.

"Selamat malam Pak."

"Malam sus."

"Maaf saya mohon izin mengganti pakaian Ibu Afsheen."

"Oh iya silahkan sus."

Rayhan pun berjalan ke luar menunggu suster yang tengah mengganti pakaian Afsheen.
Dia membuka ponselnya untuk menghubungi ibu Afsheen.

"Nak Rayhan." panggil ibu yang sedikit berlari.

"Ibu aduhh jangan lari sayang, kasian dedenya."

"Hehe iya ayah iyaa."

"Om, Tan." Rayhan menyalami orang tua Afsheen.

"Iya nak. Gimana keadaan Afsheen?" tanya ibunya.

"Alhamdulillah Afsheen baik-baik aja Tan, dia cuma kecapean aja dan kata dokter harus dirawat sementara waktu."

"Uh syukurlah ya yah, anak kita gapapa."

"Iya Bu." peluk ayahnya.

"Silahkan masuk kembali pak." ucap suster.

"Baik sus. Ayo Bu, nak." jawab ayah.

Ibu dah ayah melihat anak kesayangannya terbaring lemah, Afsheen terlihat begitu lelah, ya mata sembabnya seolah berbicara.

"Om, Tante maaf nih Ray mau nanya, kenapa ya Afsheen kayak sedih banget?"

"Om juga gak tau ya nak, soalnya Afsheen gak pernah cerita."

"Iya nak betul, tapi setau Tante, Afsheen terlihat sedih saat Tristan jarang ke rumah. Walau dia gak bilang secara langsung kalo dia sedih."

"Tristan, siapa ya Tante?"

"Dia pacarnya Afsheen nak."

"Biasanya Afsheen selalu bareng dengan nak Tristan." sahut ayahnya.

Last Tears [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang