Part 22

19 5 1
                                    

"Ray?"

"Apa Sheen? Lo bilang apa tadi?"

"Enggak ko gapapa. Salah denger kali."

"Ok. Eh serius deh dia ganteng banget yak."

"Inget Arsen kali Van."

"Oh iyaa haha maafin aku Baby Sen. Aku khilaf."

"Baik silahkan perkenalan diri."

"Hello, nama gue Rayhan Willi Savero. Gue pindahan dari London."

"Baik silahkan kamu duduk di samping Brian."

"Baik terimakasih Bu."

Rayhan pun berjalan menuju kursinya yang tepat sekali berada di sebelah depan kursi Afsheen.
Rayhan pun melemparkan senyum kepada Afsheen.

Tak lama pelajaran pun dimulai.
Semua anak di kelas terlihat sangat tertib tanpa terkecuali Afsheen yang begitu fokus dengan pelajaran hari ini.

"Anak-anak, ibu akan memberikan tugas kelompok kepada kalian yang berjudul penelitian sosial di masyarakat. Masing-masing kelompok berisi 4 orang dan sudah ditentukan oleh ibu."

"Kelompoknya siapa aja bu?" tanya salah satu murid

"Baik ibu akan bacakan satu persatu."

Guru pun membacakan pembagian kelompok secara jelas dan adil.

"Ada yang belum masuk kelompok?"

"Saya bu." jawab Rayhan

"Baik siapa yang kelompoknya masih kosong?" tanya guru.

"Ray bareng aku ajahh." salah satu cewek.

"Sama aku aja Ray, gapapa masuk kelompok aku aja ya." cewek yang lain.

"Heh gak bisa ya Ray masuk kelompok guee. Gue kan pinter." satu cewek yang begitu sombong.

"Yeh sombong banget sih lo."

Kelas pun jadi riuh gemuruh oleh cewe-cewe yang memperebutkan Rayhan.

"Sudah tenang-tenang jangan ribut."
"Rayhan kamu mau pilih masuk kelompok yang mana?"

"Saya masuk kelompok dia aja Bu." menunjuk ke arah Afsheen dan Vanya.

"Bagaimana Afsheen apa Rayhan bisa masuk kelompok kamu?"

"Iya Bu." jawab singkat Afsheen.

"Whattttttt Sheen dia milih kelompok kitaaaa ahhh seneng gueee ahh. " sambil menggoyang-goyangkan tubuh Afsheen.

"Hmmmm."
Kenapa sih ko dia malah milih kelompok gue? Hmmm. Batinnya.

"Baik, Rayhan akan masuk kelompok Afsheen."

"Heuuuh Afsheen lagi Afsheen lagi." salah satu cewe sombong.

"Heh ngomong apa lo? Sekali lagi Lo sindir temen gue. Abis Lo." ucap Vanya yang begitu kesal.

"Van udah, gak usah diladenin. Gak penting."

"Ya abis gue kesel tu cewek mentang-mentang pinter jadi sombong."

"Yaudah kita harus jauh lebih pinter dari dia ok?"

"Ok setuju."

Keduanya pun bersungguh-sungguh untuk mengalahkan cewe pintar nan sombong itu yang kebetulan menyukai Rayhan.

Jam istirahat berbunyi, semua anak-anak pun berjalan menuju kantin, kecuali Afsheen yang masih duduk di kursinya dengan merebahkan kepalanya ke atas meja memakai headset.
Vanya pun bergegas ke kantin bersama Arsen yang sedari tadi menunggu di depan pintu.

Last Tears [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang