Part 6

88 7 5
                                    

Afsheen menutup teleponnya lalu mengistirahatkan tubuhnya untuk esok hari, karena dia bersama kedua sahabatnya ini akan pergi ke pulau Waigeo untuk menyusuri indahnya pantai dan laut serta keindahan di dalamnya.

••••••••

Jam menunjukkan pukul 5 pagi atau jika di Jakarta pukul 3 pagi. Afsheen sengaja bangun lebih pagi karena ingin melihat sunrise di Raja Ampat yang begitu sejuk dan sangat alami sebelum berangkat ke Pulau Waigeo dan hitung-hitung membayar waktu yang dia buang gara-gara aki-aki bau sikil.

Lalu berjalan menuju kamar mandi, walau kaki Afsheen masih lumayan sakit namun dia mencoba berjalan, dia tidak boleh manja, karena dia tahu hidup ini keras dan tidak berpihak pada orang-orang yang manja. 

Dia pun mengganti pakaian dengan jeans seperempat dan kaos rajut panjang karena udara di luar lumayan dingin, lalu dia menggerai rambut indahnya yang bewarna coklat tua.
Afsheen berjalan ke luar sendirian, dia melihat situasi penginapan lumayan sepi. Dia berjalan ke tempat saat dia melihat sunset dan saat dia terjatuh lalu digendong ala bridal oleh lelaki yang menyebalkan itu.

Dia duduk sendiri termenung melihat suasana di langit dan laut pagi hari yang masih menggelap. Dia berfikir, sampai kapan hatinya terus tidak percaya dengan cinta. Dia juga berfikir cinta yang tulus di abad 21 sangatlah sulit bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Afsheen merentangkan tangannya ke langit, memejamkan matanya, menghirup udara segar, dan dia juga merasakan wajahnya diterpa angin yang sangat dingin.
Semuanya jelas berbeda dengan suasana Jakarta. Afsheen pun sangat menikmati pagi hari ini

Beberapa menit kemudian matahari mulai menunjukkan cahaya indah dan hangat menerpa kulitnya. Afsheen membuka matanya dan dia melihat ada sesosok laki-laki dengan tatapan yang tajam ke arahnya. Sepontan dia kaget.

"Aaaaaaaaaahhhhhhhhh." Afsheen menjerit sambil menutup mata karena dia yakini di depannya kini adalah setan ya setan seperti di film-film.

"Heh-heh jangan teriak nanti disangka orang-orang gue ngapain lo lagi" lelaki itu panik melihat Afsheen menjerit ketakutan.
"Sssssstttt ini gue." sambil membekap bibir Afsheen dan berbisik di telinganya.

"Lo lagi? Seneng banget ya kayaknya lo ngintilin gue." sambil melepaskan tangan yang membekapnya.

"Jangan kepedean deh, gue cuma heran aja kenapa lo ada di sini, ini emang tempat favorit gue."

"Terus gue peduli gitu?"
"Enggak sama sekali."

"Uhh niat gue pengen liburan dengan tenang, eh malah ketemu cowok angkuh and freak kayak lo di sini."

"Eh jangan kepedean lo, emang gue mau ketemu lo? Enggak!"

"Yaudah sekarang lo pergi." titah Afsheen sambil mendorong lelaki itu.

"Yeh ko gue sih, ya lo lah ini kan tempat gue."

"Lo lah, kan gue yang duluan dateng!" sambil terus saling mendorong.

"Lo dibilangin ngeyel ya." kesal lelaki itu.

"Kalo iya kenapa hah?" lawan Afsheen.

Lelaki itu pun tanpa sengaja mendorong Afsheen, dan ternyata dorongannya itu sangat kencang hingga Afsheen terjatuh ke dalam air.

"Tolonggggrhhh."
"Tolongggg rhrhr."

Lelaki itu mengabaikan Afsheen.
Gue tolongin apa jangan ya?
Euh selalu bikin ribet. Kalo gue gak tolongin nanti dia dimakan ikan-ikan mesum, kan sayang. Ih gue apaan sih. Batinnya.

Lelaki itu pun menolong Afsheen. Namun lelaki itu kebingungan, Afsheen tidak ada. Apa mungkin dia tenggelam?
Lelaki itu pun terus mencari ke sana kemari dan hasilnya tidak ada. Dia sangat panik.

Last Tears [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang