HAPPY READING :)
Satu tahun kemudian...
Jalanan di kota Seoul cukup ramai walaupun hari masih pagi. Banyak kendaraan dari roda dua dan empat yang berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka adalah orang yang akan berangkat bekerja, berangkat ke sekolah ataupun bepergian ke luar kota. Begitu juga dengan bus berwarna hijau yang berhenti di depan sekolah ternama di kota ini, SMA Seoul. Saat pintu bus terbuka, beberapa siswa yang memakai seragam dari sekolah itu turun dan langsung memasuki sekolah yang terkenal dengan segudang prestasinya itu. Salah seorang dari mereka –yang juga berpakaian sama- berhenti memandangi gedung sekolah yang besar dan megah ini. Dia yang seorang gadis, merapikan roknya yang sepuluh senti diatas lutut itu –yang sedikit berantakan karena duduk di dalam bus tadi- lalu menyisir rambut coklat sepunggungnya dengan jemarinya.
"Semangat untuk hari pertama." Gumam gadis itu menyemangati dirinya sendiri. Tak lama setelah gadis itu berkata demikian, sebuah pesan masuk ke ponsel yang tengah di genggamnya. Gadis itupun langsung membukanya.
"Ibu harap hari pertamamu di SMA berjalan dengan baik. Berperilakulah yang baik dan belajar dengan giat. Sekarang Ibu sedang dalam perjalanan kembali ke Namhae. Kau baik-baiklah di Seoul bersama Bibi Nayoung. Dan.. jangan lupa untuk meminum obatmu, Kim Ara!!!'
Gadis yang ternyata adalah Kim Ara yang kini sudah berubah menjadi cantik jelita itu hanya menghembuskan nafasnya pelan setelah ia selesai membaca pesan dari Ibunya itu. Ia hanya membalas 'Iya' untuk sebuah pesan yang termasuk panjang itu. Ara berpikir, bukankah Ibunya tadi malam sudah mengatakan jika ia akan pulang ke Namhae- kampung halaman mereka-? Lalu kenapa harus mengatakanya lagi? Ara merasa Ibunya sangat overprotective sejak kejadian itu. Tapi tak apalah, mungkin Ibu Ara sangat menyayanginya hingga ia seperti itu.
Ara memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan hampir pukul tujuh pagi. Ia segera masuk ke dalam gerbang besar di depannya dan berjalan dengan penuh percaya diri. Dalam hati, ia berharap semoga apa yang ia rencanakan saat mendaftar di sekolah ini akan berjalan dengan baik semuanya. Lagi pula, ia memang sangat ingin bersekolah di sekolah ini. Selain karena ia akan mudah masuk ke universitas ternama setelah lulus, lelaki yang masih sangat ia sukai, juga bersekolah disini.
Ia terus berjalan dengan penuh percaya diri. Bahkan saat ia melewati gerombolan siswa laki-laki yang tengah duduk di koridor, ia menunjukkan senyum termanisnya pada mereka hingga salah seorang dari mereka terus melihatnya. Ara sendiri tidak keberatan. Lagipula, ia sudah cantik sekarang. Tak ada hal yang perlu dikhawatirkan dan tak ada yang perlu ditakutkan jika akan ada orang yang mengatainya jelek lagi. Dan karena alasan itulah ia berani mendaftar kesini. Karena Lee Yian juga bersekolah disini dan karena ia sudah cantik. Jadi ia berniat mengambil hati sabahat yang sudah setahun tak ia temui ini dengan parasnya yang mempesona.
"Hei, kau!!"
Langkah kaki Ara terhenti saat ia mendengar teriakan seseorang. Ia menoleh sebentar dan melihat seorang gadis yang memakai seragam yang sama dengannya tengah menatap ke arahnya. Ara berpikir mungkin bukan dia yang dimaksud gadis itu. Jadi Ara kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang bahkan ia sendiri belum tahu dimana letaknya.
"Yaak!!! Berhenti kau!!!"
Kembali teriakan itu terdengar dan sekali lagi membuat Ara menghentikan langkahnya. Ia memutar bola matanya dengan malas sambil berbalik –lagi-. Dan lagi-lagi ia melihat gadis yang tadi itu tengah menatapnya. Ara melihat ke belakangnya, siapa tahu bukan ia yang dimaksud gadis itu. Mungkin seseorang yang ada dibelakangnya ataupun siapalah yang lewat di jalan itu. Namun Ara tak menjumpai siapapun dan ia justru menemukan gadis itu menunjuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Liar Girl [END]
FanfictionKim Ara hanyalah gadis biasa dengan banyak kekurangan. Terlahir dengan wajah biasa-biasa saja membuatnya sering menjadi bahan gunjingan tetangga sekitarnya karena tidak mewarisi kecantikan Ibunya. Beruntung gadis itu bisa bersahabat dengan seorang l...