HAPPY READING :)
"Aku tahu semua ini salah. Tapi jika aku berhenti sekarang, semuanya akan berakhir lebih buruk lagi...."
Chapter 4~~
"Kau mengenalnya? Lee Yian?" tanya Hana sedikit bingung. Yah memang bukan hal yang aneh jika banyak yang mengenal Yian, dia siswa yang cukup populer disini. Banyak gadis-gadis yang tergila-gila padanya. Tapi yang membuat Hana bingung adalah, tatapan yang diberikan Ara pada lelaki itu. Seperti... bukan tatapan kagum yang diberikan gadis-gadis kebanyakan, atau.. entahlah.
Ara segera menoleh dan terkejut. "Kau juga mengenalnya??"
"Dia teman sekelasku, jika kau mau tahu. Dan.. dari mana kau mengenalnya? Ku pikir kau kenal dekat dengannya." Selidik Hana. Ara terdiam beberapa saat karena bingung harus menjawab apa. Jika ia bilang bahwa ia dan Yian adalah sahabat sejak kecil, pasti Hana akan kaget dan akan menimbulkan masalah. Jadi sebaiknya Ara harus menjawab apa ya?
"Emmm... aku melihatnya di pertandingan basket kemarin." Jawab Ara dengan senyum setengah dipaksakan. Ia tidak boleh terlihat jika ia sedang berbohong.
"Benarkah? Apa kau yakin?"
"Owh tidak.. mereka mendekat."
Bukannya menjawab pertanyaan Hana, Ara justru kebingungan sendiri karena ketiga orang yang menarik perhatiannya itu sekarang tengah berjalan mendekat. Memang bukan untuk menghampirinya sih, tapi jika mereka melihat Ara, khususnya Yian, itu akan sangat buruk bagi Ara mengingat ia belum menyiapkan mental sama sekali. Jadi, kini ia harus segera pergi dari sini atau setidaknya menyembunyikan wajahnya agar tidak dikenali oleh Yian. Tapi, apa yang harus ia lakukan? Owh ya, tiba-tiba Ara mendapatkan ide cemerlang.
"Hana, berpura-puralah kau tidak mengenalku. Aku akan menjelaskannya nanti." Kata Ara cepat pada Hana lalu ia segera menyembunyikan wajahnya dengan berpura-pura sedang tidur dengan tangan yang menelungkupi kepalanya. Hana sendiri sedikit shock melihat tingkah aneh teman barunya, ia ingin bertanya tapi diurungkannya karena Ara sudah terlebih dulu melakukan apa yang ia inginkan.
"Hana, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Kai saat ia bersama dengan Yian dan Sehun berjalan melewatinya. Karena rasa penasarannya, tentu saja, Kai bertanya demikian. Hana tidak biasanya berada di kantin sendirian. Setidaknya itu yang ia perhatikan.
"Owh.. Hai, Kai. Aku hanya sedang duduk sambil makan, tentu saja. Memangnya apa lagi?" jawab Hana sekenanya. Jujur, ia agak terkejut mengetahui Kai dan kedua temannya itu tiba-tiba ada di dekatnya.
"Siapa dia?" kini Sehun ikut bertanya. Matanya menunjuk pada Ara yang sedang tertidur dengan wajah disembunyikan.
"Entahlah. Aku tidak mengenalnya." Jawab Hana cepat. Ia berusaha sebisa mungkin mempertahankan raut wajahnya agar tetap tenang. Pasalnya ia adalah tipe orang yang tidak pernah bisa berbohong. Kalaupun bisa, raut wajahnya akan sangat tidak meyakinkan.
"Benarkah? Lalu kenapa kalian duduk di meja yang sama?" tanya Yian, ikut membuka suara. Hana sendiri semakin kebingungan harus menjawab apa. Ya Tuhan, kenapa Ara membuat suasana menjadi tidak menyenangkan? Dan kenapa pula ia harus terjebak di dalamnya?
"Apa peduli kalian? Sudahlah sana pergi. Jangan ganggu aku." Kata Hana dengan ketus. Ia segera mendorong Kai dan teman-temannya itu agar segera pergi menjauh darinya.
"Iya. Iya. Kau kasar sekali." Dengus Kai.
Satu detik.
Dua detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Liar Girl [END]
FanfictionKim Ara hanyalah gadis biasa dengan banyak kekurangan. Terlahir dengan wajah biasa-biasa saja membuatnya sering menjadi bahan gunjingan tetangga sekitarnya karena tidak mewarisi kecantikan Ibunya. Beruntung gadis itu bisa bersahabat dengan seorang l...