Chapter 9

46 9 0
                                    


"Terkadang apa yang sudah aku rencanakan, berakhir dengan tidak sesuai harapan..."


**


Rasa terkejut itu kembali datang lagi saat Sehun tiba-tiba saja mencium dirinya. Ara tidak bisa menduga kenapa lelaki itu melakukannya. Ara merasa dirinya seperti tersengat listrik saat material lembut itu tiba-tiba menyentuh bibirnya. Matanya langsung membulat sempuran dan jantung berpacu di luar kendali. Ia tak bisa melakukan apapun. Bahkan untuk sekadar bergerak sedikitpun tidak bisa karena tubuhnya terasa. Ini pertama kali bagi Ara dicium oleh seorang lelaki. Ia pernah mendengar dari seseorang, jika seorang gadis dicium oleh seorang lelaki untuk pertama kalinya, maka gadis itu sangat beruntung. Tapi untuk dicium oleh lelaki yang sama sekali tidak ia sukai, apakah ini bisa disebut keberuntungan??

Tanpa Ara duga sama sekali, bibir Sehun yang awalnya hanya menempel pada bibirnya mulai bergerak dan membuat Ara sekali lagi merasa terkejut. Ia hampir saja tidak mampu menopang tubuhnya jika saja Sehun tidak memegangi tubuhnya. Sehun melumat bibir Ara seolah ingin merasakan bagaimana rasanya mencecap setiap inci dari bibir gadis itu. Menggerakkannya sesuai dengan instingnya. Ia bahkan sama sekali melupakan niat awalnya kenapa ia mencium gadis itu.

Setelah mampu menguasai dirinya dari keterkejutan yang bertubi-tubi, Ara langsung mendorong tubuh Sehun dengan sekuat tenaganya, membuat lelaki itu langsung jatuh menimpa kursi yang ada di belakangnya. Ara menatap lelaki itu dengan tajam. Wajahnya langsung memerah menahan amarah sekaligus rasa malunya. Segera ia meninggalkan lelaki itu yang masih termangu di kursi tempat ia jatuh.

Sepeninggalan Ara, Sehun seakan tersadar atas apa yang tadi ia lakukan. Ia menyentuh bibirnya yang terasa lembab dan sedikit berminyak. Bisa ia rasakan lipgloss milik Ara yang menempel di bibirnya. Ia memukul pelan kepalanya. Kenapa ia bisa bertindak sejauh itu? Padahal 'kan niatnya hanya untuk membuat Jihyun sakit hati dan berhenti mengejar dirinya seperti orang gila. Tapi setelah melihat Jihyun pergi, ia merasa dirinya seperti hilang kendali. Saat merasakan bibir Ara yang manis, tiba-tiba saja ia ingin melakukan hal yang lebih lagi. Mungkin jika saja Ara tidak segera mendorongnya, ia akan melakukan hal yang lebih gila lagi. Owh Ya Tuhan, Sehun pikir ia mulai gila sekarang. Namun, sepertinya ini akan sangat menarik, pikirnya lagi.


***


Ara langsung berlari menuju toilet setelah ia berhasil mendorong Sehun menjauh dari dirinya. Ia langsung berteriak histeris di dalam toilet saat mengingat kembali kejadian itu tanpa mempedulikan tatapan beberapa pasang mata yang ada di dalam toilet. Mereka melihat Ara dengan pandangan aneh. Mungkin berpikir jika Ara adalah orang gila atau sedang kesurupan (?). Tapi Ara tidak peduli. Dengan penuh percaya diri, Ara berjalan ke salah satu wastafel yang masih kosong dan menyalakan kerannya lalu memasuh bibirnya dengan air. Ia menggosoknya dengan keras, berusaha untuk menghilangkan bekas ciuman Sehun yang menurutnya sangat membuatnya tidak nyaman.

"Lelaki itu benar-benar gila!!! Bagaimana bisa ia melakukan hal ini padaku? Ia pikir aku ini gadis gampangan apa? Mencium orang seenaknya... jika Ibu melihatnya, aku pasti sudah digantung di bawah pohon mungkin. Owh Ya Tuhan, ini benar-benar membuatku gila!!!" gumam Ara tanpa mempedulikan orang-orang disekitarnya. Bahkan seorang wanita yang berdiri di samping Ara, menjauhkan sedikit tubuhnya karena takut dengan Ara.

"Aaaaarrrrrggggghhhh... kenapa masih terasa???!!!!!"

Ara kembali berteriak. Ia frustasi karena bekas ciuman itu tidak hilang-hilang. Masih bisa ia rasakan bagaimana bibir Sehun yang menempel di bibirnya lalu melumatnya perlahan dan sampai ia merasakan... CUKUP!!! Ara tidak mau mengingatnya lagi. Ia mulai berpikir jika ia pasti sudah gila sekarang. Mungkin ini karena efek samping ciuman pertama atau.. Owh Ya Tuhan!! Ara melupakan tentang Hana. Bagaimana dengan gadis itu ya? Hal itu membuatnya menghentikan aktivitasnya sejenak lalu ia memutuskan untuk kembali ke tempat yang tadi.

My Liar Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang