HAPY READING
**
Tak ada hal lain yang bisa Ara lakukan selain diam. Dirinya hanya membeku, menghadapi setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh teman-temannya. Mereka semua pasti akan segera mengetahuinya dan Ara berpikir mungkin ini memang akhirnya. Ia tahu, kebenaran pasti akan menunjukkan dirinya dengan segera. Hanya tinggal waktu yang bisa menjawabnya. Tapi ia hanya belum siap. Ia tidak pernah siap. Ia bukanlah orang yang mampu menghadapi ini semua.
"Kim Ara, kenapa tidak menjawab?" Sekali lagi pertanyaan itu keluar dari mulut seorang teman sekelasnya. Mereka butuh jawaban.
Ya. Atau. Tidak.
Setidaknya itu bukanlah hal yang cukup sulit jika dalam permasalahan yang berbeda. Hanya saja, setiap jawaban yang akan Ara ucapkan akan mengubah segalanya. Jika ia menjawab 'Iya', semuanya akan menjadi sangat jelas dan ia tidak bisa membayangkan bagaimana ia harus menghadapi teman-temannya nantinya. Tapi jika ia menyangkalnya, ia masih bisa hidup dengan tenang. Walau tidak untuk waktu yang lama, tapi apakah Ara yakin masih bisa menyembunyikan kebohongan hingga selama itu?
Ia benar-benar bingung sekaligus marah. Han Jihyun, bagaimana bisa gadis itu melakukan semua ini? Apa yang dia inginkan dari dirinya? Pertemanan mereka sudah berakhir setahun yang lalu dan seharusnya mereka sudah tidak saling berhubungan lagi. Tapi kenapa ia harus terjebak bersama dengan gadis itu? Ara mengepalkan sebelah tangannya sambil menahan amarah yang mulai menguar dari dalam dirinya.
"Memangnya apa urusan kalian?" Ara memandangi teman-temannya satu persatu. Ia menguatkan hatinya. "Jika aku menjawab 'Iya', apa yang akan kalian lakukan? Dan jika itu hanyalah omong kosong, apa yang akan kalian lakukan?" tanyanya. Beberapa temannya nampak berpikir.
"Setidaknya kami perlu mengetahuinya. Apa susahnya menjawab? Itu bukanlah pertanyaan yang sulit jika kau memang tidak melakukannya." Jawab Yumi. Ara menatapnya tidak percaya. Teman sebangkunya, walaupun mereka tidak terlalu dekat, bagaimana bisa ia juga melakukan hal ini?
"Perhatian semuanya..."
Suasana kelas langsung hening saat terdengar suara seorang lelaki yang baru saja memasuki ruang kelas. Ia membawa setumpuk kertas yang sudah dilipat rapi di tangannya. Berjalan dengan berani, ia berhenti pada meja guru dan berdiri disana. Semua yang ada di dalam kelas langsung mengalihkan perhatian pada siswa lelaki itu.
"Dikarenakan Guru Yang tidak masuk hari ini, beliau menyuruh kita mengerjakan soal pada buku paket halaman 209 sampai 215 dan dikumpulkan. "Kata siswa itu yang tak lain adalah ketua kelas. "Dan juga, beliau menitipkan ini. Berikan surat ini pada orang tua kalian dan minta mereka untuk menyetujuinya atau tidak." Sambungnya.
"Ketua kelas, memangnya apa isi surat itu? Bukan sesuatu yang buruk, 'kan?" tanya seorang siswi yang merasa penasaran.
Ketua kelas itu tersenyum. "Tentu saja bukan. Sekolah kita akan mengadakan study tour setelah ujian tengah semester ke Pulau Jeju dan meminta pendapat orangtua kita apakah mereka mengizinkan kita ikut atau tidak."
Mendengar penjelasan ketua kelas, semua yang ada di kelas langsung bersorak kegirangan. Study tour ke Pulau Jeju adalah hal yang paling menyenangkan. Apalagi minggu depan sudah mulai ujian tengah semester dan rasanya pasti akan sangat menyenangkan berlibur setelah pusing belajar dan menjawab soal ujian.
"Kyaaa.... orangtuaku harus mengizinkanku ikut. Aku ingin sekali ikut."
"Ibuku pasti akan setuju. Aku hanya tinggal membujuknya saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Liar Girl [END]
FanfictionKim Ara hanyalah gadis biasa dengan banyak kekurangan. Terlahir dengan wajah biasa-biasa saja membuatnya sering menjadi bahan gunjingan tetangga sekitarnya karena tidak mewarisi kecantikan Ibunya. Beruntung gadis itu bisa bersahabat dengan seorang l...