prolog

68 5 0
                                    

Siapa sih yang nggak mau hidup itu tenang?~Fatmawati

Author

"ABIMANYU GALAKSI ARJUNAAAAA" suara bak petir menyambar pun terdengar di saentero kelas yang hanya berukuran 10 kali 6 meter itu.

Dan siswa yang dipanggil barusan dengan santainya mengeluarkan carbondioksida nya keudara tanpa menutup mulut pula. Jorok banget ini anak.

Semua anak yang ada didalam kelas itu pun menatap kearah anak yang saat ini sedang menjadi tontonan yang sangat sangat menjijikan. Tapi? Memangnya dipikiran anak itu sama? Dan jawabannya adalah tidak sama sekali.

"Apa?" dengan tampang polosnya dia hanya menjawab dengan kata 'apa'? Tuhan!! Gantung itu anak sekarang juga.

"Man, goblok banget si lu? Tuh liatin bu dewi udah kayak mau nelan lo idup idup nggak takut lo?" ucap temannya sambil bisik-bisik. Siapa lagi kalau bukan Ester. Teman setia dibangkunya.

Dan itu anak melirik kearah guru yang berada di depan papan tulis saat ini. Guru muda nan tegas. Sedikit killer? May be. Tapi bukan Abimanyu jika dia takut.

Cengiran khasnya pun keluar. "Hehe, ibu, udah datang ternyata, hehe, kok nggak nge chat saya dulu sih bu kalau mau dateng ke kelas, eh tap-

"KELUAARRRRR" duar diar doar!!! Jreng jreng, petir menyambar sana sini dengan cepat.

"Yah, ibu, kejam ih sama saya, ganteng-ganteng gini diusir hiks hiks, nanti cewek-cewek disini nggak semangat kalau saya keluar" dan apa yang terjadi???

"Huek, uhuk uhuk, aduh man gua jadi keselek batu segede lo nih" teriak salah satu gadis yang notabenenya jengkel abis dengan kelakuan teman cowoknya yang satu ini.

"Ye, dis, jangan gitu dong, nanti sedih kalau 'aa man tinggal, emm, jadi pengen nyubit pipi bemnya deh" sambil memaju-majukan bibirnya.

Pelotan mautnya lah yang diterima sebagai balasannya.

"Abimanyu" suara itu sekarang lebih turun oktafnya. Dan yang di panggil namanya pun menolehkan kepalanya.

"Iya bu guru cantik" sambil menaik turunkan alisnya yang badai itu dan jangan lupa cengiran khas nya pun menambah ketampanannya. Kata fansnya lo ini.

"Sekarang pilih mau kamu berdiri didepan kelas apa lari keliling lapangan? Heumm?" sekarang suara yang terlontar sangat kalem tapi tidak dengan tatapan membunuhnya.

"Aduh bu, pilihan jangan gitu dong, kali-kali gini lo, abimanyu yang ganteng manis serta baik hati, kamu mau berada didekat saya apa berdiri didekat saya? Gitu dong"

"Woy bulu ketek kadal sama aja bego, tolol banget lu,"

"Woy rambut semut, kira kira dong lo, itu tu penawaran yang sama cuman susunan kata yang berbeda, tolol banget si" untung gue suka, jadi nggak tolol tolol banget kok-lanjutnya dalam hati.

"Abimanyu"

"Eh eh, iya ya bu, saya milih yang kalau yang pertama capek berdiri tapi yang kedua capek buat lari malahan?" sambil mengusap-ngusap dagunya. Menandakan dirinya sedang berpikir.
.
.
.
.
.
"ABI--

"Iya saya keluar, cantik-cantik jangan galak-galak ih bu, nanti luntur lo kecantikannya"

"ABI-

"Hehe, piss bu" sambil berlari keluar kelas, karena guru cantik itu sudah mengangkat satu tongkat yang selalu iya bawa.

Sebenarnya guru itu sudah tidak muda lagi. Sudah berkepala empat, tapi tetap saja masih terlihat muda dan terawat. Keriput tersamarkan hanya dengan beberapa minggu. Wah iklan juga. Haha, garing.

+++

Bukan Abimanyu lagi jika dia menuruti perintah itu dengan mudah. Dia tidak melaksanakan sama sekali hukuman yang diberikan nya untuk lari atau berdiri didepan kelasnya begitu saja.

Sekarang dia malah asik berkeliling sekolah. Seperti anak mos yang digiring untuk menyusuri setiap sudut sekolah agar mengetahui tempat-tempat disekolah. Yang boleh dimasuku dan yang tidak boleh dimasuki.

"Bentar bentar, sekarang hari apa sih?" dia mulai bermonolog. Dasar aneh. "Senin? Selasa? Rabu? Kamis? Jumat sabtu minggu itu nama nama hari?" dia menirukan irama lagu anak kecil. Wah gesrek ni anak.

Dan dia akhirnya memberhentikan langkahnya dibalkon depan toilet. Dan menatap kearah matahari terbit, dan itu memang sangat menyilaukan mata.

Lapangan? Ya dia menatap kebawah dan ternyata mengarah menuju lapangn utama sekolah, yang dibuat untuk olahraga murid di sekolah. Dia mengernyitkan dahinya sampai benar-benar berkerut. Semacam keriput.

"Gue disini sekolah kan ya?" duh kan? Bener geser otaknya. " Kok gue baru tau tempat ini ya?" gila. "Apa sebenarnya gue disekolah cuman numpang tidur?? Apa gue ngimpi ya sekarang?" dia mencubit lengan nya sendiri. Dan" Awawawaaw, sakit goblok" dia berbicara dengan tangannya sendiri.

"Nggak mimpi, tapi itu murid-murid disana? Kok gue baru ngeliat ini ya?" bergaya mikir.

"Gadis itu?"

.
.
.

How is this??
Prolognya bikin penasaran kagak sih?

Hoho, wah siapa yang membatin tadi? Haha, belum apa apa padahal.

Hai hai, ada yang baca nggak ya?? Aduh malu aku, ini cerita pertama aku. Sebenarnya bukan yang pertama. Tapi semoga yang ini bener bener serius.

Pliss, bantuannya dong. Hehe, aku udah nge post 3 kali ini, dan ini yang ketiga kalinya. Yang dua udah aku unpub, mau gimana lagi, lupa ceritanya.

Tapi semoga yang ini.nggak yayaya.

Kritik dan masukan diterima kok, kritik silahkan, beri vote silahkan, maklum masih amatiran.

Dan jika merasa ada cerita yang hampir sama kayak ini cerita, maaf ya. Tapi beneran ini itu imajinasi ku, aku nggak bermaksud menjiplak atau plagiat atau apalah apalah itu, jadi mohon dukungannya ya.

Terimaksih yang mau baca, atau sekedar mengintip ini cerita.

Itu yang di mulmed gambaran wajahnya si abimanyu versi ku, versi imajinasiku aja sih.

Galaxy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang