-Sequel From Too Little Too Late-
-Youre not Sorry Dear 11-
©Masashi Kishimoto
Menma x Fem Naruto x Sasuke x Shion
Hurts, Drama, Romance, Comfort
Mature Content
.
.
.
Naruto pulang dengan tangan berlumuran darah. Menma tak atahu apa yang telah Naruto lakukan semalam. Jangankan untuk mendapatkan kabar dari wanita yang dicintainya, menghubungi nomor ponselnya saja begitu sulit.
"Apa yang kau lakukan Naruto?"
"Aku hanya bersenang-senang kau tak usah khawatirkan aku". Ada nada sumbang seakan menahan amarah yang tersembunyi didalam ungkapan Naruto. Namun Menma tak ingin mengetahui lebih jauh.
"Baiklah sekarang kau bersihkan dulu tubuhmu, kau bau anyir Naru"
"Aku menyukainya", Naruto menjilat darah yang telah menegring ditangannya. Tak ada rasa jijik ataupun risih dengan kundisi tubuhnya yang banyak terlihat bercak darah.
Menma meninggalkan Naruto sendirian diruang tengah apartemennya untuk menyiapkan air hangat untuk Naruto mandi. Dirinya sadar bahwa jauh didalam hati Naruto hanya akan ada Sasuke. Dialah laki-laki yang begitu Naruto cintai. Bukan karena dirinya bodoh, tapi dirinya sadar benar jika apapun yang dilakukaannya hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Sekalipun Naruto menyerahkan dirinya untuk dimiliki olehnya, namun hatinya tak akan prenah tersentuh.
Setidaknya mungkin apa yang kali ini akan dilakukannya bisa membuat Naruto melepas sedikit saja beban kefrustasianya.
"Kau mau jalan-jalan?"
"Aku hanya ingin tidur hari ini, Sorry", jawab Naruto.
"Baiklah, kalau begitu kau mandi baru kau boleh tidur"
"Aku akan langsung tidur saja."
"Ya sudah terserah kau saja"
Naruto meninggalkan Menma diruang tengah apartemen mereka. Dan selalu seperti itu sekalipun Menma benar-benar menunjukkan perhatiannya. Tak pernah bersambut baik, hanya ungkapan menghargai dari Naruto yang diterimanya.
Sedari awal dirinya tahu jika Naruto tak akan bisa tersentuh bagaimanapun caranya. Hanya sekali Naruto berlaku lembut padanya. Saat dimana dirinya bertemu dengan laki-laki itu di Hawai sebelum Naruto memutuskan untuk kembali ke jepang. Tapi tak disangkanya kejadiannya akan menjadi seperti ini.
Naruto masih saja menguntit Sasuke dan terus berdiam diri dalam bayangan. Jika memang dirinya tak bisa memiliki Naruto, setidaknya dia masih bisa menjaganya.
"Kau tak bisa ku gapai, Naru", bisiknya pada dirinya sendiri.
.
.
.
Naruto menutup semua tirai jendela dikamarnya, hanya menyisakan sedikit celah untuk cahaya masuk. Naruto terduduk dan menggenggam tangannya sendiri kamarnya kedap suara. Tak akan ada yang tahu jika kali ini Naruto berteriak histeris. Rasa frustasi masih menghantuinya. Rasanya ingin mendekap erat laki-laki yang baru saja ditinggalkannya dengan keadaan terikat diapartemennya. Tapi bayangan saat wanita brengsek itu masuk kedalam ingatannya rasa rindunya berubah menjadi rasa jijik dan kebencian yang terus menguat. Seharusnya laki-laki itu masih miliknya, dia mencintai laki-laki itu menlebihi apapun. Tapi apa semuanya harus terjadi seperti semua ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Youre Not Sorry Dear
Fiksi PenggemarPenghiatan dan Rasa sakit yang terus menghantui Naruto pada akhirnya membuatnya terus dalam sebuah pelarian yang tak berujung. Hampir empat tahun berlalu haruskah Naruto menyerah dan terus menghilang?? atau terus maju menghadapi kenyataan, bahwa Sas...