Do You Love Me?

2.9K 58 2
                                    

"Do you love me?" satu pesan muncul begitu kubuka chat dari Sayangku.

"Ah!" kubanting hape ke kasur. Selanjutnya badanku yang dapat giliran dihempas ke kasur. 

Mata berdenyut-denyut dan kepala terasa superberat. Kupijit dahi dengan kedua jari. Saat-saat seperti ini benar-benar membuatku rindu Sayangku. Membayangkan jemari lembutnya memijat kening saja sudah cukup membuat kepala terasa lebih nyaman.

Meeting seharian yang baru berakhir 3 jam setelah office hour tampaknya telah berhasil mengembalikan migrain ke bagian belakang kepala. Masalah di kantor cabang yang kukira hanya karena miskomunikasi biasa ternyata berbuntut panjang dan lebih tepat disebut benang kusut yang superruwet daripada ilalang di belakang rumah. Membayangkannya saja membuat dahiku kembali berdenyut.

"Do you love me?" chat dari Sayangku langsung terbuka begitu layar hape digeser ke atas. 

Ah, perempuan. Biar sudah menikah lebih dari 10 tahun pun masih saja minta disirami kata-kata cinta. Apa masih belum cukup seluruh gaji yang diserahkan tanpa perhitungan? Semua permintaan yang selalu dikabulkan? Masih butuh kata-kata lagi?

Ugh! Satu remasan keras seperti beroperasi di bagian belakang kepala. Tak ada waktu untuk romantis-romantisan hari ini. Kututup aplikasi whatsapp dan langsung ke kamar mandi. Guyuran air hangat jadi lebih dirindukan sekarang.

"Rrrrt, rrrrt, rrrrt," getaran hape berbunyi di kasur. 'Sayangku' tertera di layar. Kulirik jam tangan, 23.00. Mengingat chatnya tadi, ah, lebih baik mandi.


Happy AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang