Maaf ya nggak bisa upload part yang panjang, masih dalam proses belajar buat nulis sih. Menimbulkan lagi semangat buat nulis yang hampir padam. #ceilah
Enjoy reading this story, ya! Aku buatnya sendiri excited, semoga kalian yang baca juga. Hehe. Nggak ada target views dan votes. Asalkan ada satu orang yang baca, sekarang aku udah seneng banget!
Love, Sha.
Asya ingin menenggelamkan dirinya di suatu tempat. Di manapun itu, tolong bantu dia melepaskan diri dari makhluk bernama Rayhan!
Dennis dan Tiara sudah kabur dari cengkraman Marco dan Jeje. Mereka tidak diikutsertakan dalam perlombaan Open Debate, jadilah Asya yang terpilih menjadi rekan se-tim Lia dan Keanu, alumni dari SMA yang sama dengan Asya. Meskipun dekat, bukan berarti rasa takut dan malu tidak ada pada diri Asya. Apalagi kemampuannya dibanding mereka sangat jauh. Dia jadi ragu bisa mengimbangi cara berpikir kakak-kakaknya itu. Belum lagi, dia harus berhadapan dengan tim calon tentara-tentara itu di setiap latihan intensif beberapa hari ini. Haduh... Haduh. Asya ingin pingsan di tempat.
Penderitaan Asya masih seujung jari kelingking saat ini. Pertemuan kali ini Jeje dan Marco memberi kedua tim tugas tanpa ampun. Tugas berupa sembilan motion yang harus mereka siapkan untuk latihan beberapa hari ke depan. Liburan Asya tidak bisa tenang, duh alamat tidur larut malam terus deh.
Niat awal Asya ingin menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan untuk cuci mata, eh malah otaknya yang abis kali ini. Rasanya dia lelah sekali, apalagi dia sedang kedatangan tamu bulanan. Ingin sekali dia cepat-cepat pulang dan punggungnya yang terasa rontok itu menerjang kasur.
"Kalian malah diem-dieman, ayo diskusi. Emang pada bisa telepati apa gimana? Jangan anggap cowok-cowok ganteng kembaran Mas Je ini musuh. Mereka teman sepadepokan." Mas Jeje bilang apa tadi? Padepokan? Asya sudah tidak kuat untuk sekadar tertawa dengan gurauan pelatihnya tadi.
Ternyata, Jeje dan Marco adalah pelatih yang disewa oleh pihak EDS AAL untuk melatih tim taruna tersebut. Asya heran, kenapa kebetulan sekali pelatih Rayhan sama dengan pelatihnya?
"Berarti ini main skenario privacy versus liberty, ya, Dek?" ceplos suara rendah, yang Asya yakini milik Rayhan. Asya sudah mendongakkan kepala, mengira bahwa si Rayhan itu memanggilnya. Ternyata, oh ternyata, Rayhan sedang mencoret-coret kertas dibantu dengan Mbak Lia, yang seperti memberi sedikit penjelasan untuknya. Asya mengernyit tak suka. Entah mengapa.
"Buku Debatabase bawa nggak Mas Ken?" tanya Asya sambil mencolek bahu Keanu dengan ujung bolpoin. Keanu masih sibuk browsing. Gelengan kepalanya menjadi jawaban yang diperlukan Asya.
Rayhan, yang duduk bersebrangan dengan Asya mengulurkan sebuah buku tebal yang jilidannya masih rapi kepada Asya. Tertulis di cover bahwa itu adalah buku dengan kumpulan contoh kasus-kasus yang biasa digunakan dalam mosi debat bahasa Inggris. Asya menerimanya dengan kikuk, tangannya tidak sengaja bertabrakan dengan kulit Rayhan. "Bersih, ya ternyata." Asya tidak spesifik dengan apa yang dikatakan, membuat Rayhan terkekeh geli. "I mean, bukunya."
"Maklum, jarang dibuka-buka. Saya 'kan bukan debater yang pro seperti kamu." Rayhan menuai senyum. Asya mulai jengah ketika wajah itu sumringah melulu. Rasa-rasanya apa yang dipikirkannya tentang Rayhan selama ini benar, bahwa dia ini buaya. Buaya darat. Wah cocok, dia 'kan taruna calon TNI Angkatan Darat. Asya tertawa kecil dengan pemikirannya sendiri. "Enjoying yourself, hm?" pria itu mengembalikan kesadaran Asya.
Asya pura-pura menatap ke arah lain, "Bukan urusan lo."
Menjelang maghrib, langit mulai gelap. Asya sudah mencari celah untuk membuat alasan agar pertemuan yang super serius ini dihentikan. Duh, roti moka kesayangannya udah dingin. Perutnya juga sudah lapar pula. Asya ingin menangis sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Still Love Me The Same?
RomansaAsya Shakila Gibran Cewek berpipi gembul yang hidupnya nggak mau menye-menye kayak perempuan yang biasanya ada di novel romansa. Asya nggak pernah kepikiran buat nyari pacar. Kalaupun kepikiran, pasti seleranya yang ganteng, orang kantoran, berint...