Chapter 4

2.5K 123 2
                                    

Kemudian ia merasa sesuatu menabrak punggungnya dari belakang sehingga ia tersorong kedepan dan menabrak sesuatu-atau lebih tepatnya seseorang- yang berada di depannya.

Brugh!
***

Untungnya Daniel memiliki reflek yang cukup baik, ia langsung menumpukkan berat tubuhnya kebelakang dan membuatnya stabil kembali. Setidaknya ia selamat. Tubuhnya tak terjatuh konyol di depan kedai yang cukup ramai ini.

Tapi sayangnya, paperbag berisi gaun mahal pesanan Dave itu sudah basah oleh tumpahan kopi dari tangannya sendiri. Tergeletak dengan manis disamping seorang gadis yang terduduk didekat kakinya dan memegangi lengannya sambil meringis.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Daniel pada gadis didepannya. Ia ikut berjongkok dan meraih dua paperbag yang tergeletak begitu saja.

Anastasia tak menjawab. Ia hanya mengangguk tanda iya. Sikunya terasa sangat pegal karena tadi ia gunakan untuk bertumpu.

Mereka berdua menyadari pandangan aneh dari para penghuni kafe dan segera berdiri dengan canggung. Eh ralat, hanya anastasia yang sedang canggung. Sedangkan Daniel sedang memutar otak untuk meminta maaf pada Anastasia.

"Maaf,"

"Maaf,"

Mereka sama-sama menyuarakan pikirannya.

"Uhm..." Anastasia menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Maafkan aku karena membuatmu terjatuh, Nona." Daniel sedikit membungkuk.

'Nona? Aku dipanggil nona?' pikir anastasia dalam hati.

"Ah tidak apa-apa. Aku juga salah karena tadi tidak melihatmu keluar, Tuan." Anastasia menjadi bingung sendiri. Benarkah ia tadi memanggilnya tuan?

"Jangan panggil aku tuan. Panggil saja aku Daniel. Dan.... Siapa namamu?"

"Aku Anastasia."

Setelah itu keduanya bingung untuk memulai pembicaraan.

Anastasia tiba-tiba masuk kedalam toko itu meninggalkan Daniel dengan dua paperbag ditangannya. Ia langsung menghabiskan uang dalam sakunya untuk membeli kopi yang sama seperti milik Daniel yang tumpah. Bagaimanapun, ia merasa harus mengganti kopi lelaki malang itu.

Lima menit kemudian ia sudah berada didepan lelaki itu sambil menyodorkan segelas espresso.

"Kau tidak perlu melakukan hal ini, Anastasia."

"Tidak apa-apa. Ambil ini." Anastasia masih setia menyodorkan gelas plastik itu hingga akhirnya Daniel menerima gelas itu.

"Terima kasih,"

Mungkin hanya firasat gadis itu atau apa, Daniel terlihat agak gugup.

Anastasia ikut duduk disamping Daniel di sebuah bangku pinggir Jalan. Ah, sudahkah aku memberitahu kalian kalau mereka tidak jadi pergi ke taman?

Daniel menyesap kopi itu perlahan dan mengernyit. Tidak ada rasa apapun.

Anastasia kemudian melirik pergelangan tangannya untuk melihat jam tangan ketika sekali lagi ia mengingat bahwa hampir semua barang-barangnya tertinggal di mobil Yumi.

"Dasar Yumi," maki Anastasia pelan tetapi masih terdengar oleh Daniel.

"Kau bilang apa?" tanya nya pura pura tak mendengar.

"Tidak ada. Eh, kau tahu ini jam berapa?" Anastasia menatap Daniel penuh harap. Berharap lelaki disampingnya ini mengenakan arloji.

Dan benar saja, Daniel segera melirik tangan kirinya. "17.36." jelasnya singkat.

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang