Chapter 12

1.6K 95 4
                                    

Selamat membaca!

~~~
Gadis itu beranjak dari selimutnya dan berjalan ke arah jendela dengan langkah lunglai untuk menutupnya. Setelah itu menggulung rambutnya asal dan berjalan ke arah kamar mandi dengan tubuh merinding.

“Kenapa pagi ini aku merasa sangat menggigil?" tanyanya pada diri sendiri.

Anastasia mengenakkan sandal rumahnya kemudian berjalan ke arah dapur. Disana ada Daniel dan Dave.

“Hei, kau sudah bangun Anastasia?" tanya Dave berusaha ramah. Padahal tuan rumahnya tidak sebegitunya.

“Ya, apa kau menginap di sini?" tanya Ana pada Dave.

Dave berdehem pada Daniel tampaknya sedang memberitahu sesuatu. Anastasia yang cuek langsung menuju ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya dan bergabung di meja makan bersama mereka setelah itu.

Jangan bayangkan makanan yang tertata rapi di meja itu karena nyatanya hanya ada sepiring roti dan beragam selai serta segelas susu saja.

Gadis itu dengan santai mengoles selembar roti dengan selai kacang kesukaannya sebelum menempelkan lembar lainnya.

Daniel dan Dave saling lirik seolah sedang berkomunikasi satu sama lain. Dave sudah menceritakan perihal insiden tadi malam namun Daniel agak ragu Dave telah berhasil menghapus sebagian ingatan Anastasia karena sekarang gadis itu sangat dingin. Berbeda dengan Anastasia yang ia kenal seminggu lalu yang sangat berisik dan kekanak-kanakan.

“Kenapa kalian saling berpandangan begitu?" tanya Anastasia yang mulai menyadari interaksi antara mereka.

“Ah tidak apa-apa." Dave memaksakan tawa gugup “O ya Anastasia, hari ini sampai seterusnya kau akan diantar oleh Daniel." jelas Dave.

Anastasia yang mulutnya penuh hanya mengangguk.

Gadis itu kembali melanjutkan sarapannya dengan dua vampir yang kini memperhatikan cara makannya yang—menurut mereka—aneh.

***

Entah karena iklim atau kondisi Anastasia yang hari ini drop. Ia terus-terusan bersin sejak turun dari mobil Daniel dua jam yang lalu.

Salju belum turun tetapi embun tipis sudah mulai terlihat ketika orang-orang menghembuskan napas.

Syal pinjaman dari Alexa-teman sekelasnya-pun hanya membantu sedikit. Ia masih terus bersin di sela-sela percakapannya.

“Hey, aku pikir kau terkena demam," ujar Alexa sambil menyentuh dahi Anastasia yang berhiaskan poni.

Gadia itu menggeleng untuk menyangkal. Anastasia tidak ingin mengakui fakta itu. Ia bersikeras kalau gejala yang dialami hanyalah kedinginan biasa.

“Tapi hidungmu memerah," sahut Jane.

“Tapi aku baik-baik saja!" sangkal Anastasia lagi.

Kedua gadis di hadapannya itu hanya memutar mata menghadapi sikap keras kepala hari ini.

“Baiklah, kau boleh saja beranggapan begitu tapi jika kau merasa pusing kau harus memberitahu kami, mengerti?" tawar Jane.

Dan sekali lagi Anastasia bersin sebelum mengangguk.

***

Di kantor Daniel...

Daniel menumpukkan kedua kakinya sambil bersandar di kursi kebesarannya. Vampir itu terlihat sedang memainkan ponsel pintarnya sejak tadi.

“Kau tidak di bayar untuk bermalas-malasan Mr Alexander!" ujar seseorang yang baru saja membuka pintu kantor Daniel tanpa vampir itu sadari.

Daniel sudah dapat mengira-ngira suara siapa yang kini berada di depan meja kerjanya. Ia masih dalam posisinya yang menurutnya nyaman itu.

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang