Chapter 13

1.9K 81 15
                                    


Ada berita buruk dan baik dari aku.

Buruk, aku terlanjur publish chapter 13 abal-abal yang harusnya nggak dipublish. Bahkan udah ada yang baca dan vote.

Baiknya, aku nemu file AAMV chapter 13 yang bener dan mau aku publish.

Tapi gimana ya, kan udah ada 35 yang baca dan 7 vote. Sayang kalo diunpub. Jadi, aku minta restu kalian untuk mengganti isi chapter 13 yah.  Tenang aja, yang lama udah aku simpen buat dikenang sebagai bagian yang gagal Wkwkwk.

Happy reading...

Alexa membawakan Anastasia secangkir kopi yang ia dapat entah darimana, sementara Jane meminjamkan jaket yang ia bawa untuk Anastasia yang sudah menggigil hebat.

“Aku pikir dia memang terkena demam," Jane melirik pada Alexa yang kini memeluk Anastasia dari samping.

“Aku pikir juga begitu. Tubuhnya bergetar."

“He, Ana, bagaimana kalau kau kuantar ke rumah sakit saja?" tawar Alexa.

Namun, Anastasia hanya menggeleng lirih. Ia bersikeras menunggu orang itu menjemputnya. Jane dan Alexa pun tidak dapat melakukan apa apa selain menemaninya menunggu sambil menatap butiran salju yang mulai turun.

***

“Daniel, ada berita buruk!" pekik Dave ketika yang bersangkutan baru masuk ke ruangan usai meeting.

“Berita apa?" tanyanya sambil duduk di kursinya sambil melonggarkan dasi yang terasa agak mencekik. Sampai kapanpun ucapan Dave memang selalu dianggap candaan. Meski dalam medan perang sekalipun.

“Rafael."

Cukup satu kata bisa membuat Daniel blingsatan. Terbukti dari tindakannya yang sekarang terlihat panik.

“Mata-mataku mengatakan kalau kemarin Rafael mendatangi kantor Yumi. Sepertinya ia mulai menyelidiki orang-orang terdekatnya. Kita harus waspada," Dave menarik napas sebelum melanjutkan. “Kita harus memindahkan mereka untuk sementara waktu."

“Baiklah, aku akan mengaturnya sesegera mungkin. Dimana mereka sekarang?"

“Yumi ada di apartemenku sekarang, Anna.... bukankah kau sudah menjemputnya hari ini?" Dave melirik Dan yang sekarang mengutak-atik ponselnya dengan curiga. “Jangan bilang kau lupa!"

“Sayangnya itulah yang terjadi. Aku pergi dulu," ucap Dan sambil meraih jas pada sandaran kursinya.

“Sialan!"

***

Ponsel Anastasia berdering ketika Jane masuk ke dalam apotek di pinggir jalan. Ia mencari-cari earphone dan menemukan satu dalam mobil jane.

“Halo."

“Halo, Anastasia. Ini aku,"

“Daniel?" tanya gadis itu memastikan.

“Kau ada dimana sekarang? Aku sudah sampai di depan sekolahmu."

Anastasia menaikkan sebelah alisnya. Nada bicaranya sesantai itu? Apa tidak ada niatan untuk minta maaf padanya? Padahal tadi Anastasia sudah beribu kali menghubunginya.

“Aku dalam perjalanan pulang," kata Anastasia. Daniel menghela napas di seberang sana.

“Bukankah sudah kubilang untuk menungguku. Dasar gadis merepotkan. Kenapa tidak menelponku saja, hm?"

Astaga! Anastasia langsung mengingat ribuan umpatan untuk vampir itu. Kenapa tidak menelpon katanya? Keparat! Lalu yang setengah jam menunggu dalam kelas di tengah dinginnya salju itu apa?

“Tuan Daniel yang terhormat, sebaiknya kau melihat misscall dariku sebelum meluncurkan kalimat nista barusan!" 

Tuut... Tuut... Tuut...

Panggilan diakhiri oleh Anastasia.

***

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang