Between 11 and 12

1.6K 84 3
                                    

Jangan pada bingung sama judulnya ya. Chapter ini sebenernya di luar konsep yang aku bikin buat AAMV, tapi buat iseng-iseng dan sekedar ngisi waktu luang.
Jadi ini tuh waktu kejadiannya diantara part 11 dan 12. Cerita kenapa Yumi bisa keluar dari tempat kerjanya yang sekarang dan direkrut ama Dave.

Selamat membaca.
~~~

Salah satu penghuni di kubikel itu menjulurkan lehernya agar bisa mengintip gadis penghuni kubikel di hadapannya.

"Pssst," ia mendesis lirih.

Tak ada respon. Gadis berkacamata dengan rambut disanggul itu tetap fokus pada komputer dihadapannya. Beberapa kali terlihat menggerakkan mousenya sebelum akhirnya kembali mengetik.

Kevin mendesah berat saat lagi-lagi ia diacuhkan oleh Yumi.

"Dave menanyakan kabarmu padaku, perlukah kujawab?" tany Kevin sambil menunjukkan ponselnya di depan wajah Yumi.

Gadis blasteran Jepang-Korea itu menatap Kevin dengan datar. "Tidakkah kau lihat aku sedang sibuk? Dan juga, bisakah kau tidak mengungkit-ungkit nama Dave lagi? Hubunganku dengannya sudah selesai!" ucap Yumi dengan nada yang meninggi dan sampai sekarang masih belum mengalihkan pandangannya dari Kevin.

Pria berambut cokelat itu meneguk ludahnya saat menerima tatapan membunuh dari sahabat kerjanya. Ia sudah enam tahun mengenal Yumi sejak lama dan tahu persis level kemarahan Yumi sudah agak berbahaya.

"Itu matanya biasa aja kali." celetuk Emily yang lewat disamping Yumi sambil meletakkan kopi di mejanya.

Sebuah notifikasi line masuk ke ponsel Kevin. Ia membuka pesan itu dan matanya hampir keluar saat membaca huruf berderet di layar ponselnya.

"Uh, Yumi?" panggil Kevin masih menatap ponselnya.

"Hm?"

Kevin sedang menimbang-nimbang apakah ia akan memberitahu Yumi atau tidak ketika ingat bentakkan Yumi beberapa detik yang lalu.

Yumi yang mengatakan sendiri tidak ingin mendengar tentang Dave lagi. Jadi, bukan salahku kalau ia tidak tahu pria itu datang ke sini, kan?

"Tidak apa-apa, lanjutkan saja pekerjaanmu. Aku akan keluar sebentar," ucapnya seraya memasukkan ponselnya ke saku celana.

***

"Jadi, bisakah aku bertemu gadis itu, Mr. Blanchton?" Dave duduk dengan angkuhnya di kursi kebesaran milik Ayah Kevin. Pria itu melipat kakinya dan meletakkan tangannya di dada. Bersikap seolah-olah ia adalah bos besarnya.

Kevin berdiri di hadapan Dave berekspresi datar.

"Dia akan menolaknya. Mendengar namamu saja ia sudah tak sudi," ucap Kevin yang seperti sebuah batu langsung menghantam tengkuk Dave.

"Yumi bilang begitu?" tanya Dave.

Kevin mengangguk. Sedangkan Dave memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya dan menghembuskan napas dengan keras.

"Bisa panggilkan dia kemari?" pinta Dave.

"Di ruangan ini? Ruangan Ayahku?" Kevin mendelik.

"Ayahmu bukannya sedang dalam perjalanan bisnisnya ke LA? Dia tidak akan kembali sebelum hari Kamis."

"Baiklah. Aku akan panggil Yumi. Tapi..." Kevin melirik Dave.

"Tapi apa?"

"Apapun yang terjadi kau yang harus tanggung akibatnya. Setuju?" tanya Kevin.

"K." Dave mengangguk.
***

"Yumi, kau dipanggil Direktur ke ruangannya."

Yumi menoleh pada sumber suara yang sedang berdiri di sampingnya. Kevin memalingkan wajah ke arah lain saat ini. Tidak berani menatap Yumi.

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang