Chapter 11

1.7K 99 6
                                    

Ada yang penasaran sama chap selanjutnya? Mau cepet update?

Klik bintang duluu

Selamat membaca.
~~~

"Selamat datang di kamar barumu." ucap Daniel seraya membuka pintu kayu yang berada di sebelah kamarnya. Pria itu menepi dan memberi jalan pada Anastasia yang sedang menarik kopernya.

Daniel mengambil alih dua koper besar itu dan meletakannya di dekat lemari. Lambat sekali gadis ini, batin Daniel.

"Jadi. Mulai sekarang aku akan tinggal di sini?" tanya Anastasia untuk yang sekian kalinya.

Kata-kata itu sudah seperti kaset rusak yang disetel berulang kali. Untung saja Daniel adalah vampir. Pengendalian emosinya lebih tinggi daripada manusia. Seandainya tidak, kepala Anastasia pasti sudah bocor karena ia benturkan pada dinding atau pada dashboard mobilnya. Tahukah kalian berapa kali gadis itu telah bertanya semacam itu? 17 kali.

"Iya. Dasar cerewet."

Anastasia mengamati kamar barunya. Kamar yang tidak terlalu luas namun terasa kosong. Hanya ada single-bed di sudut kamar dan lemari besar di sisi lainnya. Juga meja belajar dan kursi putar yang terlihat sangat empuk.

Gadis itu mencari-cari pintu lain di kamarnya tapi tak kunjung menemukannya "Dimana kamar mandinya?"

"Kamar mandi yang bisa kau gunakan ada di luar kamar. Pintu sebelum kau sampai di dapur."

Anastasia mangut-mangut saja.

Daniel pun meninggalkannya untuk menata barang bawaannya sementara ia pergi ke dapur untuk menata bahan makanan yang tadi mereka beli untuk persediaan.

Sebelumnya Daniel mustahil menyimpan bahan makanan dalam kulkasnya karena ia tak ingin mengikuti jejak Dave yang berpura-pura makan untuk beradaptasi dengan manusia. Pria itu hanya menyimpan botol-botol persediaan darah yang ia beli dari Kevin. Si penjual darah untuk para vampir yang hidup diantara manusia supaya mereka tidak perlu berburu manusia dan membahayakan vampir lain.

Beberapa potong daging, sayuran, ikan, roti, selai dan buah-buahan sudah masuk ke dalam kulkas. Berbagai bumbu mulai dari garam hingga kecap asin dan kari pun sudah tertata dengan rapi di meja. Dan makanan ringan ia biarkan di meja makan karena ia yakin Anastasia akan membawanya ke kamar nanti.

Daniel menyilangkan tangannya didepan dada sambil bersandar menyamping pada dinding dan memandangi dapurnya yang terlihat berbeda. Tentu saja beda. Kini perabotannya telah kembali ditata dan bukannya dianggurkan di gudang, botol-botol darah telah ia pindahkan karena tidak ingin Anastasia merasa ngeri. Kemarin ia sempat melihat raut ngeri saat ia minum di depan Anastasia dan Daniel sebisa mungkin akan membuat gadis itu nyaman dan menghindari hal-hal yang tidak normal dalam dunia manusia.

Rasanya aneh ketika ia melepaskan kebiasaan alamiah vampirnya secara tiba-tiba demi seorang gadis asing yang tidak berarti apa-apa dalam hidupnya. Seperti memakai topeng untuk menyembunyikan wajah aslinya. Anastasia memang sudah tahu kalau ia adalah vampir dan tampaknya gadis itu tidak keberatan apabila Daniel tetap bersikap sebagaimana mestinya. Tapi... Entah kenapa. Ada satu bagian dalam dirinya yang menginginkan Anastasia memandang dirinya sebagai manusia normal dan nyaman akan hal itu. Mungkin... Daniel... Untuk yang pertama kalinya ia ingin diakui sebagai makhluk hidup yang normal.
***

"Dasar bodoh!" rutuk Dave ketika Daniel baru menyelesaikan rentetan kejadian kemarin pada Dave yang kini sedang berada di kediamannya.

"Bagian mana yang membuatmu berani berkata aku bodoh?"

"Kau vampir terbodoh yang pernah aku temui. Kau bisa saja langsung membunuh gadis itu dan lepas dari masalah ini begitu saja. Kau tahu? Memburu bocah itu sama saja dengan mencari mati. Kau tahu kenapa? Karena Rafe telah bergabung dengan para vampir bangsawan dan itu artinya kau sedang menentang kerajaan."

"Aku tahu hal itu. Karena itulah aku memerlukan Anastasia. Gadis itu akan menjadi umpan yang sangat sempurna."

"Maksudmu?"

"Jika Rafael menyerang menargetkan Anastasia maka vampir itu akan segera menyerang gadis itu dan setelah aku mendapat bukti pelanggarannya maka aku mendapat alasan untuk membunuh vampir itu."

Dave mengangguk sekali membenarkan perkataan Daniel. Dalam hati ia membenarkan pemikiran Daniel dan kekagumannya terhadap sikap Daniel yang mampu menahan dendamnya selama dua tahun belakangan dengan menunggu Rafe melanggar peraturan kerajaan dan memberinya alasan untuk membunuh vampir itu. Tetapi di sisi lain, Anastasia juga harus dipertimbangkan. Terlalu disayangkan jika nyawa gadis itu berakhir di tangan Rafe jika alasan hidupnya hanya sebagai umpan untuk Daniel. Gadis itu berhak untuk tahu yang sesungguhnya bahwa janji-janji Daniel hanyalah omong kosong. Karena pria itu juga sudah sangat berambisi membunuh Rafe karena dendam masa lalu. Kemungkinan gadis itu hidup setelah Daniel membunuh Rafe sangatlah kecil. Kawanan Rafe tidak akan membiarkannya hidup jika mereka mengetahui kalau dirinya adalah alasan pimpinan mereka mati.

"Lalu, bagaimana dengan nyawa Anastasia? Kau yakin gadis itu masih hidup ketika kau memenggal kepala vampir itu?"

"Aku akan berusaha menghabisi Rafe sebelum vampir itu menyakiti Anastasia."

"Lalu bagaimana dengan kawanannya? Apakah kau berpikir mereka akan membiarkannya hidup?"

"Entahlah. Aku tidak tahu."

Dave melepas kacamatanya dan memijit pangkal hidungnya. Ia sangat frustasi dengan permasalahan Daniel yang satu ini. Pria itu memang susah sekali ditebak. Kadang sangat bermurah seperti malaikat, di waktu lain dapat menjadi iblis.

"Apakah kau akan memberitahu gadis itu?"

"Belum saatnya. Gadis itu perlu terjerumus lebih dalam sehingga ketika ia menyadari kenyataan, segalanya telah terlambat."
***

Tanpa mereka ketahui, gadis yang sedang mereka bicarakan sedang menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Isakannya tertahan namun airmatanya terus mengalir.

Dalam kegelapan kamar itu, di balik pintu kayu. Anastasia mendengarkan segala pembicaraan mereka dengan jelas. Dari awal hingga akhir. Tentang nyawanya yang ternyata hanya berarti sebatas umpan.

"Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi. Aku harus pergi dari tempat ini." gadis itu mengusap airmatanya dan meraih koper yang ia simpan di atas lemari.
~~~

Jeng jeng jeng

Semoga tidak mengecewakan

Vote and coment please

Marlia

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang