Chapter 6

2.4K 129 8
                                    

Seminggu telah berlalu sejak kencan buta yang Yumi siapkan untuknya.

Anastasia telah kembali pada rutinitas normalnya. Bangun tidur, sekolah, menari, dan malamnya tidur. Monoton. Kegiatannya dua tahun ini terdengar flat dan membosankan.

Hari ini Anastasia bangun ketika matahari belum seutuhnya menyinari langit kota.

Jika bukan karena Oh Yumi memaksanya untuk menginap di apartemennya yang baru ia lunasi, Anastasia sudah dapat dipastikan bangun pukul 9 nanti dan menolak mengikuti ajakan Yumi untuk menemaninya shopping dengan alasan terlambat bangun. Sayangnya Yumi telah mengatur alarmnya tadi sejak tadi malam dan berhasil membuat Anastasia bangun dengan perasaan jengkel.

"Good morning," suara khas bangun tidur tidak sedikitpun menyertai sapaan ceria Yumi yang barusaja keluar dari kamar mandi dengan handuk dikepalanya.

Anastasia masih berpelukan dengan guling Yumi yang wangi dan setengah mata terpejam. Ia hendak kembali pada dunia mimpinya sebelum Yumi menarik selimutnya menjauh.

"Ck ck ck. Anastasia, kalau kau tidak segera menyingkir dari ranjangku maka kupastikan bibir indahmu akan berciuman dengan lantai saat ini juga." Yumi melempari Anastasia dengan handuk tetapi gadis itu malah kembali terdengar mendengkur dengan sejahtera.

Yumi mendekati ranjang dan menggoyang bahu Anastasia yang setengah terekspos karena kaosnya berantakan.

"Kuhitung sampai tiga. Tiga..."

Anastasia tak bergeming.

"Dua..."

Mengeratkan pelukannya pada guling dan tak menggubris.

"Satu... Oke kau memaksaku ya!"

Yumi memosisikan kakinya dengan bokong Anastasia yang sedikit menungging dan sedetik kemudian Anastasia sudah berada di lantai dalam keadaan bibir dan hidungnya memerah karena terbentur lantai.

"Oh, shhhh..." Ia meringis ketika memegang tulang hidungnya.

"Aku tak menyangka akan mendapat tendangan legendarismu itu lagi Yuu." Anastasia memecahkan rekor baru yaitu tak berteriak histeris menerima tendangan maut Yumi.

"Ayo bangun dan bersiaplah. Kita akan terlambat."

Tanpa permintaan maaf atau bahkan secuil plester untuk Anastasia, Yumi menutup pintu kamar itu dan keluar sambil terbahak.

Awas saja kalau nanti tulang hidungku rusak. Kau akan membayarnya, Yuu.
***

"Kita pergi sekarang?" tanya Anastasia ketika Yumi masuk dalam mobil.

"Tidak. Kita akan menunggu seseorang lagi."

Anastasia mencium bau-bau keabehan dari kata kata Yumi barusan. Matanya menyipit memandang Yumi yang berada di depan kemudi. Gadis itu tak mengenakan seat-beltnya.

"Jangan-jangan..." Anastasia memandang horror pada Yumi yang kini tersenyum manis padanya. Pandangannya seperti meminta maaf.

"Hai," suara yang seminggu lalu membuatnya geram kini terlantun dari bibir seorang pria yang melongok kedalam mobil dari jendela disampingnya.

Anastasia melotot pada Yumi yang tersenyum dari balik kemudi lalu menoleh pada pria itu.

"Hai, Daniel." sapa Anastasia dengan nada tak menyenangkan.

"Lama tidak bertemu. Kau terlihat makin cantik."

"Kita baru bertemu seminggu yang lalu."

Daniel terkekeh mendengar tutur Anastasia yang kedengarannya kesal padanya.

Anastasia and Mr Vampire [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang