Disclaimer:
-Semua tokoh dan setting yang tercantum dalam manga Black Butler adalah milik Yana Toboso.
- Eligor dan Flauros adalah demon yang namanya disebut dalam Lemegeton dan Pseudomonarchia Daemonum.
- Sébastien Michaëlis yang disebut di sini bukan butlernya Ciel Phantomhive/demon tokoh utama yang sudut pandangnya digunakan dalam kisah ini.
~~~***~~~***~~~
Musim gugur, 1757.
Beberapa abad berlalu sejak saat itu. Aku kembali ke tempat di mana seorang pemuda menyerahkan segala yang dimilikinya untuk memenuhi sebuah perjanjian faustian. Julian Fichter memang menyimpan rasa muaknya pada kehidupan, namun dia mungkin masih memiliki masa depan, bahkan tanpa didampingi keluarga Sandmeier. Cintanya yang tak tersampaikan pada Sophia, si gadis pelayan di rumah wali kota, karena lebih baik gadis itu mengiranya tewas bersama para petani di Katterburg, daripada mengetahui kalau ia telah menjadi seorang pembunuh, sebelum akhirnya mengantarkan nyawa pada seorang demon.
Selama berabad-abad aku telah menyaksikan puluhan orang yang berhati lurus terkadang harus berkompromi dengan kegelapan. Sebagian dari mereka terang-terangan membelot, entah karena keserakahan, ambisi untuk mendapatkan kekuasaan, atau semata demi membalas dendam. Manusia tetaplah manusia, tak ada satu pun di antara mereka yang benar-benar suci, atau benar-benar keji.
Beberapa dekade sebelum dipanggil kemari, aku tengah sibuk di Perancis. Bukan lagi sibuk dengan pertikaian para penguasa Inggris dan Perancis, sejak wabah hitam merebak di Eropa – dan aku pun memiliki andil dalam penyebaran wabah itu di Inggris – aku banyak mengasingkan diri dari peperangan, merenungi idealismeku sendiri sembari hanyut dalam aliran sejuta manusia dan takdir-takdir mereka yang saling terkait satu sama lain.
Seperti abad sebelumnya, abad ke enam belas berlalu dengan ratusan peristiwa pengadilan penyihir. Ratusan wanita dan pria tewas terpanggang api, disaksikan oleh puluhan orang yang memandang itu sebagai sebuah keadilan mutlak, terlepas apakah sang tertuduh benar-benar bersalah ataukah hanya semata korban fitnah dari kedengkian orang lain.
Di tengah kubangan rasa muak, seorang pria berhati lurus kembali menghampiri, kali ini meminta bantuan berupa informasi dari pengetahuanku. Sébastien Michaëlis adalah inquisitor sekaligus kepala Ordo Dominican. Dia meminta bantuan untuk mencari solusi pada kasus kerasukan besar-besaran di Aix-en-Provence, yang membuatku sempat berdebat dengan Beelzebub, meski akhirnya sang Lord of the Flies itu setuju untuk mundur beserta legion yang ikut bersamanya dalam kasus itu.
Setelah kasus itu selesai, inquisitor itu berkata akan melanjutkan menulis buku. Sebuah buku berisi catatan tentang kasus itu dan informasi tentang kaum demon. Dia bilang kelak buku itu akan menjadi satu panduan sejarah bagi manusia di masa mendatang, agar mereka tidak terjerumus dalam masalah yang sama. Satu lagi manusia yang bergabung dalam persaudaraan penulis yang membuat sebagian kaum demon kerepotan karena identitas mereka tersebar.
Jauh di masa lalu, seorang raja bijak mengawali gagasan itu dengan menulis testamen yang berisi informasi tentang kaum demon beserta sigil dan lingkaran-lingkaran ritual untuk suatu pemanggilan. Namaku tercatat dalam manuskrip itu. Beberapa abad setelahnya, seorang manusia bernama Michael Psellus mengikuti jejaknya. Kemudian dua manusia lagi ikut serta; Alfonso de Spina yang dengan bangga mempersembahkan buah pikirannya tentang para makhluk kegelapan pada tahun 1467, dan Peter Binsfeld yang membuat catatan klasifikasi pada tahun 1589.
![](https://img.wattpad.com/cover/122015770-288-k731248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter: Wondering Memories
Fanfiction"Aku tidak lupa diri, pun tidak sedang berusaha menyangkal jati diri. Sesekali kita pasti terdorong untuk melakukan sesuatu yang meski bagi orang lain itu adalah tindakan gila untuk dilakukan, tapi tetap tidak mengurangi esensi kebenarannya." ...