Lisa membuka pintu mobil , merasa ragu lalu menatap kakaknya.
"udah sih turun aja" katanya dengan gemas melihat adiknya tak kunjung turun dari tadi
Lisa memanyunkan bibir lalu turun dari mobil, menatap rumah besar di depannya. Dia tak pernah pergi ke rumah cowok selain rumah teman temannya.
"gue tunggu disini" kata Mino
Lisa menelan ludahnya, mulai berjalan lalu memencet bel
"cari siapa non?" tanya seseorang perempuan paruh baya yang membukakan pintu untuk Lisa
"eum, kak hanbinnya ada?" tanya lisa perlahan
perempuan paruh baya itu mengangguk, lalu mempersilahkan Lisa masuk "non nanti naik aja kamarnya paling pojok pintu cat putih" lisa hanya mengangguk lalu bergumam terima kasih
Dia menaiki tangga rumah itu satu persatu dengan gugup. Dia terus berjalan hingga berheti di satu pintu berwarna putih dan bertuliskan 'yang paling tampan di dunia'
lisa terkekeh pelan lalu mengetuk pintu itu. karena merasa tak ada jawaban, Lisa membuka pintu itu pelan takut mengganggu seseorang di dalamnya.
perlahan ia masuk, melihat kesekiling dinding yang bercat putih itu penuh dengan foto Hanbin. Lisa masuk lebih dalam, lalu menemukan Hanbin yang tertidur di balik selimut batman kesayangannya.
"rejeki anak soleh, udah 2 kali gue liat kak Hanbin seganteng ini"
Lisa hanya berdiri menatap Hanbin karena di sebelah tempat tidur hanbin tak ada kursi. Lisa bersyukur Hanbin sedang tidur jadi Lisa bisa memperhatikannya diam diam.
Lisa melihat banyak obat dan kompres demam di sebelah tempat tidur Hanbin
"lah gue bodo bnget ya, kesini tapi gak tau kak Hanbin sakit apa" gumamnya menyalahkan diri sediri
Lisa menatap wajah Hanbin yang pucat "lo tetep ganteng kak" pipi Lisa langsung memerah padahal dia yang memuji Hanbin tapi dia sendiri yang merasa malu.
"Ah, ini mungkin terakhir kali gue liat lo kayak gini kali"
menatap Hanbin membuat hatinya semakin sakit. Andai aja dia gak baper, andai dia gak pernah kenal Hanbin.
Lisa menempelkan tangannya di kening Hanbin "lah masihh panas badannya"
Lisa mengambil kompres demam di meja, lalu menempelkan perlahan pada kening Hanbin, "ya tuhan, karena engkau telah menciptakan lisa maka lindungi lisa kali ini, semoga kak Hanbin gak bangun" doanya sebelum menempelkan kompres demam itu. Lisa menahan nafas beberapa detik, bersyukur Hanbin tak bangun.
Lisa merasa gerah, ia bangun lalu membuka jaket jeans yang dikenakannya lalu meletakan jaket itu di ujung tempat tidur hanbin
Lisa kembali duduk di sebelah hanbin, menatap wajah cowok itu tanpa berkedip.
"kalo gue cium kak Hanbin gimana ya? dosa gak sih?"
Lisa menatap Hanbin yang menurutnya sangat tampan jika sedang tidur "ah gak apa, cium pipi doang elah"
Perlahan ia mendekat, mencondongkan badan kearah hanbin, " eh aman gak sihh?"
Lisa menjauhkan badannya, berusaha mengontrol detak jantungnya ketika melihat hanbin dari dekat. Dengan cepat Lisa mencium pipi kanan hanbin
"lah khilaff gue" sesal Lisa
"lo tuh ganteng kak tapi sayang, gak bisa gue milikin"
"ah kalo kayak gini gimana gue mau ngejauhnya? gagal terus" kesal Lisa lalu bangkit, berniat keluar sebelum tertangkap oleh Hanbin
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] BAPER [HanLice]- END
Fanfiction'What? Baper? Gak level' - L 'Alah cwe mana yang gk suka di baperin' -Y 'Gak ada yang bsa baperin gue, hati gue sekuat Baja' - L 'Mau gue baperin gk?' -Y 'Coba aja kalo lo bisa' -L 'Gmn kalo dibaperin sama cwo yang disana?' -Y 'Hmm?' -L SUDAH DI REV...