48. Malam

2.1K 200 6
                                    

flashback

hanbin menggerutu kesal, mengutuk temannya satu persatu di dalam hati.

"udah jatuh, ketiban durian lagi" kata june

yoyo langsung menoyor kepala june, "tangga bego"

"he, untung ada gue ini. Berterima kasih dulu sama gue karna udah mau ngerawat lo" kata Jisoo dengan bangganya.

"dia maunya di rawat ayang Lilis" celetuk suga yang berikutnya langsung mendapat tonjokan kecil dari June.

"apasih" kesal Suga

"ini lo ngomong di depannya jisoo anjeng" bisikk yoyo

"lilis?siapa?" tanya Jisoo, hanbin hanya menghela nafas tak berniat menjawab.

"lisa ya?"tanya Jisoo lagi namun Hanbin masih diam. "bisa tinggalin gue sama Hanbin gak?"

Yoyo, suga dan June keluar dari kamar mengikuti perintah Jisoo

"udah lah bin, jujur aja Lisa kan?"

ini yang hanbin hindari, ia tak tau harus menjelaskan dari mana. pengecut memang tapi apa boleh buat?

"gue udah tau, dari cara lo ngeliat dia beda. cara ngeliat dia kayak dulu lo ngeliat gue" jelas Jisoo

Hanbin terdiam, jadi dia telah melupakan Jisoo?

Jisoo menatap hanbin lekat "yang waktu itu minta solusi tentag temen lo, itu sebenernya lo kan? ceweknya Lisa, dan satu lagi Taehyung"

hanbin menghela nafas, ia harus memberitahu Jisoo, setidaknya tau harus berjuang untuk siapa. "iya semuanya bener"

"kenapa lo gak cerita ke gue?" Jisoo menunduk tak menatap Hanbin, "gue ngerasa bersalah kan, harusnya gue gak ngasitau Lisa" lirihnya

Hanbin mengernyit tak mengerti, "ha?"

Jisoo menatap Hanbin, "gue waktu itu bilang kalo lo sama gue lebih dari sahabat, pasti karna itu kan dia ngejauhin lo"

Hanbin mengangguk, mengerti apa alasan Lisa menjauhinya.

"gue ngerasa jadi perusak hubungan orang, kenapa lo gakngasitau gue?"

"gue kira lo bakal marah, gue ngira lo balik kesini buat jawab pertanyaan gue 2 tahun lalu"

Jisoo terdiam, bukan itu alasan. dia kembali hanya karena dia rindu.

Jisoo menunduk, "maaf" gumamnya lirih. "gue kesini bukan untuk ketemu lo, gue kangen suasana disini. Jawaban untuk 2 tahun yang lalu adalah engga, gue gak bisa nganggep lo lebih dari kakak atau sahabat."

Hanbin terdiam, berusaha mencerna semuanya.

"maaf, gue kira dengan gue diem lo akan ngerti" sambungnya denga lirih

"Jis, kenapa rasanya gak sakit ya?" tanya Hanbin pelan. "saat lo ngomong gitu, gue sama sekali gak ngerasa kehilangan"

Jisoo tersenyum, menoyor kepala Hanbin pelan mengingat laki laki itu masih sakit "artinya lo suka sama dia bego"

Hanbin menunduk lemas, "pertama, Mino gak setuju. Kedua, Lisa udah sama Taehyung"

Jisoo terkekeh, "sejak kapan Hanbin selemah ini? kemana Hanbin yang dulu nangis nangis minta ikut ke paris?"

Hanbin memanyunkan bibirnya, "ya lisanya gak mau sama gue, dia selalu ngejauh"

"kita liat, kalo Lisa jengukin lo artinya dia perhatian"

Hanbin menatap Jisoo, "kalo engga?"

Jisoo tertawa, "ya berarti lo emang di tolak"

Hanbin mengumpat dalam Hati

flasback off

"kak, udah lampu ijo" kata Lisa membuyarkan lamuan Hanbin.

"lahhh kok kesini? harusnya kan belok kanan, kenapa lurus?"

"diem atau gue cium?"

"tapi gue mau nonton band sekolah kak"

hanbin mempercepat laju mobilnya, "gantengan juga gue"

Lisa melongos pelan kesal namun menyetujui bahwa Hanbin memang jauh lebih tampan.

"ya terus kita kemana kak?"

Hanbin berdecak, "cerewet amat"

Lisa melirik jam di tangannya, 7.20 meskipun bersama Hanbin dia tetap takut.

Hanbin melirik sebentar, perlahan tangannya mengelus elus pucuk kepala Lisa "gak usah takut, gue gak bakal macem macem kok"

Lisa menatap Hanbin lekat lekat, andai lo pacar gue kak batinnya.

"turun" titah Hanbin

Lisa melihat sekeliling, gelap dan sunyi ia tak tau tempat ini dimana.

Hanbin keluar lebih dulu, memutar dan membukakan pintu mobil untuk Lisa.

"ini dimana kak?"

Hanbin menarik tangan Lisa menuju depan mobil, bersandar disana "lo suka sama matahari, tapi karna ini malem yang ada cuma bintang sama bulan" katanya lalu menunjuk langit.

Lisa mengikuti pandangan Hanbin, merasa takjub dengan apa yang dia lihat, bintang bintang bersinar, langit bersih tak terlihat awan.

Mereka terdiam, menikmati sunyi malam dan pemandangan itu.

"Lisa" panggil Hanbin

"apa?" tanya Lisa tanpa mengalihkan pandangannya

"kalo lo ditanya, lebih milih jadi bulan atau bintang?"

Lisa menoleh, berfikir sebentar "bulan" jawabnya

Hanbin mengangguk, "gue lebih milih bintang"

"kenapa?"

"langit itu gak akan indah tanpa bintang, langit itu gue dan lo bintangnya jadi hidup gue gak akan indah kalo gk ada lo"

BLUSH

Pipi Lisa memerah, jantungnya bergetar. "bagus banget"

Hanbin menoleh, "apa?kata kata gue barusan?"

Lisa menggeleng, menatap langit lalu menunjuknya "itu yang bagus"

Hanbin mendengus kesal, berdiri lalu manarik tangan Lisa, "ayo kita ke pelaminan"

"ENAK AJA"







hahihuheho
apa kaba u semua?
SHI?😌😌

jangan lupa votmment okay
see u next chap :***

[1] BAPER [HanLice]- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang