II-III

3.4K 230 16
                                    

Lisa mengerang kecil, ia merintih kesakitan, badannya pegal pegal karena jatuh tertidur di meja belajarnya saat menunggu balasan pesan dari Hanbin.

Gadis cantik dengan rambut yang diikat asal asalan itu melirik jam di HPnya

23.55

Sudah terhitung 4 jam ia tertidur artinya dari 4 jam itu ia menunggu hanbin.

Lisa membuka aplikasi linenya, mengecek apa ada balasan dari Hanbin namun chatnya bahka gak di read.

"Ka hanbin sengaja gak jawab, dia on kok di IG" kata Lisa dengan lesu saat tak sengaja melihat Hanbin menge-like postingan teman temannya.

Sakit. Ya tentu saja, hanbin gak ada kabar selama hampir 2 hari bagaimana Lisa tak sedih?

Air menggenang di kelopak matanya, pandangannya memburam. Sedetik kemudian mata cantik itu turun tetesan tetesan berwarna bening.

Lisa menangis. Siapa yang gak sedih kalo pacarnya on tapi gak jawab chat dia? Siapa yang gak sedih pacarnya sengaja ngabaiin?

Perlahan air matanya semakin deras, ia menangis sendiri.

Sebelumnya hanbin tak pernah begini. Hanbin selalu memberi kabar. Walaupun mereka udah pacaran lebih dari 3 tahum tapi hanbin tak pernah begini.

Lisa menghapus air matanya dengan punggung tangannya, "harusnya kalo dia udah gak suka lagi gak usah kayak gini"

Matanya, hidungnya memerah.

Lisa mengelap ingusnya. "Hauss" lirih nya

Lisa melirik nakas di samping tempat tidurnya, ia biasanya meletakan segelas air putih disana namun hari ini dia lupa.

"Aduh udah malem, takut ih"

Walaupun umurnya udah 19 tahun tapi Lisa tetap lisa dulu yang penakut.

"Tapi hauss gimana dong?" Tanyanya pada diri sendiri

Lisa bangkit, berlahan berjalan keluar dengan senter dari Hpnya yang menyala. "Coba aja bisa pesen gojek dari dapur ke kamar gue, kan enak"

Ia keluar dari kamarnya melirik pintu kamar mino yang tertutup rapat. Sebenernya Lisa pengen kesana, bangunin mino tapi entar dia liat Lisa nangis entar jadi panjang kan urusannya.

"Kok gelap sih?" Kata Lisa kesal karena lampu lampu luar ada yang tak menyala untung saja Lisa sudah mengidupkan senter sejak dia keluar dari kamarnya.

Dia menyusuri tangga, tiba tiba ia mengutuk kenapa kamarnya harus di atas dan jauh dari dapur. Ia mengutuk orang yang membuat rumahnya sebesar ini.

Lisa baru menyadari bahwa ternyata rumahnya sangat luas.

Tiba tiba Lisa merasa merinding saat ia menginjakan tangga terakhir menuju lantai bawah. "Ihh kok serem ya?"

Lisa dengan takut menoleh ke bawah, ia takut melihat ke depan. Dengan cepat ia melesat ke arah dapur.

Lisa hendak mengambil gelas namun tangannya di tarik paksa seseorang. Orang itu membekap mulut Lisa dan memojokannya ke pintu kulkas.

Lisa tak dapat melihat orang itu, tangannya di kunci sehingga senter HPnya mengarah ke bawah.

Perlahan orang itu melepaskan tangannya dari mulut lisa, mendekatkan bibirnya pada pipi gadis itu.

"Kangen aku gak?"

Lisa langsung memeluk orang itu, dari suaranya ia tau bahwa itu adalah hanbin, pacarnya.

"Happy aniversery ke 4 tahun sayang" kata Hanbin lalu memeluk gadisnya dengan erat.

Lalu tiba tiba lampu menyala, ruangan yang awalnya gelap gulita berubah terang serta terdengar sorakan dari belakang mereka.

Semua teman teman Hanbin serta kedua orang tua Lisa ada disana.

Lisa sekarang dapat melihat dengan jelas wajah hanbin. Wajah yang membuat hari harinya 2 hari belakangan ini sepi.

"Bilang makasi dong sayang, liat hanbin udah bikin surprise susah susah gini cumw buat kamu" kata mamanya Lisa, mama irene.

Lisa menatap Hanbin, "kamu kok inget sih? Dan ngapain ngilang?" Tanya Lisa dengan sebal

"Cie yang nyariin, ya inget dong emang aku kayak kamu" jawab Hanbin sabil menyubit gemas hidung Lisa.

"Lah kok matanya gini? Abis nangis?" Tanya Hanbin saat menyadari mata dan hidung Lisa sedikit memerah.

Lisa dengan cepat memalingkan wajahnya lalu kembali memeluk Hanbin menyembunyikan wajahnya dari Hanbin.

"Ekhem, udah entar aja pelukannya selesaiin dulu rencananya" celetuk mino yang tak tahan melihat duo sejoli itu.

Hanbin melepaskan pelukan Lisa, menoleh ke arah belakang lalu mengangguk.

Lisa hanya menatap Hanbin penuh dengan tanya. Ia melihat setiap gerakan Hanbin.

Hanbin mendekati mino, mengambil kotak berbentuk persegi panjang dari yang disodorkan Mino lalu kembali ke depan lisa.

Lisa membulatkan matanya saat melihat isi kotak itu. Isinya adalah kalung perak berbentuk jantung yang dihiasi permata putih. Kalung yang tak sengaja ia lihat di toko perhiasan saat membelikan mamanya kado ulang tahun waktu itu.

Kalung yang menarik perhatian Lisa, namun ia tak dapat membelinya karena mahal.

Lisa menatap hanbin, mengerutkan kening, dia ke toko perhiasan bersama Jennie dan kak Mino bukan bersama Hanbin tapi kenapa hanbin bisa tau?

"Kalung ini-- kok kamu bisa tau kalung ini?"

Hanbin tak menjawab pertanyaan Lisa, ia membalikan badan lisa lalu memakaikan kalung itu pada leher Lisa.

"Jadi ini dalam rangka apa?" Tanya Lisa to the poin.

Hanbin tertawa renyah, ia mensejajarkan tingginya dengan tinggin lisa lalu mendekatkan wajahnya.

"Hari ini aku mau ngelamar kamu"

Lisa melotot kecil, ia tak salah dengar bukan?

"Tahun depan aku udah lulus dan bulan depan kita bakalan tunangan dan kita nikah setelah aku lulus" kata hanbin tepat di telinga Lisa

Lisa mematung, tak dapat menjawab apapun

"Kita tunangan, terus nikah terus kawin dan hidup bahagia selamanya" kata Hanbin lagi dengan posisi yang sama

Sorakan terdengar di belakang hanbin

Hanbin manarik kembali badannya, menatap Lisa yang masih terbengong.

"Jadi, kamu mau kan hidup selamanya sama cowok tampan bernama Hanbin ini?"

Inilah akhir kisah masa remaja mereka. Status yang lebih tinggi bukankah masalahnya lebih tinggi?











[tamat]


Hai

Tamat, ini seriusan tamat hehe

Dan bakalan ada next cerita tentang mereka dengan cerita lebih seru dan alur yang semoga bagus.








makasi yang selalu baca plus komen plus ngevote cerita iniii
Aku selalu bacq komen kaliann
Kalo ada kritik atau saran bisa komen aja yaaaa
Makasiiii💜💜💜


[1] BAPER [HanLice]- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang