[26] Pacaran

892 64 3
                                    

"Cip, kita masih bisa temenan." Azka menahan tangan Cipa dengan tangan kanannya.

Mereka berada di dalam kelas XII-1. Setelah pulang, mereka semua berkumpul dan mengurung Cipa sendiri di sini bersama mereka. Azka berusaha membujuk Cipa. Namun, dengan angkuhnya Cipa menepis kasar tangan Azka.

"Lo mau apa sih? Belum puas nyakitin gue?" tanya Cipa, matanya sudah berkaca-kaca.

"Gue cuman mau kita temenan lagi. Sahabatan lagi." ucapan Azka benar-benar tulus. Namun, Cipa masih saja menolaknya.

"Kalau di Shinobi, misi adalah mutlak. Dan kalau misi gue adalah move on. Jangan halangin gue!" tegas Cipa.

"Cip, please!" mohon Azka.

"Haha, setelah ini semua. Lo masih mau minta maaf? Bego!" Cipa menepis keras tangan Azka. Menabrak tubuh Mauren yang menjaga pintu. Dan pergi dari sana.

"Udah Zka. Bukan takdir kita, buat temenan sama Cipa lagi," bujuk Ari, lalu menuntun Azka untuk berdiri kembali.

Azka menuruti kata Ari. Dia bangun, dengan keadaan diam.

"Cipaa..." lirih Aisyah. Mereka semua menoleh kepada Aisyah yang sudah berlinang air mata.

"Syah, lo kuat ya," bujuk Sarah.

"Azka, kenapa?" tanya Aisyah pelan.

"Maaf, gue nggak bisa pertahanin Cipa buat kalian," ucap Azka pelan.

"Lo benar-benar gila! Lo mainin Cipa cuman kayak boneka! Lo melampiaskan semua rasa sayang lo yang harusnya ke Jeha. Tapi lo lampiasin ke Cipa. Gue benci cowok penghianat kayak lo!" Mauren berlari keluar, diikuti dengan Aisyah dan Sarah yang mengejarnya.

"Azka, lo harus minta maaf sama Aisyah dan Mauren!" titah Ari, membuat Azka pergi bersama Jeha menyusul keberadaan Mauren dan Aisyah.

Azka berlari dengan tergesah-gesah. Memikirkan seluruh kesalahannya pada mereka semua. Memisahkan ke-empat orang sahabat. Semua karena dirinya.

Azka sudah terlalu banyak mempermainkan mereka semua. Namun, dengan bodohnya mereka menerima Azka sebagai sahabat. Azka juga tidak bisa menolak dengan perasaan ini.

"Mauren, Aisyah!" panggil Azka dengan keadaan masih berlari.

Mauren dan Aisyah tidak memiliki kemampuan berlari lebih cepat dari pada Azka. Azka mampu menggapai tangan Aisyah, yang berada di belakang Mauren.

Aisyah menolehkan kepalanya. "Kenapa?" tanya Aisyah kesal.

"Gue mau jelasin ke kalian semua," ucap Azka.

Mauren menoleh. Dengan tatapan tajamnya, ia menoleh kepada Azka. Ingin mendengarkan seluruh penjelasan Azka. Mauren berjalan mendekat kepada Azka.

"Apa?" tanya Mauren.

"Gue akui.. " Azka menggantungkan kalimatnya.

Aisyah dan Mauren mengerutkan dahinya.

"Gue cinta sama Jeha itu udah lama. Bahkan, saat Cipa belum mengenal gue" jelas Azka. "Tapi, gue pacaran sama Cipa karena gue kangen sama Jeha. Itu doang," lanjut Azka.

"Udahlah, Cipa juga udah senang kan?" Aisyah menyahut. Jujur dalam hatinya dia belum benar-benar melepaskan Cipa.

"Iya-iya. Yang penting kita masih bisa sama-sama. Tapi, Cipa? Dia sahabat gue Zka," ucap Mauren.

"Kalau dia beneran baik, dia bakal balik ke kita, Ren."

Mereka saling berpelukan. Walau, dalam hati mereka masih ada yang ganjal. Mereka melepaskan pelukan mereka, saling bertatapan lalu tersenyum.

"Ok, kita mulai ini dari awal lagi!" ucap Aisyah. Mereka semua mengangguk.

🐼🐼🐼

"Rii, jangan dong!" rengek Aisyah.

Ari dan Aisyah berada di dalam aula. Hanya mereka berdua. Saat ini, mereka ditugaskan untuk membersihkan aula oleh bu Sri. Entah kenapa harus mereka berdua. Tapi bukannya, membersihkan mereka malah saling mencari gara.

"Sini pacar!" Ari mengejek Aisyah. Saat, Aisyah sedang menyapu dia mengobrak-abrik sampah.

"Bego! Kita putus!" ucap Aisyah keras.

"Belum 3 hari loh."

"Biarin! Gue yang buat!" Aisyah mencoba memukul Ari. Namun, Ari berhasil memeluk Aisyah.

"Syah," panggilan dari Ari membuat jantung Aisyah berdegup kencang.

Aisyah hanya mengadahkan kepalanya, menunjukkan pipinya yang sudah semerah tomat.

"Gue sayang sama lo." ucapan Ari berhasil membuat mata Aisyah terbelalak.

"Hah?" Aisyah mengeluarkan sedikit suaranya.

"Sejak di villa, perasaan gue ke lo berubah Syah. Gue jadi sayang sama lo," lanjut Ari.

Aisyah menurunkan kepalanya. Ia menyandarkan kepalanya ke dada Ari, berusaha menyadarkan dirinya sendiri kalau ini bukanlah mimpi.

"Gue ju-juga," ucap Aisyah terbata-bata. Walau begitu, Ari tetap mendengarnya.

Ari melepaskan pelukannya dan mencium kening Aisyah.

"ARI! KENING GUE UDAH GAK PERAWAN!"

Ari tertawa. "Pacar?" Ari bertanya, sambil mengangkat satu alisnya. Dan dibalas anggukan oleh Aisyah.

Ari lalu melompat-lompat tidak jelas di aula. Dan, kembali memeluk Aisyah. Mereka berdua tersenyum bahagia.

"Jadi, sekarang kamu pacar beneran aku kan?" tanya Aisyah. Ari memandangnya tidak percaya.

"Kamu? Ciee... pakai aku kamu sekarang!" goda Ari. Seketika wajah Aisyah menjadi muram.

"Apaan sih?!"

"Iya, aku pacar beneran kamu sayangku." Ari memeluk Aisyah erat. Seperti tidak ingin melepaskannya.

"I love you!" ujar Aisyah.

"I love me too!"

"ARIII!"

Tamat













Eto,

"Lama banget sih updatenya!"

Iya tau, author salah. Author minta maaf ya, akhir-akhir ini Author banyak ulangan harian gitu. Terus, PR juga banyak.

"Digantungin itu nggak enak thor!"

Iya tau. Author tau rasanya digantungin sama doi! Etss...
Ok, ini emang sengaja digantungin. Tapi, gak selama ini juga sih.

"Jangan ada Steffi dong thor! Biarin ArSyah bahagia hanya di cerita ini"

Lah,
Kalau gada Steffi nanti malah gada alur dong! Tapi kayaknya bukan Steffi deh yang jadi perusaknya(dalam cerita)

"Awas loh. Updatenya lama lagi!!"

Iya! Diusahain!

"Kapan tamatnya sih? ArSyah kapan bahagia?"

Part 30. IGNORANT tamat pada part 30. Jadi, jangan lupa untuk selalu menantikan 4 part terakhir.

VOTE+COMMENT

salam,
Author (Angeliaputri)

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang