[30] Akhirnya {END}

1K 64 3
                                    

"Kenapa? Enggak bisa jawab kan?!" tanya Aisyah membentak.

Ari menggelengkan kepalanya samar. Cewek itu. Cewek itu berlari mendekati Ari dan Aisyah. Nafasnya tidak beraturan.

"Heh! Tunggu napa?" tanya cewek itu kesal, dengan nafas memburu.

Aisyah semakin tidak percaya. Begitu mudahnya Ari untuk menipu Aisyah.

"Gue laporin mama lo! Dasar kakak durhaka!" umpat cewek itu kesal.

Aisyah mengernyitkan dahinya bingung, "Kakak? Kalian?" tanya Aisyah.

"Oh, elo pacarnya ya? Kenalin nama gue Dhyfa Anastasya. Panggil ae Dhyfa. Ade sepupunya si monster. Hati-hati lo sama dia. Bisa diterkam!" penjelasan Dhyfa membuat Aisyah menolehkan kepalanya pada Ari.

"Ri?" panggil Aisyah pelan.

"Duh, nyamuk nanti. Yaudahlah, kak. Gue nunggu mama aja. Nih lo suruh pacar lo pulang. Maksudnya, dianrarin. Ok, babay, inces pulang jangan kangen!" Dhyfa melangkah pergi meninggalkan Aisyah dan Ari.

Ari menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Sedangkan, Aisyah menatap bingung pada Ari yang masih diam. Mereka dua menjadi canggung.

"Gi-gini, gue minta ma—"

"Gak. Kamu nggak salah kok. Aku yang nggak pernah cerita sama kamu."

"Maafin aku Ri. Aku kira it—" lagi-lagi ucapan Aisyah terpotong.

"Itu adeku. Dia yang suka ngajak latihan. Dia bawel, manja, banyak maunya. Aku nggak punya saudara perempuan. Makanya, aku sayang sama dia," jelas Ari.

"Iya aku tau, aku salah. Kamu mau maafin aku?" Tanya Aisyah.

"Iya sayang."

Lagi, Ari berhasil membuat pipi Aisyah merona. Sekaligus, dengan detak jantungnya yang seolah ingin berhenti. Waktu seolah membeku.

Ari menarik Aisyah lebih dekat. Hingga, wajah mereka dekat hanya beberapa centi saja jaraknya.

"Hati kamu ada kutu," ucapan Ari memang garing. Tapi mampu membuat Aisyah tersenyum.

"Iya, kutunya itu kamu!" jelas Aisyah.

Ari menarik tubuh Aisyah lebih dekat. Dalam satu tarik, Aisyah berada dalam dekapan Ari. Aisyah bahkan dapat mendengar detak jantung Ari. Mereka berdua seolah tidak ingin waktu berjalan dengan cepat.

"Aku gak pandai merangkai kata, Aisyah. Makanya aku langsung aja bilang, ya. Aku sayang sama kamu."

Aisyah tersenyum sejenak, sebelum menjawab.
"Aku juga sama kayak kamu. Hanya, perempuan sederhana, yang tidak secantik wanita lain. Makasih ya, udah sayang sama aku. Love me too."

Ari mendelik sebal.

END

Yuhuu,

Akhirnya dan akhirnya... Ignorantpun tamat. Alhamdulillah, cerita ini bisa tamat dengan sempurna. Walau, banyak juga kendalanya.

Buat cerita ini. Author tau, setelah selesai pasti kalian hapus dari reading list atau perpustakaan kalian. Tapi jangan dulu, soalnya author pengen revisi part 1-15 kalau nggak salah.

Cerita ini, emang biasa aja. Karena ini cerita pertama author jadi aneh-aneh gimana gitu. Lihat aja deh part 3 atau brapa gitu itu aneh bahasanya. Emang, nggak sebagus cerita lain. Endingnya juga nggak sebagus cerita lain. Tapi, author usahain bakalan revisi lagi.

So, jangan hapus dulu. Karena, mungkin aja kalau revisi. Ceritanya bakalan beda dari cerita sebelumnya. Walau, alurnya bakalan sama sih.

Makasih, buat semua yang udah baca cerita ini dari awal hingga akhir. Makasih banget buat yang udah ngevote dan comment juga. Author sayang kalian. Makasih juga 4knya. Makasih 999 dalam teen fictionnya.

Kalau misalnya rindu, nanti kapan-kapan kita meet. Eh, kayak artis aja thor. Enggaklah.

Yaudah gitu aja salam perpisahan dari author. Tetep ya, tunggu pengumuman selanjutnya dari author. Dan, semoga ArSyah kisahnya berakhir sama kayak di cerita ini ya...

Byebye cuank 😘😘

Salam,
Author (Angeliaputri)

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang