Helaan nafas terdengar berkali-kali dari gadis yang sedari tadi mengeratkan sweater ungunya. Yang dengan cemas harus melepas orang-orang yang dia sayang.
Jonghyun, Ong, Minhyun, dan Daniel secara sengaja memilih jam penerbangan yang sama agar masih bisa berkumpul sebelum pergi jauh. Tidak lupa Jaehwan dan Hyunbin yang turut serta mengantar kepergian mereka.
Mereka berempat memilih penerbangan pukul sembilan pagi di hari Rabu ini. Selama perjalanan, semua bersenang-senang sebelum harus berpisah setelah melewati tahun-tahun bersama.
Tidak ada yang tidak tertawa. Semua tertawa walau tersirat luka di senyumnya, pun dalam candanya.
Terkadang semuanya harus semunafik itu.
Begitu mobil yang dikendarai Hyunbin mulai masuk ke bagian ticketing parkir, suasana mulai hening. Tidak semua dari mereka sudah siap untuk saling berpisah.
"Eh Ong, gue mau nunggu kabar bahagia aja di Jepang. Jangan sampai kabar buruk nemplok di telinga gue nih. Awas," ujar Minhyun yang ternyata masih berusaha untuk mencairkan suasana.
Ong tersenyum lalu melirik tangannya yang digenggam oleh tangan kiri Chungha selagi tangan kanan gadis itu juga menggenggam tangan Jonghyun.
"Iya tenang aja. Lagian gue ga butuh orang lain, kalau anak ini aja udah lebih dari cukup," tangan kiri Ong yang bebas menjawil hidung Chungha, membuat empunya mengaduh.
"Alah bacot status aja ga ada anying???" Daniel mulai protes setelah mendengar Ong bilang hal semacam itu.
Ong tersenyum meremehkan. "Udah jadian gini masa masih ga ada status?"
Satu mobil mendadak heboh gara-gara Ong barusan. Termasuk Jonghyun yang langsung nuntut penjelasan dari kalimat sebelumnya.
"Hehe semalem jadiannya mas-mas yang ganteng. Jangan berisik, malu. Yuk pada turun!"
Chungha menengahi keributan yang untungnya berhasil. Coba kalau engga, kan malu.
Ketika mereka turun, mereka juga disambut oleh kedatangan Minki dan Dongho yang memang berniat mengantarkan sohib mereka. Ada Mina juga yang ingin ikut agar bisa menghibur Chungha.
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Pengumuman mulai berlomba dari sana-sini agar para penumpang segera menyelesaikan administrasi.
Wajah Chungha juga tidak semuram sebelumnya. Ia lebih memilih untuk mengembangkan senyumnya lalu dipamerkan ke semua orang di sana.
"Chung, lo gila ya?" bisikkan Mina membuat Chungha menyikut pinggangnya. "Apa sih,"
"Kalo Hyunbin mangkir kuliah, lapor gue Chung. Terus kalo Jaehwan mulai jarang ngegenjreng lapor juga. Otaknya ada yang salah," kata Minhyun yang sudah bersiap masuk ke dalam bagian administrasi bandara. Chungha mengacungkan jempolnya.
"Alah kok gue sih bang? Ga mangkir lagi gue mau skripsi iya bang iya ga bakal," bela Hyunbin yang mengundang tawa semuanya.
Jaehwan yang tadi terseret juga ikut berkomentar, "Ya nanti tiap malem gue genjrengan di apartemennya Chungha biar otak gue ga dianggep ada yang salah," Ong langsung menolak keras. "Eh apa nih Wan? Ga boleh. Calon suaminya lagi sibuk di Jerman, masa calon istrinya sibuk digenjrengin cowo lain? Kecuali nih, doi galauin gue terus lo hibur gapapa."
"Lah anjing mikir apa sih Ong? Sumpah gue belum ngasih restu dia jadi ipar gue."
"Yah, Jonghyun tercyduk ini mah." sahut Minki sambil keketawaan dan diikutin yang lain.
"Lagian pada jauh-jauh bener, gue sama Minki aja masih di Bandung dapetnya. Itu pun syukur alhamdulillah dapet disini," ujar Dongho lalu tertawa dan diiyakan Minki.
"Rejeki orang beda beda kali bang. Nanti kita kerja bareng aja." balas Hyunbin.
"Gimana ceritanya Bin?"
"Kalo gue lagi photoshoot, siapa tau lo pengen ngangkatin barang. hehehehe"
"TAI LEDIG!"
Kemudian Hyunbin habis di tangan Dongho. Mereka semua geleng-geleng ngeliatin kelakuan dua manusia itu. Habis Hyunbin emang gegeduk permasalahan sih, ga salah kalau Dongho ngamuk.
"Berantem mulu nanti telat ih?"
"Mau peluk dulu."
Chungha mengangguk dan mulai merentangkan tangannya. Ong datang meraih tubuh Chungha ke dalam pelukannya. Keduanya tidak bicara, hanya sanggup menghirup wangi satu sama lain. Saling memeluk erat tanpa ucapan.
Air matanya mulai meleleh, namun tidak dengan dengan senyumnya. Berbeda dengan Ong yang semakim lama semakin menaikkan kedua sudut bibirnya.
"Kamu bakal selalu jadi yang pertama dan terakhir buat aku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mina masih memperhatikan sahabatnya dari seberang meja. Mereka lagi ada di McD buat sarapan setelah nganterin para manusia yang beterbangan ke belahan negara lain.
"Mbok yo dimakan toh Chung. Mubazir didiemin ae," kata Jaehwan menimbrungi.
"Iya Chung. Masa lo mau mati kelaperan sebelum dilamar?"
"Berisik Bin."
"Yeeee, elo mah Bin. Bedebah emang!" kata Mina sambil jejelin wadah saos ke mulutnya Hyunbin. Terkadang Mina bisa seanarkis itu.
Belajar dari Chungha, katanya.
Hyunbin mengaduh lalu mengeluarkan wadah saos dari mulutnya sendiri. "Woy ah ga abang ga adek sukanya berlaku anarkis. Tobat gue."
"Alhamdulillah," ucap Jaehwan dan Chungha berbarengan.
Syukurlah dengan ucapan itu, Chungha bisa kembali tersenyum bahkan tertawa.
"Makaaaaaan!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WOY GANTENG PARAH INI. AKU MAU MENINGGAL ONLEN LIAT TEASER DNA.