16.Red Roses

5.8K 359 6
                                    

"Baiklah,kita istirahat sebentar disini sebelum melanjutkan perjalanan !!" Teriak ketua tim yang ada di paling depan.

Humaira mendangakkan kepalanya yang menampakkan wajah lesunya.

"Wahh finally !" Humaira benar-benar lelah sampai dia langsung duduk di tanah tanpa mencari tempat yang bersih untuk dia duduki.

"Eh jangan duduk disitu.disitu kotor" Hamdan kaget melihat Humaira yang duduk diatas tanah santai tanpa alas apapun.

Humaira melihat ke arah Hamdan dengan tatapan capek dan kesal.Dia sudah lelah dan posisi ini sudah nyaman baginya.

Tidak melihat tanda-tanda Humaira akan pindah,Hamdan melepas jaketnya kemudian menghamparkannya di tanah.

"Duduk disitu" perintah Hamdan.

"Ih kenapa ? Jaketmu jadi kotor kan ?" Humaira mendelik tidak percaya melihat Hamdan.

"Kalai pria tuh udah biasa kotor.Kamu itu gadis bangsawan harus kau jaga image mu itu". Humaira memutar matanya malas.

"Lady,His royal highness memanggil anda ?" Ucap perempuan yang sudah dikenal Humaira sebagai orang kepercayaan Queen Rania.

"Hussein ? Iya nanti saja aku lelah" Humaira memutar matanya malas lagi.malas bersandiwara di depan Hussein lagi.

"Kau lelah ? Mau ku gendong ?" Hussein tiba-tiba muncul dari belakang Lyla.Humaira melotot melihat kedatangannya.

"Kenapa wajahmu seperti itu ? Biasanya juga waktu kecil kau selalu minta gendong padaku,kenapa sekarang tidak mau ? Oh,Kau sudah bosan ya ?" Hussein terkekeh di depan wajah Humaira yang memerah malu.Hamdan mengerutkan dahinya bingung demgan apa hubungan mereka sebenarnya.ya dia tau kalo mereka itu sepupu,namun rona yang ada di wajah Humaira dan Hussein berbeda dari hanya sekedar sepupu.

"I..itu kan masih kecil tidak usah dibahas" Humaira mengalihkan pandangannya dari Hussein,betapa bodohnya dia,masih merasa deg-deg an ditatap Hussein seperti itu setelah apa yang Hussein lakukan padanya.

"Emm..." Hussein mengusap-ngusap dagunya.

"Kalau masalah kamu menangis saat aku tinggalkan ke Inggris untuk sekolah,boleh aku ungkit ?". Humaira mendelikkan matanya pada Hussein,ia tidak sangka Hussein akan mengingat dan mengungkit hal memalukan itu di depan Hamdan yang mukanya masih bingung.

"Sepertinya kalian sepupu yang sangat dekat ya ?" Ucap Hamdan sambil tersenyum mencoba masuk ke percakapan mereka.

Humaira dan Hussein menatap Hamdan dengan alis yang bertaut.

'Oh baguslah,Hamdan nggak tau' batin Humaira lega.

'Sepertinya dia tidak tau' pikir Hussein.

"Anda benar yang mulia,mereka adalah sepupu yang sangat dekat dan bahagia sejak kecil sehingga kedua orang tua mereka mengikat mereka dalam ikatan pertunangan pada 10 tahun yang lalu saat mereka masih anak-anak.Dan 2 anak berbahagia itu kelak akan menjadi Raja dan Ratu masa depan Jordan" ujar Lyla menjelaskan hubungan antara Humaira dan Hussein dengan jelas dan terperinci.Karena dia merasa bahwa Hamdan sepertinya dekat dengan Humaira yang menurutnya sangat cocok menjadi pendamping putra mahkota Jordan,Ia tak ingin kehilangan Humaira.

"A...apa ?!!" Tanya Hamdan dengan wajah tidak terbaca.

"Secara teknis mereka sudah dijodohkan sejak kecil" tambah Lyla.

Hamdan melihat Humaira meminta penjelasan padanya lewat tatapan matanya,dan wajah kaku Humaira sudah menjawabnya.

"His highness,mari.Kita harus beristirahat sebentar."Lyla berkata pada Hussein yang masih menatap Hamdan, melihat ekspresi datar Hamdan.

Mr.Hamdan Al Maktoum & Miss Al Hashimi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang