26.Way Out

5.7K 344 24
                                    

Lima hari berada di Jordan -tanah kelahirannya- benar-benar membuat Humaira merasa terlahir kembali.Bebas dari tugas-tugasnya,bebas dari dosen mengerikan dan bebas dari Hamdan.

Entah kenapa dia merasa sekarang Hamdan sudah masuk ke dalam dunianya,mungkin karena mereka sering bertemu akhir-akhir ini.Tapi bersyukurlah mereka sudah berpisah di London.

Humaira memegang kalung pemberian Hamdan yang menghiasi lehernya.Setiap ingat kalung ini sebenarnya ia ingin sekali membuangnya mengingat tingkah konyolnya saat itu,belum lagi kalau ia ingat surat memalukan Hamdan.Ya Allah...dia benar-benar ingin melempar kalung ini sekarang juga ke laut.

Tapi untung saja kalung itu berbentuk unik dan cantik,jadi ia punya alasan untuk menyimpannya.Dan setidaknya juga dia harus menghargai pemberian orang lain.

"Loh pengantin baru kok pagi-pagi udah keluyuran aja sih ?" Tanya Humaira pada Sarah sepupunya.

Kemarin malam Sarah dan saudara kembarnya Aisha,mereka menikah dengan pangeran dambaan mereka.Oh beruntungnya !

"Iya dong ! Harits mengajakku jogging bersama" jawab sumringah Sarah.Duh bikin iri.

"Apa kata orang-orang nanti,pengantin baru udah jogging aja"

"Lah kan kita joggingnya sambil pegangan tangan.Terus nanti kalau aku capek kan Harits bakal gendong akuu" Ujar Sarah manja.

Nah nah.Sarah ini memang niat bikin iri.

"Ya terserah kalian lah ! Sekalian lompat ke laut bareng sambil pegangan tangan" Humaira menatap malas pada Sarah.

"Loh kok kamu tau Harits jago renang ? Aku kan nggak bisa renang tuh nanti dia bakal meluk aku dan membawaku ke permukaan kaya disney princess gituu !!" Pekiknya happy sendiri.

Humaira memutar matanya malas.

"Dan nanti aku dan Harits...huphh" mulut Sarah dibekap dengan roti yang di bawa Humaira dan karena ia kesal maka ia memasukkan roti itu ke mulut Sarah bulat-bulat.

"Makan itu biar kuat joggingnya" ketus Humaira kemudian meninggalkan sepupunya yang terbatuk-batuk karena ulahnya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Duh kenapa nih muka adekku yang cantik kelipet jadi tiga belas ?" Ali mencubit gemas pipi Humaira sampai Humaira berteriak kesakitan.

"Dasar psiko ! Sakit tau !" Humaira melepas cubitan Ali dari pipinya kemudian menendangnya.

"Haduh ! Jadi anak gadis yang kalem dong,ntar nggak ada yang mau loh" Ancam Ali seperti nenek-nenek yang mengancam cucunya.

"Ya masa bodo" cuek Humaira.

"Jadi perawan tua baru tau rasa nih bocah"

Ya setiap hari Ali dan Humaira memang selalu bertengkar.Perbedaan usia yang hanya 2 tahun membuat mereka seperti teman dekat.

"Idih,kayak yang sendirinya udah punya calon aja.Kasian yang kemarin lamarannya ditolak" Humaira menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin.

"Duh pas di hati banget sih kamu nusuknya" Ali memegang dadanya dan bereaksi seolah-olah dia terpanah.

"Ada apa nih kok rame nggak ngajak-ngajak" Farouq datang ikut nimbrung kemudian mengambil snack rasa rumput laut di tangan Humaira.

"Wah asik nih" Ali mengusap-ngusap tangannya bahagia.Farouq adalah partnernya untuk mengerjai Humaira.Melihat mereka berdua berkumpul saja Humaira sudah waspada.

Mr.Hamdan Al Maktoum & Miss Al Hashimi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang