13.Antara aku dan dia

5.4K 387 3
                                    

Hamdan mendudukkan dirinya di kursi yang di tempati oleh Humaira tadi sambil mangusap wajahnya lelah,lelah berpikir akan sesuatu yang ia masih tidak tau apa nama perasaan itu dan kenapa itu terjadi.

"Sheikh jemputan anda sudah datang" ucap Saeed Hilal yang merupakan salah satu pengawal Hamdan yang sudah ia anggao seperti temannya sendiri.Ia mengagetkan Hamdan yang mencoba memejamkan matanya.Hamdan membuka matanya dan membalasnya dengan deheman.

Saeed Hilal kemudian mengantarkan Hamdan pada sebuah mobil hitam dan kemudian menaruh barang Hamdan di bagasi.

"Uncle saeed ada di dalam ?" Tanya Hamdan pada Saeed.

"Tidak Sheikh,Sheikh Saeed ada di Mobil yang berwarna kuning itu" Saeed Hilal menunjuk pada mobil yang berjarak 2 mobil dari mobil Hitam.

"Wah dia menyukai mobil eksentrik rupanya" Hamdan menggumam pelan.

Kemudian ia membuka pintu mobil jok depan yang terletak di samping supir dengan pelan kemudian meletakkan ranselnya dan duduk tanpa melihat kepada siapa saja yang semobil dengannya,dia tidak perduli karna terlalu lelah dan ngantuk jadi yang ia pikirkan sekarang mungkin dia butuh tidur.

Hamdan memejamkan matanya sampai dia mendengar suara samar seseorang yang sedang ia risaukan dari tadi,Zayed.Dia langsung menoleh ke belakangnya dan benar saja,Zayed ada disana dan Humaira duduk di sampingnya dengan wajah yang mungkin sama terkejutnya dengannya.

'Kenapa harus mereka lagi ?' Hamdan menggeram dalam hati.Tadi pikirannya sudah sedikit terganggu karna mereka dan sekarang ia malah harus semobil dengan mereka selama 4 jam perjalanan.

Hamdan membenarkan posisi duduknya menghadap ke depan,menyenderkan kepalanya dan memejamkan matanya.

'Mungkin aku lelah,tidur pasti bisa memperbaiki moodku'

Hamdan mencoba tidur namun ada saja yang mengganggunya.Dari telepon dari adik-adiknya lah,perutnya yang keroncongan lah dan sekarang suara berisik Zayed dan Humaira yang menganggunya.Memang mereka berbicara dengan suara yang pelan,mungkin penumpang mobil lainnya tidak akan terganggu kecuali Hamdan yang meresa agak gerah.

"Humaira biar aku saja yang memangku ranselmu" Zayed berbicara berbisik.

"Sudahlah Zayed aku nyaman kok" Humaira menjawab sambil berbisik juga.

"Perjalanan kita masih kurang 3 setengan jam lagi loh,nanti kakimu akan mati rasa sampai sana,aku gak mau menggendongmu ya ?" Omel Zayed masih dengan suara pelan.

'What ? Menggendong ? Zayed berpikir untuk menggendong Humaira?!' Alis Hamdan bertaut antara merasa aneh dan sedikit kesal.

"Dih siapa juga yang mau digendong kamu ? Mending aku gelantungan di pohon deh" Humaira memeletkan lidahnya.

"Mana ada pohon ganteng kaya aku"

"Mau ya dibandingin sama pohon" Humaira terkekeh pelan.

"Haish...sudah mana sini ranselmu,aku gak tega melihat kamu seperti itu" Zayed menarik tas Humaira.

"Tidak Zayed,nanti kakimu yang akan terasa kebas" Alasan menolak Humaira ternyata masih memikirkan keadaan Zayed nanti kalau memangku ranselnya itu membuat Zayed tambah keras kepala untuk mengambil tas Humaira.

"Aku ini cowok,aku memang di takdirkan untuk membantu wanita"

"Gausah gombal kamu ya,aku tau ke mana aja kamu ngomong begini,tidak semua cewek membutuhkan cowok asal kamu tau" Humaira membalas sewot.

'Astaghfirullah,mereka ini benar-benar ! Kalau mereka mau drama-dramaan seperti ini harusnya mereka ke studio saja' Hamdan menggigit bibir bawahnya geregetan plus kesal dengan celotah dua darah muda itu yang makin menaikkan tensi darahnya.

Mr.Hamdan Al Maktoum & Miss Al Hashimi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang