31.(to) Wedding Day

7.9K 434 30
                                    

( 3 days to H-day )

{ Jordan }

"Aku merasa menjadi manusia purba sekarang.Keluar rumah tidak boleh, jangankan membuka sosmed, menggunakan handphone saja aku nyuri-nyuri menggunakan handphone Ali. Bukannya aku akan terlihat pangling nanti pada hari pernikahanku,malah aku akan terlihat seperti orang bodoh yang keluar dari gua"

"Tidak usah berlebihan,Humaira.Bagus-bagus si Ali mau meminjamkan handphonenya" jawab Layla.

"Haa iya juga,walau sekarang dia sedang fokus melihat jam agar waktu telponku tidak lebih dari 10 menit" Humaira melirik Alì dengan lirikan malas.

"Kau sudah menghubungi Alia kan ? Aku takut dia malah ngambek lagi sama kamu karena kamu cuma menelponku saja. Susah payah aku merayunya untuk memaafkanmu"

"Sebelum menelfonmu aku sudah menelfonnya terlebih dahulu.Dan terima kasih banyak atas bantuanmu,andai kamu tidak membantuku pasti Alia masih membenciku.Dan aku juga merasa bersalah padamu,aku minta maaf" Humaira menundukkan kepala menyesal.

"Hayolah,aku tidak mau persahabatan kita putus cuma karena pria,terlalu klasik. Dan lain kali selalu terbukalah pada kita, jangan sembunyikan apapun.Oke ?" Kata Layla dengan suara riang.

"Okayy !!" Jawab Humaira tak kalah riang sampai Ali berjengit kaget di pangkuan Humaira.

Ali melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Humaira kemudian menunjuk-nunjuk toilet.Humaira mengerti maksudnya dan kemudian mengangguk.

"Layla,kau sedang tidak sibukkan siang ini ?"

"Emm tidak,kenapa ? Jangan bilang kau mengajakku kabur.Sudahlah lupakan itu" tolak Layla mentah-mentah.

Layla memang sudah sejak kemarin sampai di Jordan untuk menghadiri pernikahan sahabatnya itu dan sekarang ia berada disebuah apartement milik keluarga Humaira.Walaupun puncak pesta pernikahan Hamdan dan Humaira akan di adakan di Dubai dan di Jordan hanya di laksanakan aqad pernikahan mereka dan sebuah pesta khusus keluarga dan sahabat.

"Hayolah sahabatku,kau paling mengerti aku.Aku sudah seperti tahanan rumah,selama empat belas hari hanya boleh di dalam rumah bahkan ke halaman rumahku sendiripun tidak boleh.Aku bisa mati kebosanan sebelum pernikahanku"
Rengek Humaira dengan suara manja.

"Yayaya...baiklah.Aku tunggu di cafe biasa ya ?"

"Yess,see you there !"

"Hey kenapa kau senang seperti itu ?" Ali tiba-tiba muncul di depan Humaira dan mengambil handphone nya.

"Siapa yang tidak senang kalau kau bisa berhubungan kembali dengan sahabatmu.Terima kasih banyak Ali" Dengan semangat Humaira berdiri di tempat tidurnya dan memeluk Ali yang menjadi lebih pendek darinya.

Ali tersenyum miring dalam pelukan adik perempuan satu-satunya itu dan kemudian membalas pelukannya.

"Sama-sama adikku.Kau harus melakukan ini juga saat aku menikah nanti"

Humaira menjitak kepala Ali sampai membuat abangnya mengaduh.

"Bodoh ! Jika kau menikah nanti kau tidak akan menjadi tahanan rumah sepertiku"

"Ah,haha iya juga ya"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

{ Jordan }

"Wah pantas saja Humaira dan saudara-saudaranya berkulit putih,Jordan tidak sepanas Dubai" ucap Futaim sambil melepas kacamata hitamnya setelah pesawatnya mendarat mulus di bandara internasional Queen Alia.

Mr.Hamdan Al Maktoum & Miss Al Hashimi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang