"Hujan bisa terasa sangat menyenangkan jika menikmatinya bersamamu,"
Raina Althafaini
***
Berkali-kali mata itu melirik ke arah sosok gadis yang tengah duduk dipinggir lapangan. Cewek itu tampak asik bercanda gurau dengan temannya Fara.
Bumi yang tengah bermain futsal menunjukan kemampuan terhebatnya demi menarik perhatian Raina. Tapi, bukannya menarik perhatian Raina, gaya Bumi bermain futsal dilapangan malah mengundang perhatian Clarissa dan Riley.
Bukan menjadi rahasia lagi, jika dua perempuan dari jurusan yang sama itu selalu bergelut merebutkan Bumi. Bahkan keduanya sudah sama-sama berani untuk menyatakan cinta ke Bumi.
"Na!" panggil Bumi pada Raina. Yang dipanggil pun pura-pura tak mendengar panggilan Bumi.
Raina memilih pergi ke tempat yang jauh dari Bumi, karena ia tahu pasti Bumi akan melemparkannya sebuah ledekan atau kejahilan.
"Ayu Far!" ajak Raina menarik tangan Fara ke kantin.
"Kayaknya Bumi naksir lo deh Na," bisik Fara yang menghentikan langkah cewek itu.
Raina menoleh ke arah Fara yang memamerkan sederet gigi rapih nan putih. Raina memutar bola matanya malas dan mulai berbisik ditelinga Bumi.
"Dia itu eror!" bisik Raina yang langsung pergi meninggalkan Fara.
Tak mau ditinggal, Fara pun langsung mengejar Raina yang berjalan ke arah kantin. Seperti biasa, cewek itu duduk di bangku barisan tengah, dekat dengan tukang mie ayam -makanan kesukaannya-.
"Lo kalo jalan pelan-pelan kek Na!" Fara terduduk dibangku yang sudah diduduki Raina terlebih dulu. Mata cewek itu langsung melirik warung jus yang tak jauh dari tempatnya.
"Bang edo! Jus jeruk kayak biasa!" kata Fara pada bang Edo si penjual jus buah di smk Pancasila. Bang Edo pun mengacungkan jempolnya tanda mengerti.
"Jus nya satu lagi bang!" sahut Raina pada bang Edo dan sekali lagi bang Edo mengangguk paham.
"Na, lo tuh ya sama gue gak percaya banget sih!" kata Fara memulai obrolan. Cewek itu menatap sosok Raina yang lebih perduli pada setumpuk kertas di tangannya.
"Na!" panggil Fara merasa dirinya dicueki. Yang dipanggil pun hanya memandang Fara sahabatnya malas. Ia sudah tau akan kemana arah pembicaraan Fara.
"Bumi tuh cuma iseng sama gue Far, lo tau sendiri kan dia gimana di kelas?"
Fara mendengus kesal tangannya mencubit kedua pipi Raina keras sampai membuat cewek berambut kuncir kuda itu meringis kesakitan.
"Sadar gak sih lo waktu acara pensi tahun lalu? Dia bilang apa?" tanya Fara berusaha membuat Raina mengingat akan kejadian waktu ia masih duduk di kelas 11.
"Setelah kita balik pkl?" tanya Raina.
(praktek kerja industri)Fara mengangguk.
"Gue lupa dia bilang apa." ucap Raina yang kembali fokus pada setumpuk kerta tugas-tugasnya.
Fara menjambak rambut ikalnya sendiri, seperti orang merasa frustasi. Cewek itu sudah tak tau harus apa untuk menyadarkan Raina, cewek super gak peka dikelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In Class
Dla nastolatkówMasa lalu yang membawanya menjadi seorang pengecut dan sebuah ketakutan yang membuatnya takut untuk mencintai dan dicintai. Namun, semua rasa itu hilang sekejap seperti tertiup angin menjauh darinya ketika seorang anak remaja datang membawa sedikit...