***
Sekumpulan anak laki-laki yang terkenal brisik dan selalu membuat onar itu kini tengah duduk di barisan paling belakang entah apa yang sedang mereka lakukan, namun hal itu membuat Raina yang tengah fokus menonton drama korea di buat geram oleh suara brisik itu.
"kocok-kocok woy!" ucap Kevin yang terlihat bersemangat.
"tahan-tahan, yahelah!"
"mau keluar nih!"
"waanjirrrr keluarrr!!"
Tak tahan dengan suara dan segala ocehan bodoh sekumpulan anak laki-laki itu, akhirnya Raina menghampiri mereka. Menatap sekumpulan orang itu dengan tatapan sadis sampai membuat aktifitas mereka terhenti.
"nonton bokep lagi? Hari ini bokep apa? Kakek sugiono atau Miya Kalifa?" tanya Raina yang sudah siap dengan tinjunya.
Sekumpulan anak cowok itu pun lantas memberikan senyuman super manis milik mereka kepada Raina, untuk menahan gejolak emosi di diri Raina.
Kevin bangkit dari duduknya, lalu mulai mengeluarkan kertas kecil yang tampak di gulung dan di masukan ke dalam sedotan. Lalu ia membuka kertas itu dan menunjukan apa isi dari kertas tersebut ke Raina.
"hari ini yang dapet arisan, Reza." ucapnya seraya terkekeh.
Reza yang mendengar itu pun sontak langsung berdiri dan berjoget riya diatas meja sampai membuat teman-temannya tertawa.
"ini arisan na, sekarang kita gak bakalan nonton bokep lagi kok." ucap Fathur dengan tampang sok diseriuskan. Raina hanya menatap mereka dengan tatapan sinis penuh penghakiman.
"oh bagus deh udah tobat." ucapnya yang langsung berbalik pergi.
"kita mah gak nonton bokep tapi langsung praktek!" teriak Reza dengan bangganya yang langsung mengundang tawa dari semua anak. "kantin yuk, gue traktir!"
Cewek berambut panjang sebahu itu hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika ia setiap hari harus terus bertemu dengan teman-teman konyol bin idiot seperti mereka. Tapi, karna teman-teman idiot ini, Raina bisa sedikit tertawa akan tingkah mereka.
"si Bumi gak masuk?" tanya Reza yang baru sadar bahwa ia tak melihat Bumi sejak pagi. Semuanya mengangkat bahu bersamaan.
"palingan tuh anak ca-"
"hallo semuanyaaaa!!!"
Baru saja pria itu di bicarakan, ia sudah muncul dengan tas hitam yang ia gemblok ke depan dan dasi yang ia ikat di dahi, persis seperti orang gila. Raina sedikit tersenyum melihat tingkah Bumi yang gila. Ia melirik arlogi yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 09.30 pagi, kalian tau? Hanya seorang Bumi yang berani datang ke sekolah jam segini tanpa ketahuan satpam dan guru piket. Hanya seorang Bumi yang memiliki trik licik untuk dapat masuk ke sekolah walau ia sudah sangat amat telat.
Bumi sedikit melirik ke arah Raina yang hanya diam, duduk di bangkunya seraya terus terpaku pada layar handphone. Bumi mengambil kursi yang berada tak jauh dari tempat dirinya berdiri dan membawa kursi tersebut ke depan papan tulis. Dengan tampang konyolnya, ia mulai menaiki kursi tersebut. Seluruh mata anak tertuju padanya, begitu juga dengan Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In Class
Teen FictionMasa lalu yang membawanya menjadi seorang pengecut dan sebuah ketakutan yang membuatnya takut untuk mencintai dan dicintai. Namun, semua rasa itu hilang sekejap seperti tertiup angin menjauh darinya ketika seorang anak remaja datang membawa sedikit...