[2]

22 5 1
                                    

Selamat membaca

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"ishh, nih dua curut kemana sih??" gerutu Febian.

"udah mau selesai juga gak dateng dateng, jangan jangan mereka ngerjain gue nih. Awas aja yah lo duo curut kutu kupret" umpat Febian.

"diajak ngomong panjang lebar, ditanya gak jawab ni bocah baru ngapain sih? " tanya Febian kepada Fiona.

Febian membalikkan badan menghadap Fiona yang sedang merapikan kertas berkas yang sudah tak terpakai.

"woy non lo kenapa, budek, woyyyy" teriak Febian. Namun yang dipanggil tidak membalikkan badan.

"heh lo, budeg ya? " teriak Febian sambil menarik bahu Fiona agar memutar tubuh Fiona.

Merasa ada yang memegang bahunya Fiona membalikkan badan dan reflek dia melayangkan pukulannya kearah perut seorang laki laki yang tadi memegang bahunya dan menendang bagian samping perut hingga membuat laki laki tersebut jatuh.

"Febian, aduh maaf gak sengaja" ujar Fiona kepada Febian laki laki yang dia pukul dan tendang.

"aghhh,iss...gila lo, ditanya gak jawab malah kena pukul. lo ikut bela diri apa sih? " rintih Febian sambil memegang perut depan dan sampingnya.

"pencak silat emangnya kenapa? " tanya Fiona sambil melepas headset yang ia pakai tadi.
"sabuk apa sih kok tendangannya kuat banget? " tanya Febian lagi.
"ishh baru ijo juga " jawab Fiona.

"nih perut kapan sembuhnya coba, kemarin sakit seminggu gara gara lo, dan sekarang perut gue sakit lagi juga gara gara lo" sungut Febian.

"ehh lo juga sih kelewatan, punya dua tangan, dua kaki, dua mata, satu mulut, komplit lah intinya, dan lo masih suka nyuruh orang lain" cecer Fiona "dan kalo gue ngetahuin lo bully siapapun gue bakal ngelindungi mereka yang benar"

"lo napa sewot sih urusin aja tuh hidup lo sendiri.  Gue ya gue lo ya lo gak usah campuri kehidupan orang" ucap Febian dengan emosi
"kalo lo gak mau diatur trus kenapa lo ngatur ngatur mereka hah? Lo tega nyuruh nyuruh orang lain" bentak Fiona sambil menahan emosi.

"ken.... "
"males gue ngomong sama lo mending kekelas, bye" teriak Fiona didepan wajah Febian.

Fiona pov

Tettt tettt
Bel tanda istirahan sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

"lo kenapa sih Fi? Dari tadi diem terus" tanya Rena.
"tau nih lo gak biasanya lho Fi liat lo kayak gini, apa lo di apa apain Febian ya? " tambah Laura.

"kantin yok " ajak gue.
"lha lo belum jawab pertanyaan gue nenek Fiona Apple Maggart yang cuantik" ejek Rena.
"lo bilang apa tadi? "amuk gue.
"hahaaaha lo tadi bilang apa Ren, nenek, haaahhha kreatif banget sih lo buat gue ketawa" tawa Laura keras.
"kalian kenapa sih, rese banget deh" "lo juga kenapa manggil gue pake nenek segala, lo gak ada kerjaan wahai grendma Irena Escalera, mau gue kasih kerjaan? " bales gue dengan sentum miring.
"haahahah ternyata gue cucu kalian. Haii nenek Fiona,,, haii grandma Irenal" ucap Laura sbil melambaikan tangannya didepan gue dan Rena.

"males gue, yuk langsung ke kantin keburu masuk" ajak gue ulang.
"ya udah yok" jawab Rena dan Laura bersamaan.

Sesampainya dikantin gue memandang kesekeliling kantin dan gak ada meja kosong disana.

"gila telat bentar aja udah penuh" ucap gue.
"lo sih Ren, gara gara lo nih"sambung gue.
"lho kok gue?" jawab Rena.

"udah atu neng berantemnya kaya anak kecil rebutan terus, yok numpang duduk disana " ajak Laura sambil menunjuk bangku yang diduduki Febian, David, dan Alan.

love in my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang