Setelah keluarga Tama pulang dari makan malam dengan keluarga Fernandez. Brina memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Bebannya kini kian bertambah menjadi banyak karena ia akan menikah dengan Brian satu minggu dari sekarang. Ia masih tidak percaya. Apa semua ini nyata? Kalau mimpi tolong bangunkan Brina dari tidurnya! Tapi, sayangnya semua itu nyata.
Brina memandang cincin yang biasa, tapi mewah itu di jari manisnya. Cincin yang di sematkan oleh Brian ketika ia di restoran tadi. Sekarang ia resmi menjadi tunangan Brian. Brina tidak tahu kedepannya ia akan seperti apa jika sudah menikah nanti. Apa ia bisa melaksanakan tugasnya sebagai istri? Padahal Brina masih sekolah? Apakah Brian akan meminta kewajiban Brina sebagai istri untuk melayani Brian? Brina tidak tahu. Yang pasti Brina tidak mau melakukan itu karena dirinya masih seorang pelajar, bukan seperti Brian yang sudah kuliah. Mungkin.
"Gila! Sebentar lagi gue akan melepas masa lajang gue!" Gerutu Brina sambil memandangi cincin di jari manisnya. Cincin yang sangat bagus menurutnya. Dan Brina pastikan pasti harganya mahal. Meskipun Brin tidak tahu.
Drrrrtttt
Ponsel Brina bergetar. Ia segera mengambil ponsel yang ada di sampingnya. Membaca pesan yang sama sekali tidak ia ketahui siapa pengirimnya, membuatnya kesal.
From : Nomor tidak di ketahui
Mlm. Udah tdr?
Brina mengerutkan keningnya melihat pesan yang entah dari siapa itu. Tidak ada pengirimnya.
To : Nomor tidak diketahui
Sp?
"Kampret! Siapa juga malem-malem kirim pesan kayak gitu! Alay banget!" Gumam Brina.
Brina bangun dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi, setelah ia membalas pesannya. Brina ingin mencuci wajahnya. Brina juga mengganti dressnya menjadi baju tidur.
Setelah Brina keluar dari kamar mandi. Ia langsung merebahkan tububnya lagi di atas kasur dan tak lupa ia membuka ponselnya. Membaca balasan dari orang yang tidak di kenalnya.
From : Nomor tidak diketahui
Penggemar beratmu.
"Tai!" Gumam Brina.
To : Nomor tidak diketahui
Lo sp?
From : Nomor tidak diketahui
Org
Brina menyerngitkan dahinya. "Org? Apaan tuh? Organisasi kali ya?!" Gumamnya.
To : Nomor tidak diketahui
Organisasi apaan?
From : Nomor tidak diketahui
Bego! Org, itu ORANG!
"Lah, suruh siapa singkat-singkat pesannya! Ya gue gak tau lah!" Gerutu Brina.
To : Nomor tidak diketahui
Bego itu lo! Di tanya lo sp? Eh, malah gak ngaku! Bego banget sih!
From : Nomor tidak diketahui
W tngn lo!
Brina tertegun membaca pesan yang begitu singkat, tapi memiliki arti bagi Brina. Ia menatap ponselnya tak percaya.
To : Nomor tidak diketahui
Bngst! Bohong banget dah!
From : Nomor tidak diketahui
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Stranger
Teen Fiction-Sabrina Deandra Aditama- Menikah? Dengan orang yang sama sekali gak gue kenali seluk beluknya! Itu adalah mimpi buruk! Tapi itu kenyataan. Bukan mimpi. Dan gue gak bisa lari dari kenyataan. -Brian Jorsey Fernandez- Menikah denganmu.. itulah mimpiku...