2-Bolos

155 8 0
                                    

Seorang perempuan paruh baya berjalan dengan gontai ke kamar anak perempuannya.

Wulan membuka pintu kamar Brina yang tidak di kunci. Ia masuk dan melihat kamar Brina yang berantakan. Jangan tanyakan dimana Brina. Ia masih tidur dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Brina!" Wulan menarik selimut yang melilit tubuh Brina.

"Engh," Brina merubah posisinya dengan membelakangi Wulan.

"Ayo sayang bangun udah siang. Kamu mau terlambat sekolah hah?" Dengan susah payah Wulan membangunkan Brina.

Brina menarik selimutnya sampai ke kepala. "Aku mau bolos!" Gumam Brina di dalam selimut dengan mata yang masih terpejam.

Wulan tahu, kalau Brina masih kesal dengan kejadian semalam. "Ayo sayang, berangkat sekolah ya, abang kamu sudah nunggu, nanti dia telat gimana?" Wulan berusaha menarik selimut Brina agar ia mau bangun.

Deka satu sekolah dengan Brina. Deka sekarang kelas dua belas, sedangkan Brina masih kelas sebelas.

"Brina mau istirahat Ma! Brina lagi gak enak badan Ma." Gumam Brina di balik selimutnya.

Wulan menghembuskan nafas lelah. Mungkin ia ingin istirahat karena kejadian semalam. Wulan memutuskan untuk pergi meninggalkan Brina yang masih tidur.

"Loh, Brina mana Ma?" Tanya Deka, ketika melihat Wulan yang turun dari tangga.

"Dia mau bolos katanya. Nanti izinkan ya, bilang aja kalo dia lagi sakit bang," Jelas Wulan.

Deka tersenyum, "Siap Ma!" Ucapnya sambil mengangkat tangannya hormat.

Tama hanya menggeleng-geleng pelan di balik koran melihat tingkah Deka.

"Yaudah Ma Pa, Deka berangkat dulu." Deka menyalami punggung tangan Wulan dan mencium pipinya. Dan juga Tama.

"Assalammu'alaikum." Teriak Deka.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Wulan dan Tama.

Drrrrrtttt

Ponsel Tama berbunyi. Tama melihat ternyata ada seseorang yang menelfonnya. Tama langsung mengangkat telfon itu.

"Hallo? Assalammu'alaikum."

"......"

"Secepat itu?"

"......."

"Iya, nanti akan saya bilangkan."

"......"

"Iya. Nanti saya akan kesana dengan keluarga saya."

"......"

"Hm, iya."

"......"

"Wa'alaikumsalam."

"Siapa Pa?" Tanya Wulan yang sedang membersihkan meja makan.

"Pak Fernan." Jawab Tama. Wulan hanya tersenyum.

"Kenapa?"

"Mau ngajak kita makan malam bersama dengan keluarganya."

"Udah itu aja?"

"Dan membicarakan tanggal pernikahan. Nanti malam bakal ada acara tunangan. Habis tunangan beberapa hari lagi harus persiapan buat pernikahan," Jelas Tama, kemudian menyesap kopinya.

"Papa berangkat dulu Ma." Pamit Tama.

Wulan langsung menyalami suaminya itu. Tama mencium pipi Wulan.

"Hati-hati di jalan Pa."

Tama mengangguk. "Assalammu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Married With StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang