5-Kezeeelllllllll

121 7 0
                                    

Malam sudah berganti menjadi pagi. Maka sudah saatnya Brina masuk sekolah karena kemarin ia tidak masuk.

Brina membuka ponselnya di atas nakas dan melihat notifikasi yang ada di ponselnya, tapi tidak ada notikasi penting apapun.

Brina langsung meletakan ponselnya sembarangan. Dan ia langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Dan melupakan apa yang terjadi semalam. Seperti, secepat kilat ia melupakan pertengkarannya dan acara tunangan dadakan dengan Brian tadi malam.

Setelah keluar dari kamar mandi ia bersiap-siap untuk memakai seragam sekolahnya dan turun ke bawah untuk sarapan.

Brina turun ke bawah. Ia berhenti dan terdiam di anak tangga terkahir. Lebih tepatnya ia terlonjak kaget. Ketika ia melihat orang yang tidak asing baginya sedang duduk di meja makan, ada di samping abangnya.

"Dek, kenapa diam aja! Sini sarapan!" Tegur Deka melihat Brina yang hanya diam di anak tangga terakhir.

Brina sadar dan langsung menghampiri Deka yang duduk di sebelah Brian.

"Bang ngapain dia ada disini?" Bisik Brina kepada Deka, ketika ia sudah duduk di samping Deka.

Deka menatap datar Brina. "Ya, jemput lo lah! Bego banget sih!"

Brina memutar bola matanya malas. "Yaelah, kan gue mau bareng lo!" Sahut Brina sewot. "Gue gak kenal sama dia! Ntar gue di culik gimana? Lo kan cuma punya adek cuma satu! Yang imutnya gak ada yang nandingin."

"Jarang-jarang lo di antar sama cowok." Ujar Deka datar. "Lagian, buat apa nyulik lo! Gak guna!" Sambungnya.

"Ish kampret lo bang! Emangnya abang gak cowok gitu?" Brina mengerutkan keningnya.

"Tulen!" Ucap Deka kesal.

"Lah, kenapa abang bilang gitu?"

Deka mendecak kesal. "Punya adek goblok banget! Ya Allah!" Deka menonyor kepala Brina.

Wulan yang sedari tadi menatap kedua anaknya yang bertengkar langsung memperingatkan mereka.

"Deka! Brina! Ayo, sarapan dulu! Nanti kalian terlambat!" Tegur Wulan.

Brina dan Deka hanya mengangguk dan mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat.

"Ayo, Brian sarapan dulu," Ucap Wulan lembut menatap Brian yang akan menjadi anak mantu mereka.

Brian mengangguk. "Iya, tante,"

"Eh, jangan panggil tante. Panggil mama!" Perintah Wulan.

Brian hanya tersenyum kikuk.

Brina hampir saja tersedak oleh rotinya, ia tidak menyangka bahwa ada manusia lagi di samping Deka. Ia terlalu asik dengan Deka sampai-sampai tak menyadari ada kehadiran Brian di meja makan. Atau bisa jadi Brina yang sudah kelamaan menjomblo dan ia tidak sadar sekarang ia akan menjadi istri dari Brian.

"Papa mana ma?" Tanya Deka setelah ia meneguk segelas susunya.

"Papa, udah berangkat. Ada meeting katanya," Jelas Wulan sambil menuangkan susu di gelas Brina dan Brian.

Deka hanya membulatkan mulutnya.

Brina selesai sarapan langsung bangkit dari kursinya.

"Ayo, bang!" Ajak Brina.

"Kamu kan berangkat sama aku!" Ujar Brian yang terdengar begitu datar dan dingin. Ia sudah di sebelah Brina.

Brina menepuk jidatnya. "Hehehe, lupa," Brina cecengesan.

"Maklum Yan, udah kelamaan jomblo! Jadinya lupa kalo mau punya suami," Bisik Deka yang berada di samping Brian.

Brian hanya terkekeh mendengar bisikan dari Deka.

Married With StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang