9-Libur/berdua(an)?

181 7 0
                                    

Setelah acara resepsi pernikahan Brina dan Brian kemarin, Brina memutuskan untuk tidak bersekolah ia izin dulu karena lelah seharian full ia harus menyambut tamu-tamu mereka.

Brian dan Brina juga sudah pindah ke apartement milik Brian yang lama tidak ia huni. Mereka sekarang sudah resmi menjadi sepasang suami istri tidak seharusnya mereka masih ikut di rumah orang tuanya.

Tangan kekar Brian masih dengan setia melingkar di perut Brina, meski sudah pagi, tapi mereka masih menikmati tidur mereka karena kelelahan.

Tapi silauan matahari menembus kaca jendela bening yang tertutup gorden menimbulkan cahayanya masuk ke retina mata Brina.

Brina menguap lebar. Ia merasakan ada tangan yang memeluknya. "Aaaahhhh siapa lo?!" Teriak Brina ketika ia sudah bangun dan langsung menyingkirkan tangan itu.

Brian menggumam pelan. Ia jadi ikut terbangun karena teriakan cempreng yang berasal dari istrinya. "Kenapa sih?" Tanya Brian dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.

Brina memandang Brian horor. "Ngapain kamu disini?" Tanya Brina yang masih memandang Brian horor.

Brian menaikan sebelah alisnya. "Kita udah sah! Masih lupa? Dasar masih muda juga udah lupa!" Suara Brian yang datar sambil menonyor kepala istrinya.

Brina mencebik kesal sambil menampar tangan Brian. "Dasar! Pelupa gini juga istri kamu kali!" Sinis Brina.

Brian menghela napasnya pelan. "Iya-iya sayangnya aku." Ucapnya sambil tersenyum manis.

Brina menatap Brian dengan tatapan jijiknya. Alay itulah gambaran Brina tentang Brian saat ini.

Brina bangun dari tidurnya dan menuju ke bawah, sedangkan Brian melanjutkan tidurnya yang tdi sempat terganggu oleh Brina.

Brina sampai di dapur. Ia duduk di kursi bar dapur sambil mengetuk-ngetuk dagunya. "Mau bikin sarapan apa ya?" Gumamnya sendiri.

Setelah sekian lama berpikir akhirnya Brina akan memutuskan membuat nasi goreng karena menurutnya itu mudah dan gampang. Brina meracik bumbunya yang sudah tersedia di kulkas.

Brian menggeliat dan sedikit menggumam. Ia menoleh ke samping, tapi ia tidak menemukan Brina. Brian segera mencari Brina di setiap sudut ruangan.

Aroma menguar dari arah dapur dan itu membuat perut Brian lapar. Brian tahu pasti Brina sedang ada di dapur membuat sarapan. Brian langsung meluncur menuju dapur.

Brian menghampiri Brina. Ia memeluk pinggang istrinya dari belakang. Brina tampak kaget dengan pelukan Brian secara tiba-tiba.

Brian menyerukan wajahnya di leher mulus milik Brina dan membuat Brina geli-geli merinding.

"Ish, bikin kaget tau gak?! Ngapain peluk-peluk segala!" Omel Brina sambil menggoreng nasinya yang akan jadi.

Brian terkekeh kecil. "Udah sah kan?" Ucap Brian santai.

"Iya sih, tapi lepasin dong! Aku masak gak bisa gerak nih." Omel Brina melepaskan tangan Brian yang melingakar di pinggangnya.

Brian mengangkat kedua tangannya menyerah. "Oke-oke, aku lepas." Sambil tersenyum dan duduk di kursi bar dapur.

Setelah bermenit-menit kemudian akhirnya nasi goreng yang di buat oleh Brina sudah jadi. Brina menyediakan dua piring untuk sarapan mereka berdua.

"Nih," Brina menyodorkan nasi gorengnya ke depan Brian.

Brian menoleh pada Brina dan tersenyum.

"Udah di makan jangan senyum-senyum gitu! Aku tahu, aku cantik dari lahir jadi gak usah di lihatin sampai segitunya." Canda Brina dan duduk di samping Brian.

Married With StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang