🐳🐋🐳
"Jangan pernah ngomong sama gue di sekolah. Jangan lirik gue. Jangan samperin gue. Jangan banyak tanya, nurut aja!"
🦀🧀🦀
Itu adalah kata-kata sadis kedua dari Navy yang kuterima setelah dia bilang benci senyumanku. Ha. Kata-kata yang jelas tak mempan padaku.
Aku tetap menghampirinya. Menyapanya.
Hingga akhirnya Navy kesal dan mulai menindasku secara fisik. Dia pikir aku akan menyerah, tapi itu takkan terjadi.
🏵🏵🐞
Setelah diguyur Navy, hari ini aku seperti pendosa besar. Gerak gerikku diperhatikan satu angkatan. Khususnya, beberapa cewek. Jelas bukan dengan tatapan cinta.
"Lo siapanya Navy sih?" tanya seorang gadis yang bahkan aku lupa namanya.
"Em. Tetangga? Temen ngedot bareng? Temen main tanah jaman dahulu kala? Temen main gundu?" Dia masih menatapku tak puas. "Temen main karet?"
"Jangan bercanda!"
"Elo yang jangan bercanda."
Navy tiba-tiba muncul dari antah berantah, mendorongku ke samping hingga teman satu gengnya terpaksa menangkapku yang oleng.
Tapi cowok itu sama sekali tidak berkata apa-apa padaku dan malah menyeret gadis yang menghadangku tadi.
"Dari Navy."
Teman Navy memberikan sebungkus permen padaku. Aku tersenyum, tapi ternyata segelnya sudah terbuka. Hebatnya lagi, isinya bukan permen melainkan kerikil.
Aku melempar permen kawe itu dengan kesal.
Heran kenapa Navy memiliki begitu banyak ide untuk mengusiliku.
Eh, sebentar. Kayaknya cewek yang diseret itu mirip sama salah satu cewek yang lihat aku diguyur Navy, deh?
🍹
"Cian tuh kalau dibilangin nggak pernah nurut! Gue harus nyiram dia pake air keran biar dia nggak kena siram air selokan plus sampah dari cewek-cewek stalker itu. Dasar cewek repotin!"
Navy, 17 tahun.
Punya prinsip mending dia yang buli Cian daripada orang lain.🍜🍥🍜
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [antara Cian & Navy] : ON HOLD
KurzgeschichtenMaaf, ceritanya on hold karena banyak hal ^^ . Navy itu jahat. Sering nindas Cian. Guyur cewek itu pake seember air. Ngusir Cian pas malem-malem. Pokoknya, super tega. Tapi Cian nggak pernah bener-bener marah sama cowok itu. Soalnya, saat kecil dulu...