» Cian Sakit Gigi

12K 1.9K 195
                                    

🏣🏤🏣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏣🏤🏣

"Besok-besok gue cabut gigi lo pake tang!"

💉💊💉

Bibirku mengerucut. Aku habis makan daging kurban dan dagingnya nyangkut di sana sini. Aku sudah berusaha mencongkelnya. Semua usahaku gagal.

Mulai dari tugi (tusuk gigi), jarum, bahkan penjepit bulu ketek pun mampir di gigiku. Rasanya agak kecut-pahit. Habisnya, sakit banget dan aku nggak kuat lagi pas lihat ludahku berdarah.

Jadi, aku lari ke Navy.

"Trus ngapa lo ke sini?"

"Pengin minta anterin ke dokter. Boleh ya, ya?"

"Nggak berfaedah banget nganterin elo."

"Kalau nggak dianterin nanti aku gentayangin kamu tujuh turunan, mulai dari sesi kawin sampe boker! Lebih serem daripada didatengin mantan, kan?!"

Teman-teman Navy tertawa. Kebanyakan mereka meledek. Aku langsung menyodok perut salah satunya dengan ujung payung nenekku. Payung panjang yang bisa dialihfungsikan menjadi tongkat.

"Eh, si cebol kurang aj--"

Kata-katanya berhenti ketika Navy berdiri di depanku. Menghadang.

"Gue udah peringatin."

"Minggir. Lo kira nikmat bekas operasi kena sodok payung nini-nini?"

Navy tinggi banget. Aku nggak bisa lihat apa yang terjadi diantara mereka saat saling bungkam. Tapi yang jelas, beberapa saat kemudian Navy menaikkanku ke atas motornya.

Dan selagi motor melaju, aku dihadiahi jari tengah oleh temannya yang kusodok tadi.

Kubalas dengan melet.

🚨🚶🚶

"Loh, katanya Navy mau ngais tanah?"

"Nyangkul. Beda sama ngais."

"Sama aja ih," ucapku sambil terkekeh, lalu naik ke motornya. "Emang kamu mau nanem apa lagi di halaman?"

Setibanya di dokter gigi, Navy bilang akan langsung pulang untuk mengurus halaman. Tapi ternyata cowok itu malah menungguku.

"Nanem otak lo biar tumbuh kembangnya normal."

Aku cemberut selagi motor melaju. Navy tak bicara, jadi aku hanya memandangi jalanan. Sampai tiba di suatu tanah lapang, terlihat jelas matahari mulai bergerak turun.

"Navy! Ada sunset!" teriakku girang, sampai berdiri di motor.

Tangan Navy refleks terjulur ke belakang untuk memegangiku. "Bahaya, woi! Tiap hari juga ada sunset, ngapain dilihatin! Norak!"

"Tapi baguuus."

Cowok itu akhirmya berhenti dan menungguiku yang memandangi matahari tenggelam.

Navy super kesal.

Tapi, salah satu impianku terkabul.

Memandang sunset bersama Navy.

🌇

"Tante, Cian jangan dikasih makan daging banyak-banyak, sih! Biarin aja kecil gitu."

Navy, 17 tahun.
Punya hasrat terpendam untuk nyimpen Cian di lemari. Biar nggak ilang.

🐓🐔🐓

23 September 2017. Mungkin cerita ini alurnya gaje. Iya, kuakui. Namanya juga cerita iseng. Bener-bener iseng. Ahahaha. Tapi, moga kalian syuka 😆💝💝

BIRU [antara Cian & Navy] : ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang