☔☔💧
"Semoga lo nggak balik-balik lagi."
🌧🌫🌧
Aku melotot.
Moka tertawa mendengar pengusiran tersebut.
"Navy ih, jahat banget," kataku kesal sembari menyikut Navy.
"Karena orang baik sering menderita," sahutnya sembari mengangkat dagu. Tengil.
Kali ini Moka menepuk-nepuk pundak Navy. "Lo adalah orang pertama yang akan gue hubungi pertama kali kalau balik ke Indo lagi, Nav."
"Gue nggak sudi nerima lo."
Aku menyikut Navy lagi. Kali ini dengan wajah super kesal. Navy ini kenapa sih? Sensi banget sama Moka. Apa dia lagi PMS?
"Nanti kita ketemu lagi ya, Cian."
"Iya--"
"Nggak. Gue pastiin lo nggak akan ketemu Cian lagi."
Navy dengan cepat memotong ucapanku.
"Moka nanti hubungi aku aja, ya! Jangan kasihtau Navy, oke?" Aku ingin mendekati Moka, tapi Navy masih menahanku di jepitan lengannya.
"Centil banget sih lo."
Aku mendelik. "Biarin ngapa, suka-suka aku!"
🍪🍩🍪
Setelah menjepitku sekencang itu, Navy melepaskan tautan tangannya di leherku begitu saja lalu berjalan santai ke parkiran motor. Aku ditinggal.
"Navy kalau nggak suka sama Moka ya nggak usah ikut aku kan bisa."
Navy mengambil helm dan memberikannya padaku.
"Aku kan jadi nggak enak sama Moka."
Cowok itu masih bungkam. Ajaibnya lagi aku malah nurut naik ke motor ketika Navy memerintahkan lewat mata.
"Lain kali Navy jangan gitu lagi! Coba kalau kamu di posisi Moka. Gimana coba?"
"Lah bodo amat."
Sumpah. Jawaban yang super ngeselin!
"Navy kenapa, siiih?!"
🐄🐮🐄
Setelah memarkirkan motor di garasi, Navy menggiringku menuju salah satu sudut taman rumahnya. Keningku berkerut ketika cowok itu membuka kran. Air langsung mengucur dari sana.
"Sini."
"Ngapain?" Dia menarik kedua tanganku mendekati aliran air. "Tanganku bersih kok Nav, kan nggak abis main tanah."
"Tadi abis dipegang Moka."
Aku langsung menginjak kakinya. "Moka nggak ngidap penyakit menular!"
Navy mengabaikan.
"Navy kenapa sih--gihtuh amathh samhah Mokhah?"
Kali ini mukaku yang menjadi sasaran. Jidatku digosok-gosok Navy dengan ibu jari, mataku dipencet-pencet hingga ditarik bagian ujungnya. Pipiku pun tak luput dari jamahan telapak tangannya.
"Navy kenapa nggak pernah dengerin aku?" tanyaku ketika ia berhenti bergerak, tangannya menangkup wajahku.
"Gue denger." Maniknya masih menatapku lekat.
"Trus kenapa diem aja nggak ngerespon?"
Dia masih bungkam.
"Kan, aku didiemin lagi!"
Cowok itu mengembuskan napas panjang.
"Nav?" tanyaku, karena dia hanya diam mengusap-usap pipiku. Tepat di bagian berjerawat. "Kamu kenapa?"
Tuss.
Meletus.
Jerawatku dipecahin Navy!
"Sakit, weeei!" teriakku kencang ketika cowok itu melenggang pergi masuk ke rumah tanpa dosa.
🐓
"Perlu bersihin Cian pake tanah nggak, ya? Kali aja sisa-sisa Moka ilang dari ingatannya."
Navy, 17 tahun.
Berniat konsultasi sama pakar cinta biar bisa merebut hati Cian.🐏🐑🐏
02 Oktober 2017. Kira-kira, gimana usaha Navy buat dapetin kepekaan Cian? Hahahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [antara Cian & Navy] : ON HOLD
Historia CortaMaaf, ceritanya on hold karena banyak hal ^^ . Navy itu jahat. Sering nindas Cian. Guyur cewek itu pake seember air. Ngusir Cian pas malem-malem. Pokoknya, super tega. Tapi Cian nggak pernah bener-bener marah sama cowok itu. Soalnya, saat kecil dulu...