3

26.4K 1.3K 58
                                    


"Lo serius sama Audrey?" pertanyaan Toni membuat Raihan yang sedari tadi fokus dengan berkasnya kini menghadap teman sekaligus rekan kerjanya itu.

"Maksud lo?"

"Lo tau lah maksud gue."

Raihan menghela nafas pelan.
"Gue sayang sama Audrey. Emang kenapa?"

"Sayang dalam arti dia sahabat anak lo atau emang lo sayang dia sebagai cewek?"

"Sayang gue ke Kirana dan sayang gue ke Audrey jelas beda Ton."

"Bedanya? "

"Ya beda."

"Ya bedanya apa?" Toni gemas mendengar jawaban Raihan yang bertele-tele.

Raihan diam. Bukan tidak bisa menjawab pertanyaan Toni. Tapi terlalu banyak perbedaan perasaan antara dirinya pada anaknya juga pada Audrey. Dan Raihan yakin itu bukan perasaan main-main.

"Gue cuma mau ngingetin satu hal sama lo bang." Raihan mengangkat alisnya. Jika Toni sudah memanggil dirinya dengan sebutan seperti itu artinya Toni sedang serius.

"Lo udah tiga puluh lima sekarang bang, hampir tiga lima. Udah bukan waktunya main-main. Apalagi sama ABG yang seumuran sama anak lo. Lo inget tante Dewi udah tua, dia nggak bisa ngurus lo sama anak lo terus-terusan. Lo juga harus inget, Kirana butuh sosok dimana dia bisa, ehm.. Istilahnya mencurahkan isi hati dia. Yang mungkin sekarang lagi deket sama cowok, butuh nasehat waktu berantem sama sahabatnya mungkin. Pekerjaan sepele yang lo belum tentu bisa nyediain waktu lo buat Kirana semisal lo harus lembur, seharian di kantor, atau lo harus keluar kota. Dan lo butuh wanita yang bisa itu bang, bisa ngurus anak lo, bisa ngurus nyokap lo pas nanti nyokap lo makin tua."

Raihan diam mendengarkan perkataan Toni.

"Dan gue nggak yakin perasan Audrey ke elo bang."

"Maksud lo?"

"Ck.. Maksud lo maksud lo."

"Gini ya bang, lo yakin yang dirasain Audrey ke elo itu cinta?"

Raihan mengerutkan kening bingung.

"Bukan obsesi dia aja? "

"Lo ngomong apa sih Ton?"

"Bang.. Sorry sebelumnya. Lo cerita kalau Audrey nggak punya papa kan? Papanya meninggal karena kecelakaan waktu dia SMP?"
Raihan mengangguk.

"Lo bilang Audrey dibenci sama mamanya gara-gara kecelakaan yang bikin papa, nenek sama kakeknya meninggal?" Raihan kembali mengangguk.

"Lo juga pernah cerita ke gue, kalo Audrey pernah bilang sifat lo kayak sifat bokapnya dia." Reihan mengangguk kesekian kalinya.

"Gue rasa Audrey cuma obsesi sama lo deh. Gini ya, gue cuma ngerasa Audrey nyaman sama lo karena lo punya sifat yang kata dia mirip sama papanya."

Raihan mengusap wajahnya kasar.
"Enggak. Audrey sama sekali nggak ngeliat gue sebagai bokapnya."

Toni mendengus kasar.
"Gue mau tanya deh sama lo bang. Lo kalo sama Audrey gitu, nggak kebayang apa, gimana kalo anak lo pacaran sama orang yang jauh lebih tua dari dia?"

Raihan hendak menjawab namun bunyi ponsel lebih dulu menyita perhatiannya.

A. : Mas, hari ini aku ke apartemen. Mau nginep. Mas kesini nggak?

"Audrey?" wajah Toni menyembul dibelakang Raihan.

"Apaan sih lo?"

"Apartemen??"

LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang